Ubah Mindset dan Kuatkan Mental untuk Menjadi Sukses
Mendengar kuliner restoran Jepang, begitu melekat di hati masyarakat dengan makanan sushi. Namun tidak demikian dengan Oko Oko Japanese Restaurant, didirikan oleh Anak Agung Ayu Chandrika Pratidina bersama rekannya, generasi milenial kelahiran tahun 1992 ini ingin menampilkan dan memperkenalkan menu lainnya yang tak kalah lezat, yang bisa saja menjadi menu favorit saat bertandang ke Japanese Restaurant.
Tidak memiliki latar belakang keluarga atau bakat di bidang kuliner, A.A Chandrika Pratidina yang memiliki sapaan akrab Andien ini, justru mengambil kuliah Bisnis Major Economics and Finance di RMIT University Melbourne Australia. Akhirnya tertarik terjun ke bisnis kuliner, sejak Work and Holiday Visa perjanjian bilateral antara Indonesia dan Australia yang mengizinkan untuk bekerja dan berlibur selama 1 tahun di Australia. Tujuan ia mengunjungi benua asal kanguru tersebut ialah mencari pengalaman bekerja. Salah satu lokasi tempatnya bekerja sekaligus menginspirasinya untuk membuka bisnis kuliner, tidak lain ialah Oko Oko Japanese Restaurant yang telah dibuka pertama kali di Australia.
Pemilik dari kuliner tersebut adalah orang asal Palembang yang sudah tinggal 20 tahun di Australia. Andien pun memanfaatkan kesempatan itu untuk mengutarakan keinginannya soal cita-citanya yang ingin menjadi pengusaha.
Mengetahui Andien yang berasal dari Bali, pemilik pun beranggapan untuk peluang membuka usaha di Bali sangat baik, karena merupakan pulau yang menjadi tujuan pariwisata dunia, kebetulan marketnya pun banyak datang dari Australia. Hal ini pun mendorong Andien semakin antusias untuk membuka usaha restoran Jepang di Bali.
Singkat cerita, Andien pulang dari Melbourne pada tahun 2017, ia kemudian membuka Oko Oko Japanese Restaurant di Bali, bersama rekannya. Oko Oko Australia, memberinya pendanaan dan dipercaya untuk mengelola. Ia tidak mau menyiakan kesempatan ini dan ia juga banyak belajar dari rekan-rekannya yang ikut membantu keberlangsungan kuliner tersebut .
Setelah menemukan lokasi yang ideal, yakni di Jalan Dewi Sri No. 98B, Legian, Badung, ia kemudian memilih interior yang menarik untuk menghias ruangan dan bangunan agar tampak menarik para pengunjung yang melewatinya.
Butuh perjuangan dalam membuka usaha pertama Andien, yang ia ungkapkan seperti seorang ibu yang baru melahirkan anaknya. Banyak penyesuaian yang harus dilakukan pada produk pertama, cara pendekatan marketing agar tidak banyak merugi. Berbagai pola marketing dicoba Andien, diantaranya melalui media sosial yang terbukti efektif berjalan 8-10 bulan. Tidak hanya dalam sisi marketing yang harus diperhatikan, produk development pun harus benar-benar dipikirkan agar cocok untuk lidah orang lokal maupun taste bule.
Sebelumnya Oko Oko Japanese Restaurant tidak memiliki menu sushi, lebih ke menu Okonomiyaki, yakni pancake sayuran khas Jepang. Reaksi orang lokal awalnya belum begitu tanggap dengan menu ini, namun Oko Oko juga butuh cash flow yang masuk, Andien kemudian berinovasi mengeluarkan produk sushi dan promo-promo yang menarik.
Berangkat dari pengalamannya bekerja di Australia dan sukses membangun usaha kuliner, bukan berarti setiap orang harus melakukan hal sama. Semuanya kembali pada masing-masing individu, jauh dekat jarak yang ditempuh tidak menjadi soal, bila seseorang tidak memiliki keinginan yang kuat untuk belajar, waktu pun akan terbuang percuma. Mindset dan mentality seseorang pun harus mulai diubah, karena untuk menjadi pengusaha harus berani mengambil standar hidup dan kuat dalam menghadap tantangan. Harus tetap semangat berinovasi, meski kadang rasa lelah itu ada, tapi jangan tampilkan hal tersebut di depan para karyawan.
Terakhir, Andien mengungkapkan pendapatnya dalam dunia pariwisata, tidak hanya seputar internasional tapi orang lokal khususnya generasi muda pun memberi pengaruh yang besar, salah satunya inovasi kuliner yang semakin kreatif diciptakan. Generasi muda pun semakin lihai dalam penggunaan sosial media untuk melakukan promosi. Mulailah harus berani melangkah dan percaya dengan kemampuan diri, entah hasilnya baik atau tidak, petiklah pelajaran yang kau terima.