Ubah Pola Pandang “Pandemi sebagai Tantangan bukan Musibah”
“Pandemi bagi saya, bukanlah sekedar musibah, melainkan tantangan. Bila terus-menerus kita didera rasa nyaman, kreativitas itu mungkin tak akan muncul ke permukaan”. Begitulah kalimat motivasi yang mengawali wawancara bersama Soraya Achmad, pengusaha dari “Mukena Alusa”. Ia pun berkomentar, banyaknya usaha yang berguguran di masa pandemi, karena salah mindset, menganggap pandemi menjadi akhir dari segalanya, padahal bisa menjadi awal mula kemajuan usaha kita.
Bukan sekedar rangkaian kata-kata positif, apa yang diungkapkan wanita kelahiran 3 April 1975 ini, telah membuktikan pada usaha yang beralamat di Jl. Gunung Rinjani, no. 51 Monang-Maning, Denpasar ini, mengalami peningkatan penjualan hingga 20%. Inovasi penjualan secara online-lah yang diterapkan Soraya Achmad, keistimewaan cara ini unlimited waktu dan tempat, produk yang ia jual bisa dilihat ribuan orang, dari mana saja, asal dari diri kita juga tak berhenti untuk terus belajar soal strategi digital marketing, agar bisa bersaing dengan ribuan lapak online lainnya.
Sebelum fokus di pasar lokal, Soraya Achmad bergelut di usaha garmen bersama suami, yang penjualannya cenderung ke arah ekspor. Namun dalam ruang lingkup usaha tersebut, bila tidak bermain dalam jumlah yang besar, tidak akan mendapat profit, ditambah pergerakan uang di usaha yang dijalankan Soraya Achmad masih belum stabil, hingga sempat mengalami drop. Ia kemudian berpikir untuk beralih ke usaha yang bisa memperoleh profit yang nyaman dan pergerakan usaha yang lebih balance, sekaligus orang-orang yang mau mulai berdagang pun merasakan profit tersebut.
Ide dari keponakan untuk berbisnis mukena di wilayah non muslim, memang sempat membuat Soraya Achmad berpikir dua kali. Ia pun sempat menyambangi pasar-pasar tradisional di Denpasar, seperti Pasar Kumbasari pada tahun 2013. Ternyata, kondisi tak terduga, di lapangan tak sedikit yang berbondong-bondong mencari mukena Bali, darisanalah ia mulai merambah usaha tersebut, yang di awal masih menjual secara eceran. Tantangan yang dijumpai, tentunya berbeda dengan usaha garmen sebelumnya, ia harus berhadapan secara langsung dengan customer, terlebih bila ada komplain, kemudian bagaimana memproduksi secara cepat dan membaca market. “Kondisinya memang belum terorganisir, namun dalam penjualan lebih mudah dilakukan,” ungkapnya. “Karena saat itu jumlah barang yang ada, masih lebih banyak peminat mukena. Sedangkan saat ini peminat mukena, mulai terbagi ke usaha mukena lain, sedangkan jumlah barang masih banyak”. Tatangan inilah yang seiring berjalannya waktu dihadapi Soraya Achmad, ia harus menentukan target pasarnya secara jelas. Akhirnya diputuskan yakni orang-orang dari luar daerah yang mayoritasnya non muslim, yang berlibur ke Bali.
Mukena bermotif batik kulit, menjadi pilihan Soraya Achmad di usaha yang ia beri nama “Mukena Alusa”. Karena sejak masih usia anak-anak, ia sudah mengenal motif tersebut dari keluarga dan seiring bertambahnya usia, ia bisa mengenal mana batik kulit yang memiliki kualitas dan tidak. Tak mau tanggung-tanggung dalam mem-branding produknya, Soraya Achmad mempekerjakan penjahit yang memang memiliki skill dalam pekerjaan tersebut dan beberapa karyawan yang telaten dan ramah, dalam melayani customer maupun hadapi komplain, yang sudah setia selama belasan tahun bergabung dengan Mukena Alusa.
Merambah ke pasar online, Soraya Achmad mengaku membutuhkan mentor khusus untuk mempelajarinya. Tak hanya di awal-awal, sampai saat ini pun ia tak berhenti upaya untuk terus belajar kiat bisnis online. Selain itu, terutama di masa pandemi, ia mulai berinovasi untuk memproduksi suatu produk yang tak terbatas gender dan terkait agama tertentu, yakni produksi sprei dan bed cover, ide tersebut ternyata berhasil menarik perhatian customer di masa pandemi, di saat orang-orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah atau work from home (WFH).
Mukena Alusa juga open reseller bagi yang berminat peluang usaha di daerah Denpasar yang sudah menjangkau 70% dan luar Bali, 30%. Di mana, sebelum pandemi, di saat menjelang bulan Ramadhan, satu reseller-nya bisa menjangkau penjualannya sebanyak 3.000 pieces, pencapaian tersebut sesuai dengan cita-cita Soraya Achmad di awal merintis usaha, agar baiknya kesuksesan usahanya, juga menjadi rezeki dengan rekan-rekan wirausaha lainnya. Harapan ke depannya, semoga kesuksesan ini juga bisa terus dipertahankan, sembari persiapan mengembangkan konsep butik Mukena Alusa, dilengkapi dengan warehouse, yang rencananya akan direalisasikan satu hingga dua tahun ke depan.