Sebagai Fasilitas Kesehatan yang Ramah dan Berkualitas untuk Berbagai Kalangan

Masa kecil drg. Komang Yullan Puspita yang lahir dari ayah yang bekerja sebagai PNS, ibu sebagai pedagang sembako, sering berpindah-pindah tempat tinggal. Ia sempat tinggal di Makasar, Jakarta, kemudian ke Makasar kembali, barulah ia menginjakan kakinya di Bali. Kondisi tersebut, sempat membuatnya insecure, terutama saat berpindah dari desa ke kota. Belum lagi beradaptasi dengan suasana dan teman-teman baru, membuatnya kurang nyaman bagi tipe introvert sepertinya. Namun dibalik kondisi yang tidak menyenangkan, selalu ada hikmah yang bisa ambil, ia belajar arti untuk lebih bersyukur karena diberi kesempatan untuk mengenal tempat baru, orang-orang baru, dan pengalaman baru yang lebih memperkaya cerita hidupnya.

Akhirnya sampai di usia memasuki bangku SMA, drg. Yullan diputuskan oleh orang tua untuk tinggal di Denpasar agar tidak pindah-pindah terus. Dari pihak sekolah pun tidak memungkinkan ia berpindah-pindah karena keterikatan kurikulum sekolah. Ia yang bersekolah di SMAN 1 Denpasar pun rela jauh dari orang tuanya, demi melanjutkan pendidikan.

Lepas SMA, drg. Yullan melanjutkan kuliahnya di Universitas Mahasaraswati, pada Fakultas Kedokteran Gigi. Namun ayahnya sempat menginginkannya untuk melanjutkan di Fakultas Hukum, karena sebagian besar keluarga berlatar belakang di bidang tersebut. Namun karena ia tidak memiliki passion sama sekali, bahkan sempat berseteru dengan ayahnya, drg. Yullan tetap mengikuti hatinya untuk memilih melanjutkan di Fakultas Kedokteran Gigi.

Sembari berkuliah, drg. Yullan harus membantu orang tua yang memiliki usaha toko sembako. Ia ikut mengirim beras dengan mengendarai pick up dari Denpasar ke Singaraja. Pekerjaan tersebut ia ambil, demi menambah uang jajannnya. Karena begitulah didikan yang ia terima sejak kecil, tak peduli di mana pun berada, sebelum memperoleh apa yang ia inginkan, ia harus bekerja terlebih dahulu.

Di usia 21 tahun, drg. Yullan memutuskan untuk menikah, setelah pertemuannya dengan Putu Surya Satrya Ekayasa yang memiliki latar belakang pekerjaan di dunia pariwisata. Meski memiliki basic yang berbeda, namun keduanya kompak untuk mendirikan usaha bersama-sama. Namun sebelum memutuskan untuk mendirikan apotek yang berlabel “Apotek Keluarga Pharmacy”, keduanya masih asyik dengan kesibukan masingmasing, bahkan tak terpikirkan akan membangun sebuah usaha.

Di lokasi tempat praktik drg. Yullan yang masih menyisakan tempat kosong, pun dimiliki ide untuk memanfaatkannya agar tidak terbengkalai begitu saja. Terpikirkanlah pasangan suami istri ini dengan mendirikan sebuah apotek yang tentu masih memiliki keterkaitan dengan bidang yang ditekuni drg. Yullan.

Meskipun usaha tersebut berkaitan dengan ranah drg. Yullan, namun diakui saat membuka usaha, ia tidak memiliki arah sama sekali. Bahkan urusan dalam merintis apotek ini pun begitu rumit. Ia dan suami harus mempelajari syarat-syaratnya, belajar dari dokter-dokter senior yang mendirikan usaha yang sama.

Terwujudlah Apotek Keluarga Pharmacy yang berlokasi di Jl. Diponogoro Barat No. 88, Seririt, Buleleng, apotek ini selain menawarkan fasilitas praktik dokter gigi, juga melayani praktik dokter spesialis kandungan. Untuk apotek dibuka setiap hari, sejak pukul 07:30 – 21:00, sedangkan praktik dokter gigi dibuka Senin sampai Sabtu, dengan jam praktik pagi hari pukul 08:30-11:30 dan sore hari pukul 17:00-19:00. Sesuai dengan namanya, Apotek Keluarga Pharmacy yang didominan oleh pekerja muda berusia 30 tahunan ini, berupaya menjadi fasilitas kesehatan yang ramah untuk dari kalangan mana pun. Dengan tidak hanya sekedar memberikan jasa dalam hal medis, tapi rasa nyaman menjadi sorot perhatian yang tidak kalah penting. Diikuti dengan pelayanan yang berkualitas, namun harga tetap bersahabat.

Diawal pendirian Apotek Keluarga Pharmacy sekitar dua tahun lalu, drg. Yullan dan Putu Surya bisa dikatakan begitu berambisi dalam mengembangkan usahanya. Namun semenjak adanya pandemi Covid 19, ia dan suami mencoba lebih ringan dan tenang dalam menjalani hari-hari terutama di bidang pekerjaan masing-masing, agar kondisi stamina tubuh tetap terjaga, tak hanya demi diri sendiri, tapi juga keluarga yang menjadi penyemangat dalam kesuksesan mereka hingga saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!