Kolaborasi Generasi Hadapi Perubahan dan Pertahankan Kesuksesan Bisnis
Dua generasi yang berbeda dengan tantangan dan pengalaman yang unik, menceritakan kisah sukses mereka melalui perusahaan keluarga, PT Visa 4 Bali. Rolly Agustinus Diang, sebagai Co-Founder, memulai perusahaan ini dari dasar. Dalam dekapan ekonomi yang sulit, Rolly bekerja keras dalam menghadapi tantangan berat untuk menghidupkan bisnisnya. Seiring berjalannya waktu, perusahaan ini kemudian diteruskan kepada Deviyantry Verenika Diang, yang memasuki bisnis dengan privilege (hak istimewa) yang tidak dimiliki oleh sang ayah pada awalnya. Pertanyaannya adalah, bagaimana kedua generasi ini bekerja sama untuk mempertahankan dan mengembangkan perusahaan ini menjadi lebih luas?
Awal perjuangan Rolly menjalani periode merantau ke Jakarta sejak tahun 2002 hingga 2005. Tiga tahun yang ia habiskan di ibukota merupakan periode sulit dalam hidupnya, terutama karena ia sudah memiliki tanggung jawab besar sebagai kepala keluarga. Ia pernah bekerja sebagai kondektur di penggilingan batu, menjadi tukang kebun, bahkan mencoba membuka usaha bersama istrinya, namun situasi ekonominya belum juga membaik. Ketika Devi lahir, putri sulungnya pun hanya bisa minum air tajin karena kesulitan ASI ibunya yang tidak lancar. Rolly pun ambil langkah lebih berani lagi, ia menyetujui ajakan bibinya untuk berangkat ke Bali, dengan harapan bahwa Bali akan membawa perubahan yang lebih baik dalam hidup mereka.
Setiba di Bali, Rolly harus bekerja dalam berbagai pekerjaan serabutan untuk mencari penghidupan. Ia mulai mengantar tamu dengan keterampilan Bahasa Inggris yang masih terbatas. Seiring berjalannya waktu, jumlah tamu yang menggunakan jasanya semakin bertambah, hal ini membuatnya berani untuk mencicil rumah, apalagi saat itu uang muka masih tergolong terjangkau hanya sekitar Rp30 jutaan. Namun, meskipun bekerja sebagai pemandu wisata, penghasilan Rolly bisa dikatakan belum pasti. Di tengah tantangan tersebut, ia mencari tambahan untuk mengatasi kesulitan finansial. Salah satu cara yang ia lakukan adalah dengan menjual sandal sembari mengantar tamu. Sampai akhirnya selama berkecimpung sebagai pemandu wisata, Rolly mulai mendengar tentang peluang bisnis agen visa. Ia melihat potensi dalam bisnis tersebut dan mulai membantu sebagai penyalur visa. Ia bahkan menjadi sponsor dengan meminjamkan KTP-nya secara gratis kepada para tamu, tanpa memikirkan risiko apapun. Akhirnya, ada seorang wisatawan yang memberikan bayaran sebesar Rp250 ribu per dokumen. Dari situlah keadaan ekonomi Rolly dan keluarga mulai membaik pada tahun 2013. Ia mulai mengajak istri untuk belajar Bahasa Inggris dan membentuk grup untuk menjelajahi daerah Canggu dan kawasan wisata lainnya, demi memperkenalkan bisnis jasanya. Dengan uang yang terkumpul, Rolly mulai merenovasi rumah dari penghasilan sekitar Rp700 ribu per hari.
Rolly juga memanfaatkan popularitas bisnis agen visa nya dengan memperluas usaha ke penyewaan sepeda motor. Namun, sepeda motor yang disewakan bukanlah kepunyaannya sendiri, melainkan ia membantu warga setempat dalam menyewakan motor mereka. Lebih dari itu, ia juga membuat terobosan baru dalam menciptakan perangkat untuk meletakkan papan seluncur di motor dan menyediakan ban serep. Dalam upaya perkenalan, strategi Rolly memberikan penawaran gratis pun sempat dilakukan di awal, dengan syarat mereka merekomendasikan bisnis sewa motornya kepada teman-teman mereka. Akhirnya, didirikan CV untuk mengelola usaha penyalur visa dan penyewaan motor. Sayangnya, karena Rolly lebih fokus pada bisnis agen visa, hingga penyewaan motor dikelola orang lain, akhirnya bisnis sewa motor hanya bertahan setahun.
Sementara bisnis agen visa masih berjalan dan telah mengontrak lokasi yang sederhana. Pada tahun 2015, Rolly mengambil langkah penting untuk mengembangkan bisnisnya dan membangun citra profesional yang lebih kuat dengan mengubah status bisnisnya menjadi PT, dengan nama PT Visa 4 Bali.
Dari nama perusahan yang baru ini, Rolly mendapatkan inspirasi untuk membagi bisnisnya menjadi empat grup yang berbeda, yang mencakup “Visa 4 Bali Jakarta” yang bertujuan untuk mensponsori lisensi khusus KITAS (Kartu Izin Tinggal Terbatas) bagi tenaga kerja asing; “Visa 4 Bali Luwuk” yang fokus pada Retirement Visa C-319 dan usaha agen perjalanan wisata; “Visa 4 Bali Jakarta Timur” yang didedikasikan untuk mendukung pesepakbola dan “Visa 4 Bali” yang umum berfokus pada pelayanan visa untuk para wisatawan.
Bergabungnya Devi ke Perusahaan
Devi memulai perjalanannya dengan Visa 4 Bali, dua bulan sebelum pandemi Covid-19 melanda. Saat kuliahnya diliburkan, ia semakin didukung oleh orang tuanya untuk mendalami bisnis ini dengan serius dan terjun langsung ke lapangan. Devi menyadari bahwa kendati ia memiliki pemahaman umum tentang bisnis tersebut, pengalaman langsung akan memberikan perspektif yang lebih berharga. Devi kemudian mempelajari semua aspek bisnis ini dengan lebih mendalam. Misalnya, ia menghabiskan dua bulan pertama dalam pengurusan dokumen, kemudian dua bulan berikutnya di divisi visa, dan seterusnya hingga ia meresapi semua aspek bisnis ini. Devi tumbuh bersama rekan-rekan kerja dan memahami seluk-beluk dari setiap divisi, sehingga ia memiliki pemahaman komprehensif tentang cara bisnis tersebut beroperasi.
Sebagai generasi X yang dianggap telah melalui berbagai tantangan dan perubahan dalam dunia kerja, kehadiran generasi Z seperti Devi di Visa 4 Bali menjadi angin segar dan Rolly mengungkapkan telah terjadi perubahan signifikan pada kinerja perusahaan sebanyak 25% semenjak Devi bergabung. Terutama dalam hal mengorganisasir perusahaan dan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris. Ini merupakan hal yang penting, karena pada awal perjalanan bisnis, Rolly dan istrinya pernah mengalami kendala dalam hal tersebut. Berkat prestasinya, Devi kemudian diamanahkan orang tua untuk memegang posisi Direktur Operasional PT Visa 4 Bali. Devi bahkan meraih penghargaan “Succesfull Women Award 2023” kategori “Succesfull Women Entrepreneur Award 2023”.
Akhir kata, Devi berharap bisa memanfaatkan privilege yang datang berkat orang tuanya untuk terus mendorong pertumbuhan Visa 4 Bali dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Terlebih lagi, ia begitu menghargai perjuangan keras orang tuanya saat merintis bisnis tanpa memiliki privilege yang ia nikmati sekarang. Devi pun merasa bertanggung jawab dan bertekad untuk tidak membiarkan perusahaan ini gagal selama di bawah kepemimpinannya. Sebelum mengakhiri wawancara, Devi memberikan pesan atas pengalamannya kepada generasi muda yang juga sama seperti dirinya, agar tidak menganggap privilege sebagai sesuatu yang enteng. Dalam hidup, proses selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan. Hanya dengan menghargai dan menjalani proses tersebut, kita dapat benar-benar memanfaatkan privilege dengan bijaksana dan meraih kesuksesan sejati.