Semangat dan Optimis menjadi Pedoman Sukses Kerupuk Kulit Ikan Tuna Putra Susila
Perjalanan menuju kesuksesan ibarat menaiki anak tangga. Untuk bisa mencapai anak tangga yang paling atas, harus melalui anak tangga paling bawah kemudian menaikinya satu per satu. Memegang teguh komitmen untuk tetap semangat serta tekad yang kuat menjadi landasan utama untuk mencapai tujuan. Menjadi tulang punggu keluarga dalam waktu yang cukup lama mendorong keinginan Ni Wayan Sarimi untuk menjadi seorang pebisnis sukses demi menafkahi seluruh keluarga. Pertemuannya dengan paman di Bali setelah menjalani masa kecil yang penuh kebahagiaan di Sulawesi Tengah menjadi tonggak awal suksesnya Kerupuk Kulit Ikan Tuna Putra Susila, sebuah usaha yang berkecimpung di dunia kuliner garapan Ni Wayan Sarimi yang kini memiliki jumlah reseller tidak hanya di Bali bahkan seluruh Indonesia.
Kesuksesan yang diraih oleh wanita asal Seriri, Singaraja merupakan cerminan dari kerja keras Ni Wayan Sarimi, di mana hal ini tidak terlepas dari peran keluarga yang senantiasa memberi dukungan moral dan mental. Lahir di Sulawesi Tengah, di sebuah desa yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian petani, Ni Wayan Sarimi tumbuh sebagai anak mandiri lewat didikan ala militer oleh kedua orang tua yang berprofesi sebagai petani. Berkat itu semua, Ni Wayan Sarimi tumbuh menjadi anak yang tangguh dan bertanggung jawab, hingga upah hasil kerja kerasnya menggarap kebun ia gunakan untuk membayar SPP semenjak Ni Wayan Sarimi duduk di bangku sekolah dasar. Sempat merasakan bagaimana sulitnya perekonomian keluarga di masa itu, banyak momen yang masih tersimpan di dalam benaknya menjadi sebuah kenangan indah seperti makan nasi dicamur dengan parutan pisang dan mendapat subsidi beras dari Bulog oleh pemerintah setempat. Hasil kebun yang tidak terjual menjadi konsumsi sehari-hari Ni Wayan Sarimi bersama keluarga.
Dengan biaya hasil jerih payah sendiri, Ni Wayan Sarimi mampu membiayai sekolahnya sendiri mulai dari SD hingga SMP. Kemudian, dengan keterbatasan ekonomi pada masa itu, salah seorang Guru SMK mengangkat Ni Wayan Sarimi sebagai anak angkat kemudian membiayai sekolah Ni Wayan Sarimi. Tidak hanya itu, Ni Wayan Sarimi diberi kesempatan untuk bekerja di rumah orang tua angkat serta memperoleh uang saku. Menjadi lulusan SMK jurusan perkantoran, Ni Wayan Sarimi memutuskan untuk kursus komputer selama 3 bulan, setelah itu ia memiliki keinginan untuk pindah ke Bali dan bekerja bersama paman. Di Bali, Ni Wayan Sarimi membuka lembaran baru bersama sang suami serta membangun keluarga kecilnya. Selama di Bali, Ni Wayan Sarimi bekerja membantu usaha paman yang bergerak di bidang perikanan. Hal ini menjadi awal mula pengenalan Ni Wayan Sarimi hingga memutuskan untuk membuka bisnis Kerupuk Kulit Ikan Tuna Putra Susila.
Kerupuk Ikan Tuna Putra Susila merupakan bisnis yang dirintis oleh Ni Wayan Sarimi bersama suami setelah berhenti bekerja di pabrik. Selain mudah, Ni Wayan Sarimi menemukan begitu banyak peluang di bidang ini terutama dari kemudahan yang ditawarkan mulai dari segi pengelolaan, operasional dan bisnis ini merupakan usaha yang sangat cocok dilakukan oleh ibu rumah tangga. Ni Wayan Sarimi mengaku tidak pernah menyangka bahwa semua ini akan sangat berkembang. Mulai dari kamar kost hingga Ni Wayan Sarimi mampu mengontrak tanah lewat hasil dari penjualan kerupuk kulit ikan tuna dan kini memiliki 5 unit kompor serta mampu mempekerjakan 9 orang karyawan. Sebuah prestasi yang begitu menginspirasi generasi muda terutama para wanita Bali yang ingin membuka bisnis. Keberanian serta tekad kuat Ni Wayan Sarimi dapat menjadi pedoman bagaimana menanamkan semangat dan optimisme sehingga mampu mengubah hidupnya menjadi lebih baik lewat suksesnya mengelola bisnis kerupuk kulit ikan tuna.