Semangat Asa Arsitek Mengajak Lulusan Baru Mencari Pengalaman Sebelum Berkarya Mandiri

Sebagai lulusan SMK, khususnya dalam jurusan Gambar Bangunan, I Wayan Yudiantara, pemilik ASA Arsitek, menghadapi sejumlah tantangan dan peluang ketika memutuskan untuk melanjutkan studi ke Program Sarjana Teknik Arsitektur. Meskipun ia telah memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pondasi teknik bangunan arsitektur, ia merasa kurang berpengalaman dalam aspek seni dan rinciannya. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa di SMK, penekanan lebih pada aspek teknik daripada aspek seni dan estetika dalam desain arsitektur. Lalu langkah apa yang ia ambil hingga berhasil meniti karier dan mengembangkan bisnisnya dalam dunia arsitektur?

I Wayan Yudiantara

Faktor lingkungan tempat tinggal, terutama peran sang ayah sebagai seorang pengrajin ukiran gaya Bali, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pilihan karier Yudiantara. Ia lantas melanjutkan ke SMKN 1 Denpasar pada jurusan Gambar Bangunan. Selama menempuh pendidikan, ia sempat melakukan magang di beberapa perusahaan yang terkait dengan bidangnya. Pengalaman magang ini sangat bermanfaat dalam mengasah keterampilan praktisnya dan memperluas wawasannya tentang dunia kerja di lapangan. Setelah tamat, Yudiantara kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Teknik Arsitektur, Universitas Udayana. Karena memiliki dasar dalam gambar bangunan dari SMK, ia memiliki keunggulan yang signifikan dibandingkan dengan teman-teman seangkatannya yang memiliki latar belakang pendidikan SMA. Ia bahkan sempat berperan sebagai tutor, membantu teman-temannya dalam memahami konsep dasar gambar bangunan. Namun, ada satu aspek di mana ia merasa perlu untuk meningkatkan kemampuannya, yaitu dalam presentasi mengenai seni rupa, terutama desain gambar dan perencanaan konsep. Ini karena di SMK, ia lebih berfokus pada teknik gambar dan jarang memiliki pengalaman dalam presentasi. Selain itu, ia juga menyadari bahwa dalam lingkungan perguruan tinggi Teknik Arsitektur, mahasiswa lebih banyak belajar secara otodidak, mengembangkan keterampilan mereka sendiri, terutama dalam hal aplikasi. Misalnya dalam gambar teknik, seorang drafter dapat menggunakan perangkat lunak komputer terkini seperti AutoCAD.

Sembari mengejar pendidikan tinggi, pria kelahiran tahun 1992 ini juga memanfaatkan waktu luangnya dengan bekerja sebagai seorang pemborong, bahkan sejak semester pertama kuliah. Awalnya ia terlibat dalam pekerjaan ini secara tidak sengaja, dimulai dari hanya menyediakan gambar-gambar untuk desain rumah tinggal. Namun, ketika pemborong yang seharusnya mengerjakan proyek tersebut tidak dapat melanjutkan, pemilik proyek menawarkan kepada Yudiantara untuk mengambil peran tersebut. Untungnya, pengalaman pertama sebagai seorang pemborong berakhir dengan kesuksesan. Setelah menyelesaikan kuliahnya selama empat tahun tiga bulan, Yudiantara dengan tekad dan keberanian langsung mengambil langkah besar untuk merintis bisnisnya dalam bidang arsitektur dan interior dengan nama ASA Arsitek. Ini karena sejak semester terakhir kuliahnya, ia sudah terlibat dalam proyek-proyek yang cukup besar, seperti pembangunan gapura di Hotel Mecure. Berlanjut hingga ia secara resmi mendirikan bisnisnya, yang berlokasi di Jl. Raya Tebongkang no. 34, Ubud, Gianyar, pada proyek BRI Kuta sebagai penyedia jasa arsitektur dan interior. Pada tahun 2017, ia juga mendapatkan proyek di Lombok, meskipun sempat mengalami kerugian, namun Yudiantara tetap berkomitmen dalam menyelesaikan tanggung jawabnya. Pada masa pandemi Covid-19, ASA Arsitek bersyukur masih mendapat proyek di PT Pelindo sebagai sub-proyek. Selain ia berupaya melakukan inovasiinovasi, yakni pembuatan furnitur hingga duet dengan temannya untuk membuka toko baja ringan. Ini adalah bukti dari komitmen dan semangatnya dalam membangun bisnisnya di dunia arsitektur dan konstruksi.

Pascapandemi, ASA Arsitek telah menerima sepuluh proyek yang menggairahkan. Kepercayaan ini telah memungkinkannya untuk mempekerjakan sekitar 100 tenaga kerja, termasuk pekerja lepas yang membantu mewujudkan berbagai proyek yang ambisius. Yudiantara juga tak kalah memiliki ambisi tinggi dalam mengajak lulusan baru untuk bergabung bersama tim ASA Arsitek dengan batasan maksimal selama lima tahun. Tujuannya adalah memberikan mereka bekal yang sangat berharga, terutama dalam hal pengalaman di lapangan, sebelum akhirnya mereka memiliki kemandirian dalam menjalankan bisnis masing-masing. Dengan semangat tim dalam beragam pengalaman, Yudiantara berharap para lulusan baru ini menjadi penerus yang tangguh dan mampu menciptakan perubahan positif dalam industri ini, membawa inovasi dan kreasi yang tak terbatas ke dalam dunia arsitektur.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!