Restu Tuhan akan Memberikan Jalan yang Terbaik
Cita-cita wajib dimiliki oleh setiap orang, cita-cita juga harus digantung setinggi langit karena tidak akan ada yang bisa menghalau mimpi masing-masing individu. Cita-cita bisa saja berubah meski awalnya berkeinginan menjadi seorang guide tamu mancanegara, namun tidak ada yang tahu citacita itu akan menjadi kenyataan ‘‘dream come true’’ atau justru Tuhan berkehendak lain, itulah gambaran yang cocok bagi I Wayan Sudiarta.
Sejak ia SD, Yande sudah bekerja untuk membiayai pendidikan sekolah dasarnya karena apabila ia hanya mengandalkan penghasilan orang tuanya yang bekerja sebagai petani dan ia tiga bersaudara, maka penghasilan orang tuanya itu tidak akan mencukupi untuk membiayai biaya sekolahnya dan saudara-saudaranya. Sehingga, saat itu Yande harus bekerja membuat kerajinan tangan di tempat usaha kerajinan tangan milik tetangganya.
Keseriusan Yande yang sudah bisa bekerja mandiri meski umurnya yang dapat dikatakan masih sangat kecil sekali, itu dibuktikan dengan ia tekun bekerja sehingga ia mampu membiayai biaya pendidikan sekolah dasarnya sendiri. Ia juga merasa sangat bangga atas hasil keringatnya sendiri pada saat ia kelas 2 SD yang saat itu sudah bisa membeli pakaian sendiri tanpa meminta uang pada orang tuanya. Itu adalah hal yang paling berkesan bagi Yande saat masih kecil.
Berangkat ke Amerika
Bekerja bertahun-tahun dan menjalani hubungan asmara di negeri Paman Sam bersama kekasihnya yang bernama Putu Indah Purmayanti, kemudian di tahun 2012 Yande dan kekasihnya memutuskan untuk mengobati rasa rindu mereka terhadap keluarga dan kampung halaman yaitu pulang ke Bali. Merasa sangat bahagia karena bisa kembali lagi di tanah kelahiran yang penuh dengan cinta kasih dan kebersamaan.
Di saat Yande pulang ke Bali bersama kekasihnya tahun 2012, saat itu juga Yande meminang Indah Purmayanti menuju pelaminan. Suatu berkah terbesar dalam hidup seorang Yande karena dilimpahkan kebahagian yang beruntun di tahun 2012 itu. Berkah itu berawal dari ia bisa kembali ke Bali karena telah sekian lama ia bekerja di Amerika, berkah itu berlanjut ia menikahi kekasihnya, dikaruniai seorang anak serta ditahun yang sama ia berhasil membuka outlet usaha bisnisnya ‘’Toro Sushi’’ yang berlokasi di Ubud.
Benar saja, hasil tidak akan mengkhianati usaha apabila mendapatkan restu dari Tuhan. Atas kerja keras Yande selama merintis usaha bisnisnya, ia berhasil membuka beberapa cabang Toro Sushi dan bisnis lainnya. Bisnis yang Yande buka selama tiga tahun terakhir ini tepat di tahun 2018 adalah ‘’Nagi Kitchen Coffee & Sushi’’ yang berlokasi di Ubud, Gianyar Bali.
Nagi Kitchen Coffee & Sushi adalah tempat untuk mencicipi makanan khas Jepang yaitu Sushi. Meskipun, Nagi Kitchen Coffee & Sushi memiliki menu pokok Sushi namun di tempat ini juga menyediakan menu makanan Indonesia. Hal itu dikarenakan target pasar Nagi Kitchen Coffee & Sushi adalah anak remaja lokal yang suka hangout santai bersama teman, tetapi tak jarang beberapa anak muda yang kurang atau tidak terbiasa mencicipi makanan khas Jepang satu ini.
Di masa pandemi saat ini, Yande merasa usahanya mengalami penurunan profit karena pengunjung tidak seramai saat sebelum pandemi. Nagi Kitchen Coffee & Sushi saat awal pandemi hanya tutup tiga minggu saja dan kembali buka sampai saat ini, tidak seperti sabagian usaha bisnis lainnya yang harus tutup berbulan-bulan bahkan sampai ada beberapa bisnis yang mengalami kebangkrutan. Tetap rasa syukur atas hal itu ia panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas kemurahan hati-Nya masih memberikan jalan pada usaha bisnis milik Yande.
Menapaki masa sukses terhadap usaha bisnisnya, Yande tetap berpatokan dan merealisasikan Tri Hita Karana yang sangat kental di Bali. Tri Hita Karana dalam ajaran Hindu merupakan filosofi mengenai tiga hubungan keharmonisan. Pada dasarnya hakikat ajaran Tri Hita Karana menekankan pada tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Ketiga hubungan itu meliputi hubungan dengan sesama manusia (pawongan), hubungan manusia dengan alam sekitar (palemahan), dan hubungan manusia dengan Tuhan (parhyangan) yang saling berkaitan satu sama lain.
Yande mengimplementasikan pawongan atau hubungan antara sesama manusia dengan jalan berbagi ke pantai asuhan bersama istrinya. Pelemahan atau hubungan manusia dengan lingkungan diimplementasikan dengan cara ia tidak membuang sampah sembarangan terutama sampah plastik dan selalu menanam tumbuhan di sekitar rumah dan di lokasi usahanya. Parhyangan diimplementasikan dengan cara selalu taat beribadah dan mengucapkan puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa. Itu menandakan ia selalu bersyukur telah berada di titik saat ini atas apa yang ia punya dan dapatkan selama ini.
Selain berpatokan pada Tri Hita Karana, Yande juga menerapkan sikap gigih dan berani dalam memulai usaha. “Tidak masalah jika kita gagal, terus coba dan belajar dari kesalahan. Jika Tuhan merestui pasti yang terbaik akan datang untuk kita”, ujar Yande saat berpesan pada generasi muda.