Sempat Jadi Pedagang Acung Kini Sukses Berprofesi sebagai Dokter
Lahir di daerah pariwisata, Sanur, drg. Made Merta Suparka sempat melakoni pekerjaan sebagai pedagang acung, di saat orangtuanya tengah merintis usaha garmen. Kondisi keuangan yang belum stabil, membuat ia tanpa malu mengambil pekerjaan tersebut sejak SD hingga SMP. Seiring usaha orang tua yang semakin gemilang, menuntun drg. Made Merta Suparka untuk meraih masa depan yang lebih menjanjikan. Sang ayah menginginkan ia menjadi dokter, sedangkan ibunya, mendorongnya untuk berkecimpung di pariwisata. Ia pun mencoba mengikuti saran orangtua dengan menjalani test di dua bidang tersebut.
Ternyata paman dari drg. Made Merta Suparka yang berprofesi sebagai dosen di BPLP (Balai Pusat Pelatihan Pariwisata), pun meluluskannya tanpa mengikuti tes. Namun akhirnya ia memilih untuk melanjutkan ke jalur Fakultas Kedokteran Gigi, di Universitas Mahasaraswati, padahal awalnya pun ia hanya coba-coba dan ternyata ia pun dinyatakan diterima. Setelah lulus, drg. Made Merta Suparka kemudian melanjutkan pendidikan Spesialis Bedah Mulut & Maksilofasial di Universitas Gadjah Mada. Dalam menjalani masa kuliahnya, ia sempat nyambi sebagai driver dan mencoba usaha jual beli mobil, yang kini pun berjalan sukses dengan membuka showroom di Jl. Tukad Yeh Aya No. 99E, Renon, Denpasar.
Karier drg. Made Merta Supaka Sp.BM, sebagai Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial kemudian berpraktik di Rumah Sakit Siloam dan menjadi dosen di UNMAR. Seiring dengan semangatnya untuk mengedukasi masyarakat, ia kemudian mendirikan “Alsa Dental & Implant Centre” berlokasi di Jl. Tukad Yeh Aya No. 99E, Renon, Denpasar Selatan, menawarkan pelayanan unggulan soal gigi dan mulut, yaitu implan gigi atau berpengertian prosedur penanaman akar gigi buatan yang berbentuk seperti baut pada rahang untuk menopang mahkota gigi buatan. Implan gigi tersebut umumnya terbuat dari logam khusus terbaik, seperti titanium.
Prosedur implan gigi tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, hanya dokter gigi spesialis bedah mulut yang memahami prosedur ini harus terdiri dari sejumlah tahap, meliputi pencabutan gigi yang rusak, pencangkokan tulang rahang, pemasangan implan gigi di tulang rahang, pemasangan penyangga (abutment), pemasangan gigi buatan. Setiap tahapnya membutuhkan waktu penyembuhan, sehingga keseluruhan proses implan gigi dapat memakan waktu sampai beberapa bulan. Dalam proses yang panjang tersebut, secara umum tingkat kesuksesan rata-rata pemasangan implan gigi cukup tinggi yaitu sekitar 98%. Dengan perawatan yang baik, implan gigi dapat bertahan hingga seumur hidup.
Bila membaca penjelasan di atas, mungkin bagi sebagian orang itu adalah hal mengerikan, dalam hal ini drg. Made Merta Suparka memberi edukasi cara pencegahannya, tentunya dengan menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut, seperti menggosok gigi dua kali sehari, memeriksakan gigi 6 bulan sekali dan bila menggunakan obat kumur, gunakan yang tanpa ada kandungan alkohol. Namun sekali lagi, tak semua orang memiliki kesadaran untuk menerapkan sesuai dengan anjuran dokter. Jadi pasien harus siap menghadapi komplikasi yang kemungkinan akan dirasakan untuk proses implan ini, seperti infeksi di lokasi pemasangan implan gigi; gangguan pada sinus, jika implan gigi yang dipasang di rahang atas menembus rongga sinus: kerusakan jaringan di sekitar implan gigi, misalnya kerusakan gigi asli atau pembuluh darah; kerusakan jaringan saraf yang dapat menyebabkan munculnya nyeri, mati rasa, atau rasa seperti tertusuk di sekitar gigi asli, gusi, bibir dan pipi.
Bagi penderita diabetes, tidak perlu lagi khawatir untuk menjalani implan gigi, terpenting beberapa hal perlu diperhatikan sebelum melakukan praktik ini yakni pastikan gula darah pasien terkontrol selalu dan dalam level normal di saat pemasangan, keadaan umum pasien baik dan tidak ada penyakit infeksi lain, memberikan antibiotik sebelum dan sesudah pemasangan implan, menjaga kebersihan mulut harus dijaga oleh pasien guna mencegah terjadinya penyakit pada jaringan penyangga gigi dan obat-obatan diabetes harus dikonsumsi secara teratur guna mengontrol gula darah pasien yang tentunya berpengaruh pada keberhasilan implan itu sendiri.