Tak Pernah Habis untuk Diulas, Plus Minus Industri Fashion dari Pasar Offline hingga Bisnis Online
Berbicara hubungan keluarga, sudah seharusnya dipupuk kekompakan dan rasa kebersamaan. Apalagi bila memungkinkan, menyatukan beberapa isi kepala untuk sukses bersama-sama dalam merintis bisnis. Itulah yang tersirat pertama kali saat bertemu dengan Ida Bujangga Ayu Mirah Sinduari dan ayahnya, Ida Bujangga Gede Sandi, mereka adalah pemilik bisnis garmen berlabel “Loka Wear” berlokasi di Banjar Bedha, Desa Bongan, Tabanan yang berhasil eksis sampai saat ini di tengah gempuran bisnisbisnis fashion wanita yang terus bertumbuh.
Gagasan memulai sebuah usaha, Ida Bujangga Gede Sandi berkoordinasi dengan istri yang memiliki skill sebagai penjahit, untuk membeli satu mesin bordir. Keputusan tersebut sudah bulat, setelah sebelumnya mereka berdua berpengalaman di sebuah garmen, sudah jenuh soal upah yang kerap mundur dibayarkan, ditambah tenaga dan waktu yang tak sebanding, dengan penghasilan. Mereka pun berangkat ke Pasar Seni Sukawati, yang menjadi awal kebangkitan kepercayaan diri Ida Bujangga Gede Sandi dan istri.
Bagaiamana tidak, dagangan mereka laris manis dalam waktu singkat. Proses tersebut yang berlangsung selama 5 tahun, membuat ia dan istri pun sempat berspekulasi bahwa menjual jauh lebih mudah, di mana bisa ludes terjual dalam waktu dua hari, daripada saat memproduksi, yang mutlak untuk memiliki kualitas premium, harus melalui proses satu ke proses selanjutnya, yang bisa menghabiskan waktu selama seminggu.
Demi memperkuat brand mereka, Ida Bujangga Gede Sandi sengaja mendatangkan Yogyakarta dan Solo, untuk belajar lebih banyak soal membatik. Mereka yang awalnya hanya mengandalkan memproduksi kain mentahan yang dikreasikan warna-warna cerah, mulai bekerja sama dengan pembatik dari tanah Jawa untuk berinovasi produk baru. Mereka juga mengangkat fashion wanita yang lebih berani memperlihatkan lekuk tubuh wanita. Dulunya hal ini masih dianggap bertentangan dengan budaya orang timur, namun kini zamannya sudah berbeda. Fashion menjadi sebuah penunjang gaya hidup seseorang dan membuat penampilnya lebih percaya diri, apalagi bisa mengabadikannya di media sosial.
Bicara soal platform maupun marketplace yang semakin menjadi ladang pemasaran, “Loka Wear” tak mau ketinggalan zaman, kini kiprah itulah dilanjutkan oleh Ida Bujangga Ayu Mirah Sinduari, yang lebih muda dan lebih piawai membuat konten kreatif di dunia digital. Tak hanya minim modal dalam berpromosi, bagi pebisnis garmen yang sudah merasakan jatuh bangun usaha offline, Ida Bujangga Gede Sandi pun menyerukan bahwa berjualan via daring mempercepat mereka mendapatkan pembayaran, dengan segala kemudahan teknologi yang kini ada. Berbeda dengan dulu, yang harus menunggu waktu sebulan.
Tak sampai di sana, kelebihan dari bisnis online ini juga tak memberikan tantangan berarti dalam menghadapi customer. “Kalau customer online kecewa dengan barang yang dikirim, paling hanya tinggal retur dan hanya rugi plastik, beda jauh dengan di pasar offline, jauh lebih memakan tenaga dan waktu. Karena produk pakaian kita banyak yang dibuka, bila tidak terjual, kami harus merapikan dan packaging kembali untuk keesokan harinya. Ada lagi penjual yang memiliki nota bon yang kesulitan untuk ditagih”. Kekuatan teknologi digital telah membuktikan sangat jauh memudahkan bagi pebisnis senior mengefisienkan mekanisme perdagangan mereka. Begitu juga bagi mereka yang baru terjun khususnya di bisnis fashion ini, sehingga industri ini pun semakin menjamur. Dalam hadapi tantangan ini, Ida Bujangga Ayu Mirah Sinduari dan Ida Bujangga Gede Sandi pun harus melayani lebih ekstra lagi, yakni memproduksi pakaian sebagus-bagusnya, menyelesaikan pakaian secepat-cepatnya dengan harga semurah-murahnya. Kesimpulan ini didapat tentunya demi terus mampu mengeksiskan “Loka Wear”, agar bisa diwariskan ke generasi selanjutnya, menyelami tren fashion wanita di era-era selanjutnya yang tiada habisnya untuk diulas.