Menyatukan Kekuatan Keluarga Menuju Kesuksesan Bersama

Kekompakan keluarga Ni Wayan Sri Darmawati tidak hanya terlihat dalam keluarga inti, tetapi juga melibatkan keluarga besar. Mereka bersama-sama merintis bisnis di bidang fasilitas kesehatan dan kebugaran. Tiada rasa iri dan dengki, yang sering menjadi momok menakutkan dalam keluarga. Yang ada hanyalah sikap saling mendukung dan saling merangkul untuk menghindari kecemburuan. Bagaimana Ni Wayan Sri Darmawati bisa memelihara suasana positif dalam keluarganya? Ternyata, semuanya berpangkal dari didikan orang tua, khususnya mendiang ayahnya.

Keluarga adalah sekolah pertama bagi Sri Darmawati. Sejak usia belia, dengan kompak orang tuanya begitu keras mendidiknya agar terampil mengerjakan pekerjaan rumah tangga, sehingga ia menjadi wanita yang mandiri, terlebih setelah berumah tangga nanti. Sebagai anak sulung, pengalamannya dalam mengerjakan pekerjaan domestik tidak bisa dipisahkan dari pembangunan karakter dan kesuksesannya saat ini. Ia menuturkan, sejak usia anak-anak, ia sudah memiliki tanggung jawab memelihara babi, memasak, hingga pergi ke sawah sebelum berangkat sekolah. Sementara itu, orang tuanya sibuk banting tulang membangun pondasi ekonomi keluarga. Kerja keras mereka pun terbayarkan, dengan keberhasilan ayahnya menjadi saudagar padi dan ibunya menjadi saudagar kedelai. Namun, ada cerita yang sedikit berbeda, ia sempat kurang didukung untuk melanjutkan kuliah di luar Belayu. Praduganya, ayahnya khawatir jikalau ia bertemu jodoh di luar Belayu, yang kemungkinan tidak mendapatkan sentana (pihak laki-laki masuk ke keluarga perempuan). Sebagai kompensasi, ayahnya membelikannya sebuah artshop untuk dikelolanya setelah ia merampungkan pendidikan SMEA.

Setelah Sri Darmawati mendapatkan sentana, barulah ayahnya merasa lega dan mengizinkannya untuk melanjutkan kuliah di IKIP Saraswati Tabanan, sesuai dengan cita-citanya, yang sejak dulu ingin menjadi guru. Tamat pada tahun 2007, ia kemudian mengajar di SMP 2 Marga dan aktif hingga sekarang. Ia juga sempat mengajar di SMK Kesehatan Bali Medika pada tahun 2011. Dukungan ayahnya dalam karier kedua putrinya tak berhenti sampai di sana. Beliau memberikan semangat kepada adik Sri Darmawati hingga berhasil menempuh profesi kebidanan, serta terus mendorong Sri Darmawati hingga akhirnya lulus CPNS setelah delapan kali gagal. “Ayah selalu membanggakan kedua putrinya dengan memberikan dudkungan-dukungan kepada kami. Beliau selalu percaya bahwa kami pasti bisa dan tidak pernah menyepelekan anak-anaknya,” ujar Sri Darmawati.

Kesuksesan ayah dan ibu dalam berdagang menurun ke kepribadian Sri Darmawati. Sambil menjadi guru dan mengelola artshop, ia bersama keluarga besar berinisiatif mendirikan klinik untuk memfasilitasi adiknya yang seorang bidan, suami adik yang merupakan dokter kandungan, dan kerabat lain yang berprofesi pekerja kerah putih. Klinik tersebut didirikan pada tahun 2016, ketika fasilitas kesehatan di kawasan tersebut masih belum seriuh sekarang. Puncaknya, di masa pandemi Covid-19, klinik tersebut ramai didatangi karena masyarakat yang dihantui kekhawatiran untuk pergi ke rumah sakit. Di tengah kebutuhan masyarakat akan klinik tersebut, Sri Darmawati dan keluarga memutuskan untuk memperluas klinik dengan fasilitas tambahan.

Semenjak pandemi menyeruak, masyarakat semakin sadar akan pentingnya kesehatan. Terlebih lagi, adik ipar yang notabene berprofesi sebagai dokter kandungan dan sangat suka berolahraga terpanggil untuk membuka fasilitas kebugaran. Fasilitas kebugaran yang didirikan di atas lahan paman Sri Darmawati ini, juga bertujuan untuk merangkul keluarga yang di luar spesifikasi bidang kesehatan, agar turut menjadi bagian dari kesuksesan bisnis keluarga. Sebelum didirikan, pamannya dengan sukarela mengatakan bahwa jika bisnis kebugaran tersebut tidak berjalan, tidak perlu membayar uang sewa. Syukurnya, setelah dipimpin pengelolaannya oleh Sri Darmawati, bisnis bernama “My Fit Studio & Fitness Centre” tersebut disambut hangat oleh pecinta olahraga fitness maupun aerobik. Selama pandemi, My Fit Studio & Fitness Centre pun tidak pernah tutup total, hanya membatasi jumlah pengunjung dengan penerapan protokol Kesehatan yang ketat.

Bersama keluarga besar dalam membangun bisnis seringkali diragukan keprofesionalismenya, namun Sri Darmawati memiliki pandangan yang berbeda. Ia percaya bahwa setiap anggota keluarga yang terlibat memiliki peran penting dalam kesuksesan ini, dan kebersamaan serta solidaritas yang dimiliki adalah kekuatan terbesar bisnis keluarga. “Harapan saya adalah My Fit Studio & Fitness Centre tidak hanya menjadi tempat kebugaran yang diminati, tetapi juga menjadi simbol dedikasi dan persatuan keluarga kami. Semoga kami terus dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, menjaga kualitas dan inovasi dalam setiap aspek bisnis-bisnis yang kami bangun, dan pada akhirnya memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!