Villa Berkonsep Kembali Ke Alam, Wisatawan Betah Bermalam – Sri Abi Ratu Villa

Apakah yang dicari para wisatawan ke Bali? Gemerlapnya kehidupan malam di Kuta? Panorama terasering persawahan di Ubud? Atau memacu adrenaline lewat wisata adventure atau water sport? Semua ada di Bali. Namun soal tempat bermalam, hampir semua wisatawan menginginkan hospitality dan kenyamanan sebagai acuan memilih hunian.

Merintis bisnis akomodasi dilakoni oleh seorang perempuan tangguh bernama Hamida Ahmad Boesono. Bahkan ia mampu tampil energik menjalankan usaha yang dirintisnya dari nol tersebut di usianya yang kini menginjak angka 60 tahun. Ia jeli menangkap peluang di sektor pariwisata, khususnya di bidang akomodasi penginapan. Ia berani mengambil langkah membangun bisnis yang membutuhkan modal tidak sedikit tersebut. Satu-satunya hal yang mendorongnya mantap mengambil keputusan besar itu adalah keyakinan terhadap intuisi bisnisnya.

Back to Nature

Hamida mengawali karirnya di dunia enterpreneurship pada saat ia sudah cukup mapan dalam profesinya di bidang lain. Di saat individu lain seusianya mulai mempersiapkan diri untuk berhenti produktif, ia justru tidak kehilangan semangatnya mencari peluang yang bisa dikelolanya menjadi sesuatu menghasilkan. Memang pada awalnya Hamida merintis bisnis villa dilatarbelakangi keinginan membantu relasi bisnisnya menemukan akomodasi yang nyaman. Seiring berjalannya waktu, usaha yang didirikannya ternyata mampu memberikan hasil yang menjanjikan.

Perempuan kelahiran Jember, 30 Mei 1958 ini tidak ingin sembarangan dalam merealisasikan gagasannya ke dalam bentuk nyata. Ia membangun villanya dengan konsep berbeda dari villa yang umumnya ada saat ini. Konsep yang diusung yaitu back to nature, sebuah gerakan kecil untuk mengajak orang-orang untuk menengok kembali gaya hidup menyatu dengan alam. Hamida mengaku dirinya memang sangat nyaman berada di lingkungan yang masih natural dan jauh dari kesan modernisasi.

Demi mendukung konsep tersebut, Hamida sengaja memilih lokasi di lingkungan yang masih terjaga keasriannya. Tempat di mana suasana pedesaan masih terjaga, yaitu di Desa Batubulan, Ketewel, Gianyar. Meskipun Ubud merupakan destinasi yang dinilai menjanjikan bagi para pelaku bisnis akomodasi, namun Hamida tidak mau sekedar mengikuti arus. Selain Ubud sendiri sekarang mulai over capacity, faktor lain yang membuatnya memilih lokasi villanya saat ini yaitu akses ke bandara cukup mudah. Sehingga memudahkan para tamu untuk mengakses villanya.

Tantangan

Konsep nature yang diperkenalkan sebagai branding akomodasi yang diberi nama Sri Abi Ratu Villa Itu tidak hanya lantaran berlokasi di tengah pedesaan, tapi juga ditampilkan pada konsep arsitekturnya. Hamida sengaja memilih material alami untuk membangun villa tersebut. Tampak material dari kayu mendominasi kelima unit villa yang ada di sana. Selain kayu, pemanfaatan batu-batuan sebagai material pembuatan dinding dan lantai semakin menambah suasana alamiah.

Lewat konsep yang diusungnya, terbukti Sri Abi Villa diminati para wisatawan mancanegara, khususnya dari market Eropa. Pelancong dari Benua Biru itu sebagian besar memang menyukai segala sesuatu yang bersifat klasik dan autentik, sehingga mereka datang ke Bali menikmati budaya Bali yang orisinil. Ketika mereka menyambangi Sri Abi Ratu Villa untuk bermalam, ternyata suasana yang ditampilkan pada akomodasi itulah yang sangat cocok dengan ekspetasi mereka tentang Bali.

“Jadi tidak heran kalau mereka stay di sini bisa sampai seminggu bahkan dua minggu. Karena mereka merasakan atmosfer yang berbeda dari negara asal mereka,” ujar Hamida.

Meski terbilang berhasil dalam menjalankan usahanya, namun bukan berarti Hamida tidak menemukan tantangan pada saat berbisnis. Pemilihan bahan material kayu sebagai dasar pembangunan villa memang menampilkan gaya yang unik, namun dalam hal pemeliharaan bangunan tersebut memerlukan cost yang tidak sedikit.

Namun Hamida tetap optimis menghadapi tantangan itu. Menurutnya, jika ingin menampilkan sesuatu yang berbeda tentunya tidak mudah. Apa yang ia lakoni bukan hanya sekedar berorientasi pada profit belaka. Terpenting menurut perempuan tiga anak ini adalah upaya menjaga ekosistem dan kelestarian lingkungan hidup dengan menggunakan material ramah lingkungan. Sekaligus ia berupaya memperkenalkan image Bali sebagai tujuan wisata yang masih dekat dengan kesan orisinil.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!