Sensasi Menyantap Kuliner Seafood yang Fresh Di Pinggir Pantai Kedonganan Ala Melati Bali Cafe

Menikmati kuliner olahan hasil tangkapan laut nampaknya menjadi kegiatan yang tak bisa dilewatkan kala mengunjungi Melati Bali Cafe. Daya tarik wisata kuliner yang ditawarkan oleh salah satu pelopor restoran di wilayah tersebut terletak pada pengalaman menyantap kuliner sembari menyaksikan panorama pantai Kedonganan yang mempesona. Hal ini karena lokasi restoran tepat berada di bibir Pantai Kedonganan.

Tempat ini selalu ramai dikunjungi terutama di sore hari, lantaran para pengunjung dapat menyaksikan matahari terbenam langsung melalui tempat ini. Tak hanya itu pengunjung juga merasakan sensasi bersantap di atas pasir pantai berwarna putih diiringi ritme deburan ombak yang menenangkan jiwa.

Tentunya lokasi restoran yang strategis bukan satusatunya alasan tempat ini menjadi primadona wisatawan lokal, domestik maupun mancanegara. Kualitas cita rasa makanan yang ditawarkan menjadi kunci kesuksesan Melati Bali Cafe dalam memikat pengunjung. Di restoran yang telah berdiri sejak tahun 2007 ini pengunjung dapat memilih aneka pilihan menu berbahan hasil tangkapan laut. Seperti aneka jenis ikan, kepiting, lobster, udang, maupun kerang. Disajikan dengan bumbu yang khas, hidangan seafood di Melati Bali Cafe cocok dinikmati saat bersantap bersama keluarga.

Wayan Suwita

Wayan Suwita selaku pengelola memiliki latar belakang pengalaman di bidang perikanan selama puluhan tahun. Ia memastikan seafood yang disajikan di Melati Bali Cafe selalu fresh karena didapatkan langsung dari nelayan setempat.

Bahan baku yang digunakan juga telah melalui proses kontrol kualitas yang sesuai standar pengolahan hasil tangkapan laut. Selain itu seafood diolah dengan metode yang tepat dan dimasak dari tangan Chef berpengalaman.

Suwita menuturkan, pariwisata di Kedonganan belum terlalu berkembang di masa kecilnya. Sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai nelayan. Demikian pula dengan Suwita yang sejak di masa sekolah sudah aktif mengumpulkan rejeki dengan cara melaut. Ia terbiasa berangkat bersama nelayan lainnya sejak pukul 03.00 dini hari dan sudah kembali sebelum jam masuk sekolah dimulai. Belajar di kelas dengan aroma ikan dan kulit yang gatal telah menjadi hal biasa dilalui. Beruntung ia memiliki teman-teman dan guru yang memahami kondisinya.

Di saat memasuki masa kuliah, Suwita mengisi waktu luang dengan bekerja paruh waktu. Ia sempat menekuni profesi sebagai supir kendaraan hingga bekerja di bandara Ngurah Rai. Melihat semangatnya dalam mengikuti perkuliahan sambil bekerja, sang bibi yang juga merupakan orangtua angkat mengarahkan Suwita untuk membuka warung makan sederhana sehingga ia lebih fleksibel mengatur waktu nantinya. Warung makan yang merupakan cikal bakal Melati Bali Cafe itu masih sangat sederhana namun semakin hari peminatnya semakin banyak. Pada tahun 2007 akhirnya berpindah lokasi ke tempat sekarang ini dengan mengusung nama Melati Bali Cafe.

Melihat perkembangan Melati Bali Café saat ini, Suwita tak pernah membayangkan sebelumnya. Ia tidak menyangka dari sebuah warung beratapkan terpal kini bertransformasi menjadi restoran terkemuka di wilayah Kedonganan. Ia berharap melalui hadirnya usaha yang ia jalankan ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar melalui sektor pariwisata.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!