Sukses Berwirausaha Harmonis dalam Berkeluarga

Definisi sukses bagi masing-masing orang berbeda-beda. Mungkin salah satunya ada yang mengartikan kesuksesan merupakan pencapaian dalam segala hal materi. Bagi Ari Setiadi, mungkin pandangannya tidak berbeda jauh dengan beberapa pendapat orang. Hanya saja, setelah pengalaman hidup yang ia dapatkan, keseimbangan dalam menjaga keharmonisan hidup tanpa menitikberatkan perihal materi atau apapun itu, adalah kunci kesuksesan yang telah ia raih saat ini.

Ari Setiadi pemilik dari usaha Maju Mapan Furniture dapat dikatakan cukup beruntung, karena berasal dari orangtua yang mampu dalam hal materi. Namun masa sekolahnya justru ia selingi dengan aktivitas berjualan, seperti berjualan permen atau kertas file dengan motif bergambar kartun yang dititipkan kepada ayahnya saat ke Denpasar. Kertas file tersebut berhasil ia jual dan mendapat untung banyak, karena ia memang tidak mengeluarkan modal sama sekali, kisahnya sambil tersenyum.

Seiring bertambahnya usia, minat Ari mulai berubah. Sebagai anak laki-laki pada umumnya yang hobi berolahraga, ia aktif dalam kegiatan seperti basket, sepak bola dan bulutangkis. Bahkan anak kedua dari dua bersaudara ini ingin berkarier sebagai atlet bulutangkis, namun tidak mendapat dukungan dari orangtua.

Ari kemudian melanjutkan kuliah di fakultas hukum, setelah lulus ia bekerja sebagai marketing UMKM di sebuah bank swasta. Saat tiba masa-masa mulai bekerja, mungkin karena melihat penampilannya yang berasal dari keluarga mampu, ia tidak mendapat kesempatan yang sama untuk bekerja seperti karyawan yang lain. Namun berkat ada salah satu keluarga besar yang bekerja dibank tersebut, ia dapat bekerja sebagaimana mestinya.

Ada perasaan lega saat Ari sudah mendapatkan pekerjaan, namun di sisi lain ia merasa memperoleh pekerjaan tersebut bukan atas kerja kerasnya. Bahkan ia sempat mengatakan pada paman yang sekaligus atasannya, untuk mundur saja dari perusahaan bila menjadi beban. Pamannya menolak keinginannya dan diminta untuk tetap mengikuti prosedur kerja yang telah ditetapkan.

Nasabah pertama Ari berhasil ia dapatkan karena rasa iba calon nasabah yang melihat ia berkeliling di area pasar. Hal ini ia jadikan sebagai awal semangat baru untuk mendapatkan nasabah-nasabah selanjutnya. Dari pekerjaan tersebut, tanpa sengaja ia diperkenalkan oleh relasi-relasi yang mendekatkannya dengan dunia wirausaha.

Yang menarik perhatiannya, salah satu nasabahnya bekerja sebagai distributor kayu. Ia pun mendapatkan sedikit ilmu dan mulai tertarik untuk memiliki sebuah usaha. Ia kemudian menyatakan keinginannya dan menawarkan diri untuk membeli bahan baku kayu dari nasabahnya bila ia membuka usaha nanti. Di saat yang sama, kebetulan salah satu temannya juga memiliki bisnis furnitur yang berencana akan ia ajak bekerja sama.

Jauh-jauh hari sebelum mundur dari perusahaan, Ari sudah membicarakan hal ini kepada atasannya. Ia pun mendapat dukungan untuk mewujudkan impiannya tersebut. Setelah menyatakan untuk berhenti, ia mulai mendapatkan konsumen dan memperlihatkan gambar hasil coretan di atas media kertas yang masih sederhana. Bersyukur ia mendapat respons positif dari konsumen pertamanya.

Meski usaha yang ia miliki sederhana, namun hingga di titik ini, Ari sangat bersyukur sudah tidak bergantung lagi dengan perusahaan yang membatasi geraknya dalam berkreativitas. Bahkan ia mendapat dukungan dari orang-orang sekitar, salah satunya kakak ipar yang menawarkan konsumen kepadanya, sebuah proyek kos-kosan, yang ia tangani bersama temannya yang berbisnis furnitur. Namun bukan untung yang ia peroleh, justru kekecewaan dari konsumen, sehingga membatalkan untuk menggunakan jasa usaha Ari dan temannya.

Pria asal Gianyar ini, harus bersikap lapang dada atas kejadian tersebut dan tetap bersemangat dalam menjalankan usahanya. Atas bantuan paman, Maju Mapan Furniture yang beralamat di Jl. Sawo, Bitera, Gianyar, mulai berkembang dengan memiliki warehouse sendiri. Kualitas produk yang ditawarkan mulai ditingkatkan demi memberi kepuasan kepada konsumen, baik dari perusahaan swasta maupun pemerintahan.

Sebagai pemilik usaha sekaligus kepala keluarga, Ari Setiadi merupakan sosok yang sederhana dan memiliki tekad mandiri dalam menghidupi keluarga serta ingin melihat orangtua tersenyum bahagia. Baginya, semua itu adalah kebahagiannya yang sempurna. Terlebih berada di tengah kondisi pandemi saat ini, harus tetap berpikir positif sembari tetap memberikan pelayanan terbaik dan menyusun strategi agar tetap dapat mempertahankan usaha.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!