Wajib Dicoba, kuliner Babi Guling Populer di Nusa Dua – Warung Babi Guling Sari Dewi pak Dobil

Salah satu makanan yang merefleksikan dunia kuliner Bali adalah babi guling. Makanan ini juga menjadi hidangan wajib dalam setiap upacara keagamaan di Pulau Dewata. Maka tak heran jika banyak tempat makan yang menyajikan babi guling sebagai menu utama. Salah satu di antaranya adalah Warung Babi Guling Sari Dewi, yang juga dikenal dengan Babi Guling Pak Dobiel. Tempat makan ini populer di kalangan wisatawan, ekspatriat, maupun warga lokal lantaran cita rasa bumbu Bali yang masih dipertahankan hingga saat ini.

Kawasan Nusa Dua di Bali tak hanya terkenal dengan pemandangan pantainya yang indah. Di tempat ini pula, terdapat salah satu warung makan melegenda yang menyajikan kuliner babi guling yang enak di seantero Bali. Tempat makan tersebut adalah Warung Babi Guling Sari Dewi. Oleh sebagian besar orang tempat makan ini disebut juga Warung Pak Dobiel karena keberadaan tempat makan tersebut tak bisa dilepaskan oleh sosok Sang Pegagas yaitu Ketut Dobil.

Rahasia Kelezatan

Tidak sulit untuk menemukan warung makan yang berlokasi di Jalan Srikandi No. 9 ini. Menuju lokasi ini dari arah bandara, hanya perlu belok kanan pada lampu merah, sebelum memasuki gerbang ke kawasan perhotelan Nusa Dua Bali. Letaknya yang strategis ini yang menjadikan Warung Babi Guling Sari Dewi ramai dikunjungi oleh wisatawan, domestik maupun mancanegara. Begitu pula dengan masyarakat lokal yang tidak kalah menyerbu warung makan ini pada jam buka antara 9 pagi hingga 4 sore.

Bagi penggemar hidangan babi guling yang sering bersantap makan di tempat ini, masakan di Warung milik Pak Dobil tersebut memiliki ciri khas yang berbeda dengan babi guling di tempat lain. Pelanggan yang merupakan masyarakat lokal menganggap babi guling di sini masih memiliki cita rasa bumbu khas Bali. Sedangkan pengunjung yang merupakan wisatawan menyukai tekstur lembut dan empuk dari daging babi yang diolah di dapur Pak Dobil.

Ketut Dobil dengan senang hati menjelaskan rahasia kenikmatan sajian babi guling di tempatnya. Ia selalu konsisten menggunakan bahan baku yang segar didapat dari pasar tradisional. Selain itu, kunci utama terletak pada bahan baku daging babi. Penggunaan babi di tempat ini yaitu yang berukuran tidak begitu besar.

“Spesifikasi babi yang digunakan memiliki berat antara 25 – 40 kilogram per ekornya. Sehingga babi yang kami gunakan berukuran kecil sebab daging dari babi ukuran ini memiliki cita rasa yang gurih dan daging yang empuk. Lewat dari ukuran tersebut maka hasil yang didapatkan kurang gurih meskipun secara kuantiti lebih banyak hitungan yang akan didapatkan,” ujar Dobil.

Babi guling Pak Dobiel diracik dengan seksama, sehingga menghasilkan bumbu khas Bali yang digunakan meresap ke dalam daging bertekstur lembu. Selain itu dapat ditemukan sensasi garing kulit yang menggoda selera. Satu porsi hidangan Babi Guling di tempat ini disajikan bersama sup dan lawar, tentu dengan seporsi nasi hangat. Lawar memberikan sentuhan rasa pedas yang akan akrab bagi penggemar kuliner sebagai salah satu ciri khas kuliner Bali. Sementara itu, supnya membantu menyeimbangkan semua elemen yang disantap bersamaan.

Warung Pak Dobiel juga melayani pesanan babi guling utuh. Hotel – hotel dikawasan Nusa Dua sering memesan babi guling dari warung pak Dobil untuk acara tertentu. Pada saat hari raya keagamaan umat Hindu di Bali, Warung Pak Dobil selalu kebanjiran pesanan. Selain itu tempat makan ini juga menyediakan jasa katering untuk acara-acara penting, seperti pernikahan dan upacara adat di Bali lainnya.

Melegenda

Saat ini mulai menjamur tempat makan yang menyediakan makanan Babi Guling. Namun popularitas Warung Babi Guling Sari Dewi di kalangan lokal dan ekspatriat tidak pernah luntur sejak sang penggagas memulai bisnisnya pada tahun 1982. Pak Dobil menuturkan bahwa ia tidak langsung berjualan babi guling. Sebelumnya pada tahun 70-an, ia masih berjualan soto dan sate.

“Pada tahun 1981 mulai proyek hotel di Nusa Dua. Saya pun menangkap peluang yang ada dengan menjajakan nasi bungkus pada kalangan pekerja proyek,” kenang Dobil.

Ia mengisahkan pada waktu itu jualannya laris diserbu oleh para pekerja yang bertugas merampungkan proyek hotel Nusa Dua. Hingga akhirnya, hotel tersebut diresmikan dan mulai banyak wisatawan yang datang berplesiran ke daerah Nusa Dua.

“Ada tamu dari Cina yang menyarankan saya untuk menjual masakan dari daging babi,” tuturnya.

Sejak tahun 1982, Dobil pun mulai menjual menu babi guling dengan menggunakan resep khas dari keluarganya. Lambat laun warung makannya mulai dikenal kalangan lokal maupun wisatawan sebagai penyedia hidangan babi guling yang bercita rasa khas. Namun pada tahun 1987, ia mulai menyerahkan pengelolaan usaha pada putri dan menantunya. Ketut Dobil tetap hadir dalam nafas bisnis tersebut untuk mengawasi proses produksi agar cita rasa yang disajikan tetap otentik.

Di tangan Sang Penerus, bapak Wayan Artha Warung Babi Guling Sari Dewi milik Dobil semakin berkembang. Tidak banyak inovasi yang dilakukan pada bisnis keluarga ini mengingat pemiliknya masih menginginkan suasana tradisional yang ada di warung makannya. Hanya saja untuk mengakomodir pelanggan yang tidak bisa datang ke tempatnya. Wayan Artha mengaku telah bekerja sama dengan penyedia jasa antar makanan. Belakangan kerja sama dengan penyedia jasa tersebut gencar dilakukan seiring dengan kebijakan pembatasan aktivitas di luar rumah selama pandemi.

Baik Ketut Dobil maupun Wayan Artha mengharapkan agar tempat makan tersebut tetap bisa eksis ke depannya untuk melayani permintaan para penggemar masakan babi guling. Namun mereka mengakui belum ada keinginan membuka cabang di tempat lainnya agar bisa fokus menjaga kualitas cita rasa masakan di warung makan yang melegenda.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!