Selaras dalam Visi Pasangan Suami Istri Sukses Jajal Industri Jasa Konstruksi
Geliat pariwisata di Pulau Dewata secara nyata berdampak pada pesatnya pembangunan di Bali. Selain infrastruktur dan sarana umum lainnya, pembangunan properti berupa hotel, vila, gedung perkantoran maupun perumahan cukup gencar digalakkan. Hal ini tentu menjadi peluang yang sangat bagus untuk membuat suatu usaha yang bergerak di bidang konstruksi bangunan. Seperti yang dilakukan oleh Karyono dan Anita, pasangan suami istri yang kompak menjalankan usaha jasa konstruksi sejak tahun 2009.
Meraih kesuksesan sebagai seorang pengusaha bukanlah hal yang mudah. Apalagi jenis usaha yang dikelola sudah memiliki banyak pesaing, tentunya tantangan yang dihadapi lebih besar. Selain tantangan dari eksternal, juga diperlukan kerja keras, ketekunan, serta kegigihan untuk mencapai target internal perusahaan. Lantaran pencapaian target tidak hanya berkaitan dengan omzet usaha, juga terkait dengan kesejahteraan karyawan serta pihak lainnya yang menggantungkan perekonomian pada perusahaan tersebut.
Meskipun pada saat memutuskan mengibarkan bendera usaha sendiri sudah banyak kompetitor usaha yang telah lama eksis, tak menyurutkan langkah Karyono merintis karier sebagai pengusaha. Ia mantap membangun usaha jasa konstruksi lantaran ditemani rekan kerja yang memiliki visi misi seirama dengannya. Tak lain partner kerja tersebut adalah sang istri bernama Anita. Mereka berdua sama-sama berlatar belakang karier di bidang teknik sipil maupun arsitek sehingga tak sulit untuk menjalankan tugas sebagai pelaksana konstruksi.
Namun jauh sebelum adanya cerita kesuksesan pasangan ini dalam mengibarkan PT Anugrah Laras Konstruksi, masing-masing juga menyimpan kisah perjuangan hidup yang sangat menginspirasi. Dimulai dari cerita sang kepala rumah tangga, Karyono berasal dari latar belakang keluarga petani di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Tidak banyak cerita pengalaman masa kecil Karyono di kampung halamannya tersebut sebab pada tahun 1981 orang tuanya bertransmigrasi ke Kalimantan.
Orang tua merupakan sosok panutan sekaligus guru kehidupan bagi seorang Karyono. Khususnya ayahnya, selalu menanamkan budaya disiplin dan menghargai waktu. Karyono dididik untuk melaksankan aktivitas sesuai jadwal yang telah ditentukan, baik kegiatan bermain atau belajar telah diatur porsi waktunya. Lambat laun kebiasaan itu pun mendarah daging dan agaknya menjadi salah satu karakter diri yang membawa langkahnya pada gerbang kesuksesan di kemudian hari.
Berjodoh di Tempat Kerja
Kembali ke kisah masa kecil Karyono, pada saat duduk di bangku kelas 5 SD, ia kembali lagi ke Nganjuk dan tinggal bersama orang tua angkatnya. Selain dipenuhi kebutuhan hidupnya, Karyono juga dibiayai sekolahnya. Setelah tamat SMP Karyono melanjutkan ke Sekolah Teknik Menengah atau setingkat SMK mengambil konsentrasi jurusan teknik bangunan. Ia memilih menekuni bidang tersebut karena melihat banyak saudaranya yang meraup penghasilan besar sebagai pekerja konstruksi. Ia pun bercita-cita kelak dapat bekerja di industri ini agar dapat meningkatkan taraf perekonomian keluarga.
Memasuki penghujung milenium, Karyono melanjutkan kuliah ke Kota Palembang. Tinggal bersama saudara di perantauan, kala itu ia merampungkan kuliahnya sembari bekerja. Lewat kerja keras dan ketekunan belajar, akhirnya Karyono berhasil lulus menyandang gelar Sarjana Teknik. Di perusahaan tempatnya bernaung inilah ia dipertemukan dengan teman hidupnya saat ini. Anita yang juga menyandang titel sarjana teknik, pernah menimba ilmu di jurusan Teknik Arsitektur. Dalam pekerjaan, Karyono dan Anita kerap bekerja bersama-sama sehingga lambat laun memunculkan rasa ketertarikan antar satu sama lain. Merasa memiliki kecocokan baik dalam hal pekerjaan, passion, maupun visi kehidupan, akhirnya pasangan ini meresmikan hubungan dalam ikatan pernikahan.
Pada tahun 2009, Karyono dan sang istri dipindah ke Bali serta merintis usaha milik sendiri di tempat yang baru. Mereka mengawali langkah usaha dengan menawarkan jasa konstruksi ke teman-teman sendiri, lalu mencari rekanan sub konstruksi yang dapat diajak bekerja sama. Satu persatu tawaran proyek diterima, mulai proyek pembangunan gedung perkantoran, hotel maupun perumahan.
Agar ke depannya tidak banyak kendala dalam segala urusan legalitas, Karyono meresmikan usahanya menjadi badan usaha berbentuk perseroan terbatas dengan nama PT Anugerah Laras Konstruksi atau lebih dikenal masyarakat dengan nama Alkon.
Dalam mengembangkan perusahaan beralamat di Jl. Tukad Badung XVIII, Renon, Denpasar ini, Karyono dan Anita sepakat untuk mengutamakan kualitas pekerjaan dibandingkan kuantitas. Artinya mereka tidak mempersoalkan berapa jumlah proyek yang dikerjakan. Terpenting bagi mereka yakni mempersembahkan hasil karya konstruksi yang sesuai dengan ekspektasi pelanggan juga sesuai dengan standar kualitas keamanan dan estetika bangunan.
Karyono dan Anita mengungkapkan kiat kesuksesan mengembangkan bisnis di tengah persaingan usaha yaitu selalu kreatif dan mau terus berinovasi. Selain itu, ada juga orang yang ikut berperan penting dalam menopang kesuksesan usaha ini yaitu Bapak Hendro Setiawan selaku pemimpin, partner, penasihat dan pendukung dari PT Anugerah Laras Konstruksi. Begitu pun pada saat menghadapi tantangan usaha, diperlukan sikap optimisme dibarengi semangat kreativitas untuk berkarya. Seperti pada pandemi saat ini, pasangan ini menyiasati penurunan geliat pembangunan dengan menggarap peluang sebagai developer resort. PT Alkon juga memperlakukan semua karyawannya sebagai keluarga. Saat usaha ini berkembang, artinya semua karyawan pun ikut menikmati hasil dari usaha yang mereka kerjakan karena semua adalah keluarga di bawah naungan bendera PT Alkon. Ke depannya mereka akan terus mencari dan mengembangkan peluang lainnya yang masih terkait dengan industri konstruksi.