Tetap Bisa Beraktifitas, Tanpa Skip Jam Makan dengan Burger Tak Pelit Porsi “Captain Burger”
Menjadi pengusaha tak bisa hanya menikmati manismanisnya saja, pahit-pahitnya juga harus siap kita tenggak. Begitulah orangtua Muhammad Romli yang berwirausaha pada komoditas toko baju dan toko permata dan batu akik, menggurui dirinya agar lebih baik bekerja yang cari aman saja, seperti pekerja kantoran atau menggeluti suatu profesi. Karena faktualnya, bisnis tak memberikan hasil yang tetap, kadang untung, kandang buntung. Dalam proses tersebutlah, harus ada passion dalam menghadapi yang namanya dinamika bisnis.
Pada akhirnya, bukannya mengindahkan petuah orangtua, Romli justru semakin terinspirasi memiliki sebuah bisnis, sepulangnya ia dari perjalanan kota-kota di pulau Jawa. Padahal alasan orangtua menyekolahkannya hingga tingkat universitas, agar ia tak menyentuh sama sekali dunia dagang. Namun sebelum memilih fokus dengan bisnis kuliner “Captain Burger”, ia memulai bisnis pertamanya saat di bangku kuliah, yakni konveksi sablon kaos, yang mampu meraup omset untuk menopang biaya kuliah.
Merasakan kenikmatan dari menghasilkan uang sendiri, semakin memacu adrenalin pria kelahiran Klungkung, 19 November 1993 ini, mengembangkan bisnisnya tak hanya di circle rekan-rekan di satu fakultas saja, tapi juga mempromosikan usahanya di event-event kampus lainnya. Sampai akhirnya berbisnis burger, karena pengalamannya yang juga tak jauh-jauh dari lingkungan kampus, dalam rangka mengurus tahap terakhir ujian skripsi. Di tengah kesibukannya, suatu hari ia hanya sempat menambah asupan makanan dengan membeli burger yang dijajakan dengan sepeda motor. Ternyata satu burger saja, masih menyisakan ruang dalam perutnya yang keroncongan, sedangkan penjual burger sudah tak menampakan batang hidungnya. Dari sanalah, ia memiliki ide untuk membuat burger dengan satu harga, namun porsi yang pas bahkan mengenyangkan perut, khususnya bagi yang tengah disibukan dengan aktifitas.
Dalam merintis usaha dengan nama brand “Captain Burger”, alumni Prodi Ilmu Teknologi Informasi, Universitas Udayana ini, tak menggaet siapapun, selain istri yang merupakan lulusan dari ilmu Teknologi Pangan. Setelah pergerakan usaha konveksi melambat karena pandemi, bersyukurnya, Romli mengambil langkah tepat untuk segera beralih ke usaha kuliner. Bagaiamana tidak, burger yang viral karena tumpukan porsinya yang tak pelit, didukung dengan dagingnya yang juicy, membuat anak muda khususnya semakin penasaran untuk mencoba. Belum lagi ada pilihan menu lainnya seperti kentang goreng dan berbagai macam combo dengan banyak pilihan rasa saos, Captain Burger pun semakin sukses dengan membuka cabang, selain Pertokoan Genteng Biru, juga ada di Panjer, Dalung dan Batubulan, kendati masih dalam kondisi pandemi. Target Romli selanjutnya, ia dan istri ingin membuka cabang Captain Burger di luar Bali, menyasar kota-kota yang semakin kompleks akan kepadatan rutinitas yakni di Pulau Jawa. Target ini sesuai dengan tagline-nya “Lanjut Terus!”, untuk beraktifitas bersama Captain Burger, tanpa harus skip jam makan.