Saling Merangkul Hadapi Tantangan di Masa Pandemi
Selain bisnisnya di dunia fashion, Yogi Dwipayana yang berlatar belakang ilmu di bidang teknik sipil ini sebelumnya juga aktif menangani proyek swasta maupun pemerintahan. Ia pun mengungkapkan, bahwa sebelumnya bisnis yang ia beri nama “Basic Room“ tersebut hanya bersifat sampingan, namun ternyata Basic Room mampu berkembang dan memiliki dua cabang di Denpasar, tepatnya di Jl. Plawa dan Jl. Nusa Kambangan.
Menjalani dua hal yang berbeda, yakni di satu sisi sebagai owner dan disisi lain sebagai karyawan, Yogi Dwipayana awalnya masih mampu menjalani keduanya dengan seimbang. Namun di saat urusan bisnis yang terkait operasional menuntutnya harus fokus dengan satu bidang saja, akhirnya diputuskan oleh pria kelahiran Jembrana ini untuk mundur sebagai karyawan setelah 5 tahun masa kerjanya di perusahaan tersebut. Bersyukur ia di dampingi oleh istri yang selalu memberikannya kepercayaan penuh atas segala keputusan penting dalam hidupnya.
Ayah dari Yogi Dwipayana yang bekerja sebagai PNS, sempat membuatnya dituntun untuk memiliki karier yang sama, mengingat jenjang hari tua yang cukup terjamin dengan bekerja di pemerintahan. Namun mungkin karena ada darah turunan dari ibu yang pernah berjualan pakaian secara door to door, yang di mana ia pun ikut dalam kegiatan berdagang tersebut, membuatnya menjadi lebih tertarik dengan apa yang dikerjakan oleh ibunya, yakni berjualan pakaian.
Sejak tahun 2012, Yogi Dwipayana memulai langkahnya berbisnis di bidang fashion. Dari produk sepatu yang ditawarkan langsung kepada rekan-rekannya, hingga memasarkannya di sebuah forum jual beli online. Ia pun semakin kecanduan untuk menjual produk lebih banyak lagi. Setelah sepatu, produknya melebar ke kaos polos dan apparel lainnya dengan jumlah yang notabene masih terbatas, karena terkait modal yang saat itu hanya bertumpu pada gajinya di sebuah perusahaan konstruksi. Setelah dirasa cukup berkembang, ia kemudian resmi membuka store “Basic Room” pada tahun 2017 yang kemudian berlanjut membuka store kedua di tahun 2018.
Tantangan Yogi Dwipayana selanjutnya ialah memenuhi kebutuhan SDM untuk dapat mengembangkan bisnisnya, yang di mana dalam hal ini kejujuran menjadi poin yang paling penting menurutnya. Ia pun banyak sharing dengan rekannya yang memiliki bisnis serupa, bagaimana kiatnya dalam mengelola manajemen. Kemudian di tengah kondisi pandemi yang membuat perekonomian menjadi tidak stabil, ia lebih memilih untuk mengalah dengan tetap mempertahankan seluruh timnya untuk bisa tetap bekerja. Selagi memungkinkan, menurutnya opsi meningkatkan promosi melalui media sosial dirasa lebih bijak dalam kondisi saat ini dan juga masih sangat efektif untuk dapat mengenalkan dan memasarkan produk kita secara lebih luas.
Tak hanya membicarakan soal bisnisnya, ia juga menyampaikan harapannya agar di masa pandemi ini kita semua bisa saling merangkul dan membantu mereka yang terdampak. Misalnya di sektor pariwisata, apabila memiliki rezeki lebih, tidak ada salahnya sesekali kita menginap di akomodasi penginapan milik masyarakat lokal. Karena dari hal tersebut mereka akan tetap mendapatkan pemasukan, sehingga dapat mempertahankan karyawannya untuk bisa tetap bekerja. Secara tidak langsung, hal tersebut juga merupakan penerapan yadnya kepada sesama.