Sebuah Penginapan dengan Panorama Sawah yang Tenang dan Indah – Villa Pecatu Ubud
Sebelum akomodasi penginapan menjamur seperti saat ini, I Made Santera memilih untuk mengontrak tempat untuk membuka toko kerajinan tangan dekat Monkey Forest. Bisnis kerajinan tangan seperti ini menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat Ubud pada masa itu.
Selain membuka bisnis kecil-kecilan, I Made Santera pun aktif dalam kegiatan sosial. Sosoknya yang memang cukup dicintai dan dihormati oleh masyarakat, akhirnya membuatnya terpilih menjadi pengayah atau kelian desa hingga dua periode. Pria kelahiran 30 Desember 1967 ini sebenarnya, mengakui bahwa dirinya belum pantas menempati posisi tersebut. Sebelum terpilih untuk kedua kalinya, ia menghimbau kepada masyarakat agar tidak memilihnya lagi. Namun kepercayaan masyarakat kepada Made Santera untuk memimpin desa, sepertinya belum dapat digantikan oleh kandidat lainnya.
Kesibukan Made Santera menjadi kelian desa di masa awal, sempat membuatnya jatuh sakit dalam waktu yang cukup lama. Bagaimana tidak, ini merupakan pengalaman pertama baginya, terlebih ia merasa belum cukup ilmu untuk menjadi sorang pemimpin. Namun berkat dukungan positif, ketentraman desa dapat dirasakan nyata oleh masyarakat.
Waktu yang semakin padat, membuat Made Santera terpaksa over kontrak toko kerajinan tangannya. Setelah toko tersebut berhasil dikontrakan kembali, Made Santera hanya mengandalkan penghasilannya sebagai kelian desa. Belum lagi, dari hasil pembayaran kontrakan dicicil karena terjadinya peristiwa Bom Bali yang menyebabkan kondisi pariwisata menurun.
Kenyataan yang sulit untuk diterima, namun Made Santera tak pernah berhenti berusaha dan berdoa, menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Ia menghaturkan sembahnya setiap hari, di berbagai kesempat di sela-sela waktunya sebagai pengayah desa. Ia memohon agar keluarga tetap diberi kesejahteraan dan kesehatan. Ia memiliki keyakinan, di balik doa yang tak pernah henti, Tuhanlah yang memberi pengaruh dalam segala kesuksesan saat ini.
Pertolongan itu datang dari salah satu rekannya yang bernama William, berasal dari Amerika yang ikut membantu dalm membangun vila. Hubungan pertemanannya dengan Wiliam sangat baik, semuanya berawal dari rekannya tersebut yang ingin memiliki tempat tinggal di Bali, dan memintanya untuk membangun rumah dengan desain ide dari Wiliam sendiri.
Dari ide tersebut, lahirlah Vila Pecatu Ubud yang berlokasi di Jalan Raya Pengosekan Ubud, berjumlah tiga kamar dengan fasilitas diantaranya, kolam renang, teras, kebun, kelas memasak, bike tours, walking tours, kelas yoga dan penyewaan sepeda motor. Lokasi dari Vila Pecatu Ubud dengan dekorasi Ubud yang kental dan pemandangan sawah yang tenang dan indah, cukup strategis dengan objek wisata, 2 menit dengan berjalan kaki dari Monkey Forest, berjarak 2,6 km dari Goa Gajah, 4 menit dari pusat Ubud dan 1 jam dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Bila Anda bosan dengan menu yang ditawarkan di penginapan, Anda tidak perlu khawatir, karena di sekitar penginapan ini juga banyak terdapat restoran lokal, Cina ataupun Barat.