Mantan Pramugari yang Pensiun dari Udara ke Bisnis Salon & Day Spa

Agustin telah terbiasa bekerja sejak masa kuliah. Dikarenakan ia tumbuh dalam keluarga yang pekerjaan ayahnya hanya mengandalkan satu taksi yang beroperasi di bandara untuk membiayai kebutuhan keluarga. Dari penghasilan tersebut, ayahnya berhasil menyokong pendidikan Agustin dan dua kakaknya hingga SMA. Setelah lulus, ia terdorong untuk melanjutkan kuliah sambil bekerja, terinspirasi oleh yang dilakukan kakakkakaknya sebelumnya.

Agustin

Tak tanggung-tanggung, bahkan sempat kaget juga, Agustin berhasil diterima sebagai pramugari di maskapai dengan motto Bali is Our Home. Setelah menjalani tiga bulan pelatihan, ia pun langsung bekerja. Namun, akibat jadwal kerja yang padat, ia tidak dapat mengikuti perkuliahan secara reguler. Alhasil, ia sempat dipanggil oleh pihak kampus karena terlalu lama cuti. Ia kemudian diberikan pilihan, antara melanjutkan kuliah atau pindah ke kampus lain yang bisa mengimbangi pekerjaannya. Akhirnya, ia memutuskan pindah ke Universitas Warmadewa, di Fakultas Hukum. Keputusan ini adalah bukti kesungguhannya untuk terus belajar dan bekerja, meski tantangannya cukup besar.

Karena maskapai tersebut mengalami kebangkrutan akibat peristiwa Bom Bali II pada tahun 2005, Agustin hanya bekerja selama tiga tahun. Tak membutuhkan waktu lama untuk menemukan pekerjaan baru, ia kemudian ke sektor perbankan sebagai Customer Service, namun merasa kurang pas dan hanya bertahan kurang dari setahun. Setelah itu, Agustin kembali ke industri penerbangan, di salah satu maskapai penerbangan swasta yang memiliki rute penerbangan yang cukup padat. Ia mengaku tak kuat dengan beban kerja tersebut dan hanya bertahan 1,5 tahun. Kemudian ia beralih ke maskapai plat merah, sebelum akhirnya berhenti dari pekerjaannya dan menikah pada usia 29 tahun.

Setelah kelahiran anak pertamanya, Agustin berkomitmen untuk menyelesaikan kuliahnya. Setelah berjuang selama tiga tahun, ia akhirnya berhasil meraih gelar sarjana. Namun seiring dengan bertambahnya usia, Agustin juga memiliki kewajiban untuk merawat keempat anaknya yang masih kecil-kecil. Hal ini membuatnya sulit utuk kembali bekerja di sebuah perusahaan seperti kebiasaannya menjadi wanita karier. Setelah berunding dengan suami, Agustin didukung untuk menciptakan peluang baru dengan mendirikan bisnis layanan spa, pada tahun 2018.

Salah satu misi dari salon yang beroperasi di Jl. Tukad Languan No.20A, Denpasar Barat ini adalah memastikan bahwa perawatan kecantikan dapat diakses oleh semua kalangan, dengan menawarkan harga yang terjangkau dan fasilitas yang berkualitas. Awalnya banyak masyarakat yang meragukan hal ini saat melihat tampilan luar salon yang cukup elegan dan mengira bahwa layanan spa tersebut mungkin mahal. Namun setelah Agustin melakukan promosi di media sosial, masyarakat mulai mengenal lebih dekat, terlebih setelah merasakan secara langsung pelayanan yang didapat. Dengan sendirinya mereka pun merekomendasikan spa ini ke rekan-rekan mereka.

Bisnis yang awalnya hanya melayani spa dengan terdiri atas dua ruangan untuk layanan pijat yang dikerjakan dua karyawan, kini telah berkembang dengan nama Cempaka Salon & Day Spa berkat masukan dari pengunjung. Agustin pun menambah layanan hair treatment dan facial, berdasarkan saran dari pelanggannya. Selain itu yang tak kalah penting, Agustin sangat tegas dalam menjaga citra salon ini sebagai tempat perawatan yang positif dan tidak menyediakan layanan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bisnis mereka, karena ia bercitacita untuk membuka cabang Cempaka Salon & Day Spa selanjutnya. Dengan demkian, besar harapannya untuk terus menghadirkan layanan berkualitas kepada lebih banyak orang di berbagai lokasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!