Sentuhan Seni pada Karya Arsitektur ala Undagi bali
Bangunan dengan segala fungsinya telah menjadi kebutuhan dasar manusia bahkan termasuk dalam tiga kebutuhan primer selain sandang dan pangan. Karena itu dalam pembuatannya, diperlukan sentuhan tangan profesional di bidang arstitektur guna menghasilkan bangunan yang sesuai dengan keinginan pemiliknya. Salah satu putra daerah Bali yang namanya telah lama dikenal sebagai profesional di bidang arsitektur ialah I Made Suardana. Baginya, mengerjakan proyek arsitektur bukan hanya sekedar pekerjaan melainkan layaknya suatu proses bagi seorang seniman untuk mewujudkan karya seni.
Ungkapan “bekerja namun jangan sekedar bekerja” agaknya sesuai dengan prinsip hidup I Made Suardana. Dalam menghasilkan beragam proyek konstruksi bangunan, ia mengedepankan integritas dalam bekerja sehingga segala upaya dilakukan agar menghasilkan hasil akhir yang memuaskan. Selain itu sebagai seorang arsitek yang kerap membuat bangunan dengan gaya arsitektur khas Bali, ia mengutamakan estetika atau keindahan pada setiap karya-karyanya. Ia pun berusaha totalitas dalam mewujudkan konsep bangunan dengan sentuhan khas seniman Bali, bahkan tak jarang harus mengkesampingkan urusan profit.
“Kecintaan saya pada dunia seni mendorong saya untuk menciptakan karya-karya bangunan yang menonjolkan keindahan di samping pula mengedepankan sisi fungsional bangunan. Sehingga saat bekerja saya kurang mempertimbangkan soal keuntungan finansial. Utama bagi saya, klien merasa puas, saya pun terpuaskan,” ujar pria yang saat ini mengibarkan bendera perusahaan CV. Undagi Bali.
Melalui daya upaya dalam mewujudkan rasa puas kepada para konsumen inilah, Made Suardana dengan cepat dapat melesat di tengah persaingan usaha kontraktor yang kian kompetititf. Menurutnya dalam era persaingan seperti sekarang, menjaga kepercayaan para klien menjadi strategi yang harus diterapkan guna dapat eksis dalam jangka panjang.
Masa Sekolah
Kisah perjalanan hidup Made Suardana sangat menarik lantaran ia merupakan contoh pribadi yang mampu mengubah keadaan hidup dari titik nol hingga meraih keberhasilan seperti sekarang. Ia merupakan putra dari seorang veteran dan ibu rumah tangga biasa dengan kondisi ekonomi yang jauh dari bekercukupan. Namun kehidupan masa kecil yang serba sulit itulah yang memacu semangat Made Suardana untuk bisa mengubah taraf kehidupannya.
Made Suardana sadar bahwa pendidikan yang akan menjadi jalan terbaik menuju pintu kesuksesan di masa depan. Ia pun menjadi pribadi yang giat belajar meskipun dari segi fasilitas belajar tidak bisa dikatakan cukup. Dalam kesederhanaannya, ternyata ia tetap bisa menjadi siswa unggulan di sekolah. Bukan hanya sekali atau dua kali, bisa dikatakan selama masa sekolah dari dasar hingga tingkat menengah, predikat siswa berprestasi selalu ia dapatkan.
Lulus SMP ia memutuskan merantau ke Denpasar untuk melanjutkan ke SMK. Berbekal sepeda gayung ia menempuh jarak cukup jauh dari kampung ke halaman ke kota. Di kota yang sangat asing itu, ia tidak menyewa kos atau rumah kontrakan melainkan hidup menumpang dari satu teman ke teman lainnya. Hal ini terpaksa dilakukan lantaran ia tidak memiliki biaya sama sekali.
Made Suardana memilih jurusan Teknik Bangunan karena menurutnya jurusan ini sangat cocok dengan hobi menggambar yang ditekuninya. Daya imajinasinya yang tak terbatas ia tuangkan ke dalam media gambar sehingga menghasilkan gambar-gambar realistik nan estetik. Ditambah dengan ilmu ukur yang didapat dari sekolah, menjadikan wawasannya lebih bertambah mengenai bidang desain bangunan.
Selepas menamatkan SMK, Made Suardana ikut bekerja pada orang lain untuk membangun proyek villa di Ubud. Dari sana ia kemudian menemukan berbagai kesempatan kerja lainnya. Hingga pada tahun 1990 ia bergabung di suatu perusahaan konsultan yang didirikan oleh kumpulan arsitek dari Universitas Udayana. Kesempatan belajar lebih banyak langsung dari para sarjana arsitektur betul-betul dimanfaatkan oleh Suardana untuk menyerap ilmu yang tidak didapatnya di tingkat sekolah.
Pada tahun 90-an, pemerintah Bali menerapkan kebijakan bahwa setiap bangunan komersial harus memiliki sentuhan ciri khas bangunan Bali. Suardana lewat keahliannya di bidang seni akhirnya menemukan peluang untuk menerapkan kemampuannya di proyek-proyek yang dikerjakan. Hasil kerja yang memuaskan membuatnya makin dipercaya oleh atasan maupun kolega mengerjakan proyek-proyek besar. Salah satunya proyek Taman Festival Bali yang digadang-gadang menjadi taman rekreasi terbesar se-Asia Tenggara di masa itu.
Mendirikan Usaha
Semangat dan motivasi mewujudkan masa depan yang lebih menjanjikan, akhirnya mendorong Made Suardana untuk bisa mengelola usaha sendiri. Ia pun menggandeng rekan-rekan arsitek lainnya mendirikan bendera usaha yang diberi nama Studio89. Setelah berjalan beberapa tahun, rekan-rekannya yang lain memiliki kesibukan sendiri-sendiri sehingga hanya dia yag tersisa dalam mengelola usaha terebut.
“Akhirnya saya lanjutkan usaha ini dengan nama CV. Undagi Bali,” kata Made Suardana.
Undagi Bali tidak hanya bergerak di bidang konstruktorsipil dan bangunan style Bali, tapi juga menerima proyek-proyek interior bangunan. Proses kerja diimulai dengan pendekatan kepada klien mengenai berapa jumlah dan apa saja ruangan yang dibutuhkan. Dilanjutkan dengan membuatkan Konsep desain untuk kemudian diwujudkan dalam bentuk 3 Dimensi sebagai awal bayangan. Sampai terwujudnya suatu karya yang benar-benar sesuai dengan keinginan klien baik dari segi bentuk maupun budget.
Melalui CV Undagi Bali, Made Suardana telah berhasilkan berbagai proyek-proyek pembangunan baik di pemerintahan, swasta maupun perseorangan. Misalnya saja proyek pembangunan bank BPD Bali di berbagai daerah, Interior Griya Mandiri Halmahera, Landscape Ruang Terbuka Gedung Puspem Badung, Interior Toilet Villa Srinata, hingga proyek rumah tinggal untuk pelawak Cedil di Batubulan. Serta masih banyak lagi proyek pernah dikerjakan oleh pria berambut gondrong tersebut.
Made Suardana ke depannya ia tidak terlalu ambisius soal pencapaian selanjutnya. Sebagai orang yang tidak terlalu mengutamakan insting bisnis yang terpenting saat ini dapat mengerjakan proyek-proyek dengan baik sehingga dapat menjaga stabilitas opersional perusahaan serta menjamin kesejahteraan para karyawan. Serta tetap berpegah teguh pada idealisme sebagai seniman bangunan untuk mewujudkan berbagai mahakarya di masa depan.