Tawarkan Produk Furnitur dari Media Sosial, Kini Sukses Menembus Pasar Internasional
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di Bali, Berlian Maharani Sahertian jatuh cinta pada pesona keindahan produk seni buatan masyarakat lokal. Hal itu mendorongnya mengeksplorasi berbagai macam karya pengrajin untuk dijadikan ide bisnis hingga melabuhkan pilihan pada barang kerajinan rotan. Tak salah memilih, terbukti langkahnya dalam menggarap peluang usaha furnitur berbahan rotan dengan mengusung nama Maharani Decoration sukses membuka pintu rejeki. Tidak hanya untuk sendiri, ia pun memberi manfaat ekonomi kepada para pengusaha yang digandeng untuk berkolaborasi.
Bila menengok tampilan media sosial Maharani Decoration, Anda akan terpukau dengan imaji beragam variasi furnitur yang mereka jajakan. Mulai dari lemari, kursi, meja, headboard tempat tidur, dll. Bentuk furnitur yang ditawarkan memang tak biasa, identik dengan warna cerah serta penggunaan rotan sebagai akses. Meski desain furnitur mereka cukup sederhana, namun tetap elegan dan dapat meningkatkan nilai estetika ruangan. Tak kalah penting adalah menjadi dekorasi yang memunculkan rasa nyaman bagi para pemiliknya.
Keunikan rupa produk furnitur Maharani Decoration ini tak hanya digemari pasar lokal dan domestik. Justru peminatnya cukup banyak dari luar negeri. Berlian Maharani Sahertian selaku founder mengatakan pihaknya secara rutin mengekspor produk ke pasar mancanegara menggunakan truk bermuatan kontainer. Sejumlah negara yang menjadi tujuan ekspor yaitu Singapura, Australia, Irlandia, California, Kanada, dan Arab Saudi.
Bela, demikian sapaan akrab pemilik Maharani Decoration ini, menjelaskan kunci kesuksesannya dalam menjual produk hasil garapan pengrajin lokal ini terletak pada pemanfaatan media sosial sebagai sarana pemasaran yang efektif. Perempuan kelahiran, Bandung, 21 Desember 1981 ini mengungkapkan dirinya memulai usaha tersebut tanpa memiliki toko fisik seperti sekarang. Alias hanya mengandalkan penjualan secara online.
Tentunya kualitas produk juga menjadi salah satu faktor penting dalam menarik pelanggan. Produk yang dipasarkan telah melewati kontrol kualitas yang ketat serta diproduksi dengan ketelitian oleh pengrajin berpengalaman. Berkat konsistensi dalam menjaga kualitas produk yang prima, tak sedikit di antara konsumennya merupakan pembeli yang telah bertransaksi sebelumnya. Ada pula pembeli yang ingin agar Bela menyuplai produk kepada mereka secara berkelanjutan.
Merintis dari Nol
Perjalanan Bela dalam membangun usaha sampai pada titik seperti sekarang tentunya tidak mudah. Ia pun memulai karir sebagai karyawan sebelum akhirnya terjun sebagai enterpreneur. Wanita lulusan Jurusan Theologi ini sebelumnya mengabdikan diri dalam kegiatan pelayanan di gereja, membantu sang ayah yang merupakan seorang pendeta. Hingga suatu saat ia tertarik untuk meniti karir di industri hospitality. Perjuangan meniti karir ia rasakan, mulai dari posisi sekretaris dan kian meningkat sampai ke posisi yang lebih tinggi.
Kemudian ia sempat pindah ke Bali untuk merintis karir di salah satu hotel. Ia merasa tidak kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan lantaran pernah merasakan pengalaman merantau ke Australia dan tinggal di beberapa saudara. Ia juga merasa jatuh cinta pada budaya dan kesenian di Bali, terutama pada hasil kerajinan para seniman di Pulau Dewata.
Sempat kembali ke Jakarta untuk berkuliah lalu berumah tangga, Bela akhirnya kembali ke Bali setelah berpisah dengan pasangan. Kali ini datang ke Bali membawa harapan untuk dapat menjadi seorang entrepreneur agar dapat memberikan manfaat seluas-luasnya dengan membuka peluang untuk banyak orang. Apalagi dalam berbagai fase kehidupan ia kerap berada pada posisi memberi servis terbaik untuk orang lain, baik sebagai hotelier maupun saat pelayanan umat Kristiani.
Bela menuturkan, ia tak memiliki modal dalam merintis usaha. Ia benar-benar memulai dari nol. Pertama kali yang ia lakukan saat di Bali adalah berkeliling mencari peluang yang dapat digarap. Selama perjalanan ia menemukan banyak toko kerajinan yang menjajakan furnitur berbahan rotan.
Menurut Bela, kita sebagai manusia diciptakan untuk mencipta dan untuk menjadi kreatif di bidang apapun yang kita jalani. Dari sana ia coba menjajaki satu persatu para suplayer dan mengutarakan keinginan untuk memasarkan produk mereka. Ternyata ia disambut baik dan dipersilakan untuk mempromosikan dagangan mereka dan nantinya akan memberi bonus atas hasil penjualan tersebut.
Berbagai kisah suka dan duka mengiringi perjuangan usaha Bella sejak tahun 2018 tersebut. Mulai dari cerita ditipu suplayer hingga mendapatkan pembeli yang memesan sebanyak satu kontainer penuh untuk dirimkan ke Arab Saudi. Semua pengalaman itu telah membentuk Bela menjadi pribadi yang kuat dan tangguh seperti sekarang ini.
Perjuangan itu kemudian berbuah manis ditandai kesuksesannya membuka toko pertama kalinya di tengah masa pandemi lalu. Ke depannya Bela berharap dapat merealisasikan rencananya untuk menyasar peluang produk seni lainnya. Mimpi terbesar perempuan yang telah membuka lapangan kerja untuk banyak orang ini adalah membuat sebuah pusat penjualan aneka produk seni dan kerajinan masyarakat Bali berskala besar, sebagai destinasi belanja masyarakat dunia.