Rezeki dari Kerja Keras dan Amalan Positif di Lingkungan Sosial
CV Catur Mitra Utama bergerak di bidang konsultan bangunan, khususnya konsultan struktur, yang memiliki jobdesk dalam merancang, menilai dan memeriksa struktur untuk memastikan struktur yang dibuat efisien dan stabil. Bila arsitek bekerja tanpa konsultan ini, hasil pekerjaan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Karena konsultan ini dapat dikatakan pekerjaannya berhubungan pada keselamatan orang yang akan menempatkan bangunan tersebut, jadi harus lebih berhati-hati dalam proses perencanaan bangunan.
Bila dijelaskan secara detail, sebelum kontraktor struktur bergerak, pengerjaan pertama dikomandoi oleh arsitek. Arsitek yang “menerjemahkan” keinginan dari klien, yang meliputi pembangunan vila, hotel dan sebagainya. Kemudian arsitek harus menggandeng konsultan lain yakni konsultan struktur, merancang struktur bangunan agar kuat, aman, nyaman, tahan lama serta ekonomis dengan mempertimbangkan berbagai beban yang bekerja termasuk beban gempa. Intinya jika terjadi Gempa yang kuat, bangunan tidak runtuh sehingga penghuni gedung tersebut bisa menyelamatkan diri. Setelah pengerjaan dari konsultan struktur selesai, dilanjutkan konsultan interior untuk menata konsep desain interior seperti apa yang ingin dihadirkan dalam sebuah ruangan.
Berdiri sejak tahun 1998, CV Catur Mitra Utama telah menangani hampir berbagai tipe proyek, di antaranya bangunan kantor, spa, hotel dan vila. Berlokasi di Jl. Gunung Indrakila Ujung II No. 25 Denpasar, siapa yang menyangka sebelumnya sang pemilik, I Ketut Ardhana pernah bercita-cita menjadi seorang dokter. Berawal saat pria yang hobi menggambar ini, mengikuti kelas praktikum di bangku SMA. Dengan menggunakan pakaian praktikum menyerupai jas dokter, ia merasa bangga dan sangat percaya diri menggunakannya.
Namun dari segi ilmu, Ketut Ardhana kurang tepat untuk masuk ke fakulitas kedokteran, bahkan ada yang mengatakan bahwa ia lebih cocok berkecimpung di ilmu teknik sipil. Maka di tahun 1979, saat pariwisata belum booming, ia akhirnya masuk ke fakultas teknik sipil.
Setelah tamat kuliah, pria asal Buleleng ini bekerja di sebuah perusahaan, namun sebelumnya ia sudah memiliki cita-cita, tidak selamanya akan bekerja sebagai karyawan. Untuk sementara ia ingin berfokus menimba pengalaman di perusahaan orang dan menerapkan ilmu yang telah dimiliki, dalam meng-handle klien.
Tahun 1998 saat peristiwa krisis moneter, banyak perusahaan memutuskan untuk bubar, nasib yang sama pun dihadapi oleh perusahaan tempat ia bekerja. Dari kondisi ini, Ketut Ardhana mulai mengambil ancang-ancang untuk merintis sebuah usaha yang dinamainya “CV Catur Mitra Utama”. Sejak awal pendiriannya, ia memang tidak mahir dalam mempromosikan usahanya, padahal poin ini penting sebagai awal perkenalan sebuah perusahan baru. Namun berkat kinerja yang dihasilkan memuaskan klien, nama perusahaannya kian dikenal, hanya dari promosi yang dilakukan oleh konsumen secara sukarela, yakni dari mulut ke mulut.
Selanjutnya, perusahaan yang kian dikenal dan rezeki yang terus mengalir, Ketut Ardhana yakini tak lepas dari berkah amalan positif kecintaan ia pada desa kelahirannya. Di sebuah desa di Buleleng, ia memiliki kemaun yang kuat untuk belajar prasasti, sejarah dan sebagainya, bahkan diberi kesempatan untuk berbagi ilmu dengan orang banyak. Dari pengalaman ini, ia berani menarik kesimpulan, bahwa rezeki yang selalu mengalir sampai saat ini, tidak hanya datang dari kerja kerasnya, tapi juga kepeduliannya akan kehidupan di lingkungan sosial. Baginya, selagi menjalankan sesuatu dan menghasilkan karya, bukan berarti kita melupakan untuk memperhatikan lingkungan sekitar, bisa saja justru keberkahan tersebut datang, setelah memberikan hal yang bermanfaat bagi orang banyak.