Dibalik Bakat Akuntansi Membuka Peluang Bisnis di Sektor Pariwisata dan Kuliner
Pria asal Pecatu, Kuta Selatan, I Wayan Eka Artana memiliki minat yang sedikit berbeda. Meski tinggal di wilayah yang berpotensi akan pariwisata, ia justru lebih memiliki hobi dalam bidang akuntansi. Sayangnya ia tak diterima di jurusan tersebut, sehingga membawanya masuk ke pariwisata sebagai alternatif karena harapan yang tak selalu sesuai dengan kenyataan.
Eka Artana bisa dikatakan mewarisi bakat dan jiwa usaha ibunya, yang mana memiliki usaha dagang, sedangkan ayah bekerja sebagai sopir pariwisata. Namun setelah tamat SMA, saat akan melanjutkan ke jurusan Akuntansi, ia tak berhasil lolos, ia kemudian beralih ke jurusan D3 Perhotelan, di Politeknik Negeri Bali.
Setelah menyelesaikan masa studi di universitas, Eka Artana sempat istirahat sebentar sebelum menentukan langkah selanjutnya. Hingga suatu saat ada lowongan pelatihan di LPD di Pecatu. Karena latar belakang jurusan yang tak sesuai dengan lingkup pekerjaan di perbankan, ia sempat ragu untuk mengikutinya. Namun teringat kembali akan hobinya dalam Akuntansi, akhirnya ia bergabung dan menjalani pelatihan selama enam bulan. Melihat ketekunan dalam pelatihan tersebut, pihak LPD lantas mengangkat Eka Artana sebagai pegawai kontrak selama dua tahun, hingga mantap menjadi staf kredit sudah selama 10 tahun sampai saat ini. Semenjak kehadirannya dan bergabung dengan tim yang solid, dengan bangga ia menyaksikan pertumbuhan LPD Pecatu secara signifikan dari segi laba. Terinspirasi oleh pencapaian yang diraih LPD tersebut, ia pun terpacu untuk melanjutkan kuliah lagi di Fakultas Ekonomi, di STIMI Handayani dalam Program Ekstensi.
Memasuki kehidupan rumah tangga, Eka Artana dan istri sadar akan tak bisa bergantung pada pembiayaan dari karyawan saja. Mereka akhirnya nekad untuk merintis usaha pertama mereka, berupa penginapan bertema homestay dengan dua kamar. Mengingat tempat tinggal mereka yang terletak di pariwisata, mereka melihat peluang yang menjanjikan tersebut. Dengan modal nekad dan semangat, meski tak memiliki relasi pariwisata apalagi para tamu, dukungan keluarga tak kalah sangat berarti dalam perjalanan awal bisnis mereka.
Perjuangan Eka Artana dan istri tak sia-sia, terbukti dengan tingkat okupansi penginapan “Kubu NyangNyang” yang terdiri atas fasilitas kebun, kolam renang tersebut, sampai di angka 98% setiap bulannya, dengan minimal 90%. Berjalannya waktu, homestay tersebut berkembang menjadi lima kamar yang semakin diminati wisatawan. Namun saat pandemi Covid-19, seperti halnya pemiliki bisnis pariwisata lainnya, penginapan mereka mengalami penurunan pengunjung yang drastis.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, Eka Artana kembali harus memberanikan diri membuka peluang bisnis lainnya, ia putuskan membuka coffee shop, “Three Steps Coffee” yang berlokasi di Jl. Raya Uluwatu Pecatu no. 500, Pecatu, Kuta Selatan, yang masih jarang dibuka di daerah tersebut. Ia berharap mampu membiayai operasional penginapan dan memenuhi kebutuhan lainnya, melalui bisnis coffee shop tersebut.