Raditya Villa Manjakan Tamu dengan Konsep Menyatu Dengan Alam
“Berawal dari membuat pesanan membangun beberapa proyek villa milik orang lain, dengan berbekal kemampuan teknik dalam bidang bangunan juga keberanian untuk mengambil kesempatan, akhirnya I Made Marta mampu membangun usaha penyewaan villa miliknya sendiri, dengan konsep menyatu dengan alam, villa yang bernama RADITYA miliknya sukses memanjakan para tamu-tamu domestik juga mancanegara”
Proses melukis yang lama membuat perputaran uang dari penjualan sebuah lukisan tersebut membutuhkan waktu yang lama pula, dibebankan dengan biaya hidup yang harus dicukupi,membuat dirinya yang dulu berprofesi sebagai seorang pelukis berusaha keras memutar otak mencari rupiah, dengan latar belakang dirinya yang mempunyai kemampuan teknik dalam bidang bangunan, akhirnya I Made Marta memutuskan untuk ikut membangun pesanan proyek villa milik orang Amerika untuk memenuhi kebutuhannya. Berawal dari beberapa pembuatan villa tersebut, dirinya melihat adanya peluang yang besar dalam industri pariwisata ini. Ia melihat bisnis penyewaan villa tersebut memiliki ramai tamu yang silih berganti, atas dasar itu sebagai putra daerah I Made Marta meyakinkan diri untuk membangun villa miliknya sendiri di tanah milik kakeknya untuk kemudian dikelola dan disewakan.
Konsep villa yang dibangun dengan kayu sebagai materi yang dominan itu terlihat menghasilkan nuansa yang alami sehingga para tamunya merasa lebih menyatu dengan alam. Dengan konsep ini banyak tamu-tamu yang menyewa villa miliknya merasa puas, sehingga bisnis penyewaan villa bernama RADITYA yang dikembangkannya ini berkembang dengan pesat.
Selalu ada keberanian untuk belajar dan juga pintar mengambil kesempatan membuat bisinis pengolaan villa milknya ini bertahan hingga sekarang, menurut I Made Marta sebagai seorang pebisnis kita harus melawan ketakutan untuk memulai, karna saat ini menurutnya banyak orang yang masih takut untuk memulai bisnisnya. Padahal belajar sembari memulai suatu usaha itu justru akan membuat pemiliknya makin jeli dalam mengola kesempatan, apalagi saat ini perkembangan teknologi dan internet sudah semakin memudahkan. Dirinya pun mengakui dengan internet, keterbatasan penggunaan Bahasa untuk berkomunikasi dengan tamu-tamu mancanegara saat ini bisa lebih mudah, “Yang terpenting adalah kita mau belajar” begitu ungkap bapak dari anak bernama Raditya yang sekarang ia adopsi sebagai nama bisnisnya juga.
Ekonomi keluarganya dulu masih tebilang susah sehingga membuat I Made Marta tidak ingin melanjutkan kuliah, tapi petuah ayahnya yang selalu mengingatkan dirinya untuk rajin menuntut ilmu membuat dirinya akhirnya memenuhi langkah untuk melanjutkan pendidikan. Namun agar bisa mengurangi beban kedua orangtua, dirinya bertekad untuk bekerja sembari menuntut ilmu di perguruan tinggi tersebut. Diingatnya lagi hari di mana pendaftaran kuliah dibuka, I Made Marta akhirnya sampai di kampus untuk membayar uang masuk perkuliahan, dengan uang yang diberikan orangtuanya dan ditambah dengan uang recehan yang ia kumpulkan dengan susah payah untuk mencukupi biaya pendaftaran.Uang itu kemudian ia berikan kepada pihak bagian administrasi pendaftaran di kampus, namun yang ia dapat adalah kata-kata menyakitkan “Kamu kalo gak ada uang, jangan kuliah” begitulah ucapan dari staff administrasi kampusnya yang membuat air mata nya menetes tanpa ia sadari. Memang uang yang ia berikan adalah uang recehan, tapi menurutnya ucapan itu tidaklah pantas untuk dilontarkan.
Dimulai pada hari itu ia tanam dalam-dalam ucapan itu di hati dan pikirannya, agar ia ingat sampai kapanpun hal itu akan menjadi cambukan motivasi hidupnya meraih kesuksesan. Hari itu juga merupakan titik balik dirinya sebagai seorang insan manusia.
Dengan seiring berjalannya waktu, berprosesnya kepengurusan dalam pengelolaan villa, I Made Marta makin mengerti apa yang disukai tamunya. Dimulai dari servis sampai instalasi bangunan yang nyaman adalah kunci yang membuat para tamunya selalu merindukan berlibur dan menetap di villa RADITYA miliknya. Dengan kesuksesannya yang sekarang, I Made Marta membuktikan jika sesuatu yang menyakitkan itu bisa menjadi senjata kesuksesan, dan iapun membuktikan bahwa memang roda nasib terus berputar seiring dengan kegigihan juga rasa ingin membahagiakan orang-orang yang dicintainya. Ragam macam manusia dengan berbagai kisah yang dialaminya akan melahirkan prinsip hidup yang kuat, prinsip itu juga kemudian akan membuatnya bangkit disertai dengan doa yang mendampinginya.