Tak hanya Topping, Croissant ala “Bite Bali” Lengkap dengan Isian yang Bikin Penasaran
Pandemi Covid-19 telah membombardir ekonomi, terutama Bali yang hampir sepertiganya mengandalkan kedatangan wisatawan. Kendati tak separah kondisi perantau maupun kepala keluarga yang pekerjaannya bertumpu pada pariwisata, Ivana, wanita berusia 23 tahun ini, tetap tak tinggal diam, setelah terpaksa berhenti dari rutinitasnya saat masih magang di sebuah hotel. Bisa saja ia sebagai putri tunggal dari orang tua pengusaha, untuk rehat sejenak sembari mencari peluang kerja lainnya. Tapi, dikarenakan sudah terbiasa menyaksikan ayah dan ibunya berbisnis, ia pun tak kuasa terbawa suasana untuk terjun di ranah yang sama.
Sejak kecil diungkapkan Ivana Gabriela Pasetio, tokoh utama di balik toko roti sekaligus kafe “Bite Bali”, tak ada tanda-tanda bahwa ia akan menekuni usaha di bidang bakery. Ditambah background orang tua pun tak ada yang memiliki perhatian tertentu pada bisnis kuliner. Barulah menjelang tamat SMA, ia mulai tertarik dengan industri kuliner yang melihat perkembangan bisnis ini semakin kreatif dan banyak digandrungi orang, sebagai jalan pembuka mereka untuk menjadi wirausaha.
Eksekusi pertama lulusan dari D3 Culinary Art, Ottimmo International ini, ialah menjual singkong goreng yang dilumuri saus truffle. Respons yang didapat saat menjualnya, cukup baik, hanya saja untuk menjadikan usaha yang lebih menunjang lagi, Ivana merasa kurang ada potensi. Tak sebanding dengan waktu dan tenaga yang sudah dikerahkan. Ia kemudian beralih ke roti yang tengah naik daun di Bali, yakni almond croissant dan lotus biscoff. Mendapat reaksi positif dari orang lokal, ia kian berkreasi menambahkan cream pada lotus biscoff. Lagi-lagi, ia mendapat reaksi yang membangun, untuk membuatnya semakin percaya diri menghasilkan karya-karya selanjutnya. Singkat cerita, setelah dua tahun masih berkutat dalam industri rumahan, Ivanna memberanikan diri untuk mempromosikan usaha, dengan meng-endorse beberapa influencers di Bali.
Yang menjadi pembeda croissant “Bite Bali” dengan croissant-croissant lainnya, Ivana menjelaskan croissant-nya berisi isian yang membuat pecinta roti asal Perancis ini penasaran. Ia pun terus berinovasi dengan menu-menu baru, salah satunya dirty berry with croissant cone, agar customer tak bosan. Ditambah lagi, ia dan rekan bisnisnya berencana akan merintis rumah produksi bakery yang mengkhususkan memasok ke hotel-hotel dan akomodasi penginapan lainnya. Sembari mematangkan rencana tersebut, ia fokus dengan pengembangan Bite Bali yang berlokasi di Jl. Sunset Road No. 808 (seberang Pork Ribs Wahaha), tak hanya nyaman untuk bersantap, tapi juga instragamable untuk diabadikan di media sosial. Inilah alasannya ia sudah jarang meng-endorse, karena di beberapa sudut ruangan yang diyakini akan menjadi spot foto, sudah terpatri tulisan “Bite Bali”, sehingga siapapun yang melihatnya, praktis akan langsung mengetahui lokasinya.