Tingkatkan Daya Saing Meski Tak Hadir di Kawasan Kota

Diawali dari ayah yang bekerja sebagai wiraswasta penggilingan padi, kemudian menurunkan bakat tersebut ke anak-anak termasuk I Komang Suwidnya untuk terjun berbisnis dan banyak belajar dari ayahnya. Meski di berkecimpung bidang yang berbeda, namun pesan dan kesan yang ditularkan telah berpengaruh positif pada perjalanan karier I Komang Suwidnya.

Diawali dengan kehidupan anak-anak I Komang Suwidnya, yang tak berbeda jauh dengan anakanak seumurannya. Ia dibesarkan oleh kedua orang tua dengan balutan kasih sayang dan pembekalan pendidikan, namun sang ibu hanya bisa menemaninya sampai di usianya empat tahun, dikarenakan penyakit yang diderita dan ayah meninggal, saat Komang Suwidnya duduk di bangku STM.

Meskipun hampir 90% pendidikan teman-temannya di Ubud adalah memilih bidang pariwisata, ia lebih memilih melanjutkan ke STM di bidang otomotif, menjadi keinginan I Komang Suwidnya karena ia sempat bercita-cita sebagai pembalap motor dan pernah mengikuti event perlombaan di bidang tersebut. Kecintaan pada otomotif, kemudian ia lanjutkan dengan mengisi kegiatan sepulang sekolah dan mempraktikkan ilmu yang dimiliki dengan bekerja di sebuah bengkel. Perjuangan untuk melanjutkan biaya hidup sekaligus pendidikan setingkat perguruan tinggi, di support oleh kakak-kakak dari I Komang Suwidnya, yang kebetulan sudah berstatus sebagai PNS. Hingga akhirnya ia lulus pada tahun 1997, kemudian bekerja di sebuah bengkel selama 12 tahun.

Merasa cukup andal untuk mendirikan bengkel sendiri, Komang Suwidnya kemudian mendirikan Bengkel Ina Motor yang telah berjalan selama sembilan tahun. Usaha yang beralamat di Jl. Suweta, Ubud, Gianyar ini, mengangkat nama dari anak pertamanya, terinspirasi dari perusahaan tempatnya bekerja dahulu yang sukses menerapkan konsep demikian. Meski didirikan di lokasi yang jauh dari keramaian, I Komang Suwidnya mampu mematahkan ‘mitos’ tersebut dan membawa kesuksesan pada bengkel yang didirikan di atas tanah milik salah satu kakaknya. Ia pun telah memiliki pelanggan tersendiri baik lokal maupun turis, dengan berlandaskan pada pelayanan yang ramah, ulet dan kejujuran.

Meski sempat terkendala dengan modal, akhirnya secara mencicil I Komang Suwidnya mampu melengkapi kebutuhan bengkel secara perlahan, dimulai dari peralatan dasarnya. Hingga sampai saat ini, bengkelnya tak kalah lengkap seperti bengkel-bengkel di kota pada umumnya. Bahkan bersyukurnya sampai pandemi ini, usahanya sebagai penawar jasa, masih dibuka untuk masyarakat, mengingat kendaraan pribadi bersifat vital dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Hanya saja perbedaannya, jumlah pengunjung lebih dibatasi, demi menjaga protokol kesehatan.

Untuk menjaga eksistensi Bengkel Ina Motor, I Komang Suwidnya berupaya mempertahankannya dengan meningkatkan kemampuan kinerja para karyawannya dan salah satu poin penting, agar meminimalisir komplain dari customer, salah satunya menjaga kebersihan kendaraan setelah selesai diservis. Ia pun menambahkan demi menjaga lingkungan, ia juga mengumpulkan barang-barang seperti kaleng-kaleng bekas dan besi tak terpakai untuk diberikan kepada pengepul, terlebih saat menunggu kendaraan selesai diperbaiki, agar kondisi lokasi tetap nyaman untuk customer.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!