Sajian Kopi Dari Sabang Sampai Merauke dalam Satu Tempat – Golden Kirrin “70“ Fahrenheit Koffie
Menyereput secangkir kopi kini bukan lagi sebuah rutinitas biasa di sela-sela aktivitas keseharian. Saat ini mengkonsumsi kopi telah menjadi tren gaya hidup masyarakat urban di Pulau Dewata. Itulah mengapa kedai kopi kini kian berkembang di Bali. Baik dari cara penyajian, maupun asal muasal biji kopi, semua menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat kopi yang datang ke kedai kopi, salah satunya yang ada di kawasan Jimbaran bernama 70 Fahrenheit Koffie Bali.
Berdiri sejak tahun 2003, 70 Fahrenheit Koffie berkomitmen untuk memproduksi kopi original yang berkualitas. Suryadi Suryadarma dan Stanley Annjaya selaku pemilik Golden Kirrin 70 fahrenheit Koffie Bali, mengatakan konsep berdirinya cafe tersebut ingin memperkenalkan keistimewaan kopi Bali agar lebih dikenal luas hingga ke luar negeri.
“Awalnya kami memperkenalkan kopi Bali kepada orang luar dan setelah berkembang pesat, kami mempromosikan kopi dari seluruh Indonesia baik itu dari Aceh, Jawa, Bali, Sulawesi yang berasal dari Toraja hingga Wamena Papua juga,” ujar Stanley yang dipercaya mengelola urusan pemasaran.
Suryadi menjelaskan bahwa kopi yang dibudidayakan oleh para petani di setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khasnya masing-masing. Misalnya saja, kopi Bali khas dari dataran tinggi Kintamani. Kopi ini ditanam di area perkebunan jeruk sehingga secara alamiah terwujud aroma jeruk pada biji kopi yang dihasilkan.
Begitu pula kopi jenis lainnya di Pulau Sumatera, Sulawesi, maupun Papua. Kondisi geografis yang berbeda membuat kopi tersebut memilki karakter yang berbeda-beda. Kemudian menjadi misi duet pengusaha Suryadi dan Stanley untuk mengakomodir para penikmat kopi agar bisa mencicipi berbagai varian kopi.
“Dalam satu tempat, penikmat kopi bisa menikmati kopi dari berbagai daerah di Nusantara dari pabrik kami sendiri,” ujar Suryadi.
Kopi Termahal
Keistimewaan lainnya dari kedai kopi yang beralamat di Jalan Parigata ini adalah sajian kopi bernama Black Honey yang merupakan kopi termahal di Indonesia. Suryadi dan Stanley mendapatkan biji kopi termahal itu melalui lelang yang diselenggarakan oleh Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) di Jakarta pada tahun 2017.
70 Fahrenheit Koffie memenangi lelang yang digelar berbarengan dilangsungkannya Asia Pasifik Coffee Conference itu, dengan penawaran Rp 2.050.000,- / kg. Sebuah angka yang fantastis untuk sekilo biji kopi yang sebelumnya paling mahal pernah dihargai Rp 650.000,-.
Karenanya kopi itu tercacat sebagai pemegang rekor kopi termahal di Indonesia di Museum Rekor Indonesia (MURI). Apresiasi tersebut kemudian melecut semangat duo Suryadi- Stanley untuk semakin gencar memperkenalkan kopi dari sabang hingga merauke kepada masyarakat Indonesia maupun mancanegara.
Kompak
Saat ini 15 tahun sudah Suryadi dan Stanley berkarya melalui perusahaannya 70 Fahrenheit Koffie untuk menyajikan kasanah kopi kepada para penikmatnya. Tentu saja tidak mudah, mempertahankan kelanggengan usaha di bawah dua gaya kepemimpinan yang berbeda. Suryadi maupun Stanley mengakui bahwa kekompakan itu terjalin karena sama-sama menyingkirkan sikap keegoisan.
“Dalam satu hutan, tidak bisa ada dua raja singa. Begitu pula dalam perusahaan, tidak bisa ada dua kekuatan yang dominan. Sehingga kami sadar untuk menempatkan diri sesuai situasi yang ada, kapan menjadi dominan dan kapan mengalah agar yang lain bisa lebih mengekspresikan pandangannya,” ujar Stanley.
Tanpa sikap kekompakan itu, mustahil perusahaan akan dapat berdiri hingga hampir dua dekade seperti sekarang ini. Apalagi Suryadi dan Stanley yang sama-sama mantan pemandu wisata ini, telah melalui beragam macam tantangan dan ujian dalam berbisnis.
Mulai dari ancaman kebangkrutan hingga goal usaha yang hampir tidak tercapai, semua itu menjadi pengalaman tersendiri bagi kedua pria yang sama-sama berasal dari Tanjung Pinang ini. Pertemuan dua sahabat di Bali seolah menjadi takdir yang “diteruskan” dari satu generasi ke generasi. Sebab ternyata, nenek mereka pun saling bersahabat begitu pula dengan kedua ayah mereka yang juga telah berteman karib.
Berkat kepercayaan yang solid sebagai sahabat maupun mitra bisnis, Suryadi dan Stanley kini telah memperluas pangsa pasar mereka dalam memasarkan kopi hingga negara-negara Asia lainnya. Untuk Eropa sendiri, di tahun 2017 & 2018 baru hanya SCAE (asosiasi kopi Eropa) yang datang mengunjungi 70 Fahrenheit Koffie. Disamping itu wisatawan mancanegara yang paling banyak datang, khususnya dari Taiwan maunpun Hongkong.