Berhasil Menyulap Kamar Kosong Menjadi Homestay

Erupsi Gunung Agung pada tahun 2017 yang sempat melanda Bali pada saat itu mengakibatkan banyaknya masyarakat yang tinggal di sekitar kaki gunung pergi untuk mengungsi. Namun, pasca bencana alam tersebut, justru mengundang para pendaki untuk datang mencari tahu seperti apa keadaan gunung pada saat itu. Hal itu menjadi peluang bagi I Kadek Bagus Saputra untuk mewujudkan ide dari ayahnya dengan memanfaatkan sebuah kamar kosong untuk dijadikan penginapan untuk para pendaki. Seiring waktu, penginapan tersebut mulai berkembang dan diberi nama Besakih Homestay & Villa. Kini penginapan tersebut menjadi yang pertama didirikan dengan pemandangan Gunung Agung dan menjadi salah satu penginapan terbaik yang didirikan di desa pada masa itu.

Tak dapat dipungkiri bahwa melihat pencapaian yang selama ini diraih usai melewati proses, semua itu tidak terlepas dari peran serta keluarga di dalamnya. Pria yang biasa disapa Bagus ini merupakan anak kedua dari tiga bersaudara kelahiran tahun 1997. Secara ekonomi, Bagus dibesarkan dalam keluarga berkecukupan. Ayahnya merupakan seorang wirausahawan yang hampir setiap harinya disibukkan dengan kegiatan mengurus sebuah koperasi yang dikenal dengan nama Koperasi Wanasari Besakih. Dalam hal mendidik karakternya, sosok ibu yang paling memegang peranan penting. Meskipun diberikan kebebasan oleh ibunya, ia diminta tegas dalam memilih dan memutuskan apa yang ingin ia gapai dalam hidup dan berani untuk bertanggung jawab atas keputusan yang ia ambil terutama bagi dirinya sendiri.

Seperti anak-anak pada umumnya, Bagus melewati masa kecilnya di desa yang terletak dekat dengan Gunung Agung. Setiap hari ia harus menempuh jarak 300 meter melalui jalan tanjakan menuju sekolah bersama kawan-kawannya. Ia juga dikenal sebagai anak berprestasi yang senantiasa mendapat ranking satu dan berhasil mempertahankannya hingga duduk di bangku kelas 5, meski pada kelas 6 Bagus harus rela turun peringkat di ranking 3. Bagus mulai memberanikan diri untuk melangkahkan kaki keluar dari desa pergi ke Klungkung untuk melanjutkan SMA dan memulai kehidupan mandiri tinggal jauh dari keluarga. Bersama lima orang temannya, Bagus tinggal di sebuah rumah kos dan seminggu sekali pulang ke rumahnya di Karangasem. Merasakan tinggal jauh dari keluarga, walaupun soal makan masih di bawah tanggungan orang tua, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Bagus. Lulus sekolah kemudian Bagus memilih untuk masuk jurusan akuntansi di Denpasar dengan harapan kelak bisa meneruskan dan mengelola usaha koperasi ayahnya.

Memasuki perkuliahan, ini merupakan awal mula sekaligus kesempatan baginya untuk memperluas jalinan relasi dengan teman-teman yang datang dari berbagai daerah. Tahun 2017 terjadi erupsi Gunung Agung yang mengharuskan keluarganya harus mengungsi. Setelah situasi mulai berjalan kondusif, sekeluarga kembali pulang ke rumah. Banyaknya pendaki yang datang pada saat situasi mulai aman dan ingin mencari tahu kondisi Gunung Agung saat itu, ayahnya mencetuskan ide untuk menyediakan sebuah kamar kosong saat bersih-bersih rumah pasca erupsi Gunung Agung. Berkat bantuan dari sahabat ayahnya yang merupakan pengelola pendakian gunung, perlahan tamu yang sebagian besar adalah pendaki mulai menyewa kamar kosong di rumahnya tersebut untuk menginap. Pada titik inilah Besakih Homestay mulai terbentuk.

Semakin banyaknya tamu berdatangan, ayahnya mulai menambah satu kamar lagi yang terletak di sebelah rumah khusus untuk tamu. Melihat kondisi tersebut, di saat bersamaan saat tengah menempuh perkuliahan akuntansi, Bagus mencoba mengikuti pendidikan dan pelatihan pariwisata yang mana dirinya begitu awam terkait bidang tersebut dan berseberangan dengan jurusan akuntansi yang tengah ditempuhnya. Sebanyak 5 pendidikan dan pelatihan pariwisata yang telah diikuti, demi membantu ayahnya mengelola homestay yang pada saat itu mulai berkembang hingga berhasil mendirikan sebuah bangunan baru berisi 4 kamar. Memasuki masa pandemi, pariwisata di Bali mulai mengalami penurunan jumlah tamu. Untuk mengisi waktu, Bagus memilih berjualan baju thrifting bersama teman kuliahnya sebagai pekerjaan sampingan. Usaha baju thriting-nya pun berkembang hingga berhasil memasarkan ke Amerika.

Pada tahun 2021 usai berhasil lulus kuliah, Bagus memutuskan untuk kembali pulang ke Karangasem dan mengelola Besakih Homestay & Villa bersama ayahnya. Saat itu, bertepatan dengan proyek besar pemerintah provinsi membangun area parkir bertingkat di kawasan Pura Besakih. Dengan banyaknya kontraktor dan tukang yang terlibat dalam proyek tersebut otomatis mereka membutuhkan penginapan selama proyek berlangsung. Alhasil, seluruh kamar di Besakih Homestay terisi penuh oleh orang-orang lokal yang mengontrak selama 2 tahun. Setelah mendapatkan dana, Bagus menyarankan ayahnya menambah 3 kamar dengan bangunan model kayu. Pada tahun 2024, Bagus semakin gencar memasarkan Besakih Homestay & Villa di media sosial yang menjadi penginapan pertama di daerah Besakih pada waktu itu.

Situasi semakin berkembang dengan meningkatnya jumlah tamu yang datang pun beragam, mulai dari pendaki bahkan masyarakat yang ingin melakukan persembahyangan di Pura Besakih saat odalan besar. Bahkan tamu yang datang juga berasal dari kalangan pemerintah dan korporat. Perlahan, Bagus bersama ayahnya kembali mengembangkan penginapan hingga kini telah memiliki 9 kamar. Ilmu yang diperoleh saat mengikuti pendidikan dan pelatihan pariwisata tersebut mulai diterapkan saat mengelola Besakih Homestay seperti bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada para tamu hingga menjalankan sistem manajemen perhotelan di dalamnya. Sempat terpikir dulunya ingin bekerja di bank, namun Bagus memilih untuk memfokuskan diri mengelola homestay ini. Ia pun melihat adanya peluang besar dalam bisnis homestay ini mengingat saat pertama kali didirikan belum ada kompetitor yang muncul di daerah tempat Besakih Homestay & Villa ini dibangun.

Kini setiap kamar mulai terpasang TV dan WiFi untuk menambah kenyamanan tamu. Bagus dalam menjalankan homestay ini pun sangat terbuka terhadap saran dan kritik demi kemajuan usaha ini ke depannya. Harga yang ditawarkan pun terjangkau mulai Rp180.000 hingga Rp350.000, para tamu sudah dapat menikmati kamar yang cukup luas dengan pemandangan Gunung Agung yang indah. Tingkat okupansi perbulan semakin meningkat pascapandemi tergantung situasi dan kondisi. Tidak hanya di Gunung Agung saja, Bagus juga menyediakan tur untuk ke daerah Sidemen dan Batur. Semakin lama jumlah tamu semakin meningkat dengan adanya pelayanan serta peningkatan kualitas yang diberikan. Untuk itu, Besakih Homestay & Villa kini semakin dikenal sebagai salah satu penginapan terbaik di daerahnya yang mampu memberikan kenyamanan serta keamanan saat melakukan pendakian atau sekadar ingin menghabiskan waktu bersantai sambil menikmati pemandangan Gunung Agung pada hari yang cerah. Hal ini membuktikan totalitas Bagus bersama ayahnya dalam membangun akomodasi wisata terbaik hingga mampu berdiri dan bertahan sampai saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!