Totalitas Passion dalam Berwirausaha
Memiliki passion dalam bekerja, begitulah citra yang pertama kali terlihat dari sosok I Gusti Putu Sukadra. Owner dari UD Sri Rahayu ini, telah terbiasa dengan waktu bekerja yang padat sejak mudanya, yang diawali sebagai pegawai di Kuta. Setelah menikah, geliatnya dalam berkarier semakin terlihat, dengan membangun sebuah usaha tempat penggilingan beras dan akomodasi penginapan.
Setelah berumah tangga, Gusti Putu Sukadra memutuskan untuk berwirausaha. Bidang usaha yang ia ambil meliputi penggilingan padi “UD Sri Rahayu yang berlokasi di Jl. Kamboja, Sangeh No.9, Punggul, Abiansemal dan akomodasi penginapan “Sania’s House”. Kedua usaha tersebut, samasama ia awali dari nol, baik itu modal, ilmu dan pengalaman.
Kisahnya berawal pada tahun 1980an, Gusti Putu Sukadra membangun sebuah rumah dan mengontrak tanah dengan meminjam dana di bank sebesar 12 juta, tentu dengan nominal sekian pada tahun tersebut, butuh keberanian untuk memutuskannya. Namun ternyata tak salah ia mengambil jalan upaya tersebut, rumah yang akhirnya ia sewakan kepada wisatawan sebanyak enam kamar, mendatangkan penghasilan 10.000/ malamnya. Sungguh bukan main senangnya hati pria asal Ubud tersebut.
Dengan tampilan desain yang unik, Gusti Putu Sukadra mengaku merupakan hasil gambaran karyanya sendiri, hanya untuk ukiran ia mencari orang yang expert di bidang tersebut. Soal kebersihan dan penataan pun ia lakukan secara mandiri, bukan karena pelit memberikan upah untuk membayar orang, namun ia menyatakan lebih puas melihat hasil pekerjaan oleh tangannya sendiri.
Berkecimpung dalam pariwisata yang tengah ramah-ramahnya saat itu, Gusti Putu Sukadra sampai memiliki pelanggan setianya yang berasal dari Belanda yang juga berpengaruh mendatangkan wisatawan untuk menginap di “Sania’s House”. Penginapan yang berlokasi di Jl. Karna No.7, Ubud tersebut, mampu dikembangkan hingga 25 kamar.
Bersyukur Meski di Tengah Pandemi
Gusti Putu Sukadra selain berbisnis, juga dipercaya oleh masyarakat dan aktif sebagai pengurus desa selama lima tahun, sejak tahun 2005-2010. Konsekuensi yang ia dapatkan, usaha penginapannya sempat terbengkalai karena sudah disibukkan dengan urusan pekerjaannya yang cukup menyita waktu.
Anak dari Gusti Putu Sukadra pun mulai turun tangan dengan mendaftarkan Sania’s House pada salah beberapa situs agen perjalanan online. Penginapan yang sebelumnya hampir semua kebutuhan, dari sebelum berdiri hingga beroperasi dipegang oleh keluarga, khususnya Gusti Putu Sukadra sendiri, kini pun telah membentuk managemen agar usaha mampu berjalan sebagaimana mestinya, meski tanpa pengawasan langsung darinya.
Namun kini berbeda cerita, saat pandemi menyelimuti pulau Bali, pariwisata menjadi sektor yang berani dinyatakan sangat miris menerima dampaknya. Untuk Gusti Putu Sukadra dalam menyiasatinya, memang saat ini Sania’s House tak berpikir untuk menurunkan harga. Bahkan ia terpaksa tak menerima tamu yang hanya menginap satu malam saja, karena justru biaya operasional yang keluar lebih besar dibanding, penghasilan yang didapat.Terlepas dari kondisi ini, Gusti Putu Sukadra sebagai wirausahawan tetap mengungkapkan kesyukurannya. Selain berinovasi agar mampu terus bertahan di tengah pandemi, kita harus selalu ingat untuk bersyukur, dalam anugerah sekecil apapun. Semisal pada penginapannya bahwa masih ada saja wisatawan khususnya dari Canggu yang sampai saat ini datang untuk menginap, meski hanya satu hingga dua orang. Sama halnya dengan UD Sri Rahayu, usaha ini masih mampu beroperasi setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.