Proses itu Harus Bertahap agar Mampu Hadapi Tantangan Apapun ke Depannya

Latar belakang orang tua Made Dwi Yasa Dinatha bekerja di Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) pada ayah dan ibu sebagai PNS di Dinas Pertanian. Ia pun sebagai putra sempat memiliki keinginan untuk mengikuti jejak orang tua bekerja di sebuah instansi, khususnya seperti ayahnya, sebagai berprofesi sebagai polisi. Namun, setelah tamat sepertinya bukan jalan dari pria kelahiran 7 Agustus 1991 ini, ia tiga kali gagal mengikuti serangkaian tes sebagai syarat. Ia kemudian memutuskan melanjutkan ke jurusan teknik sipil, yang ternyata tak hanya memperkenalkan sesuatu yang baru, tapi juga hal menyenangkan untuk dijalani.

Selain merencanakan untuk berprofesi sebagai polisi, meski gagal, Made Dwi Yasa Dinatha juga sempat dianjurkan untuk bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal hampir serupa pun membuatnya urung untuk melanjutkan berkarier di pemerintahan, karena jarak penempatan yakni di Singaraja, yang jauh dari tempat tinggal. Ia kemudian mencoba peluang pekerjaan di dua perusahaan yang berbeda. Pengalaman pertama di Hardys Land, ditempatkan di studio. Merasa sudah cukup mendapatkan ilmu dan pengalaman di perusahaan tersebut, kemudian ia bekerja perusahaan kedua, di PT Bandung Puncak Mahkota Bali sebagai supervisor, yang lebih banyak terjun ke lapangan. Kedua orang tua yang melihatnya berkarier di perusahaan swasta, memang tidak ada penolakan, namun mereka masih berharap bila Made Dwi Yasa Dinatha menjadi pegawai negeri sipil, yang dianggap memiliki masa depan sekaligus hari tua yang lebih stabil.

Setelah menikah, memutuskan meninggalkan zona nyaman dengan membangun perusahaan “Mahantha Design & Build” yang beralamat di Jl. Raya Sesetan, Gg. Gumuk Sari VI No.12 Denpasar. Made Dwi Yasa Dinatha tak menampik, di saat akan merintis, keresahan-keresahan berkecamuk dalam pikirannya, apakah usaha akan berjalan lancar dan memperoleh penghasilan setiap bulannya. Ia berupaya mengontrol pikiran tersebut dengan terus meyakinkan diri, karena kalau bukan dia yang pandai meyakinkan diri sendiri, terlebih mendirikan perusahaan yang notabenenya adalah miliknya, lalu siapa lagi?. Selain berupaya tetap optimis, ia juga selaraskan dengan kerja cerdas, memberikan karya terbaik dari berbekal ilmu dan pengalaman yang sudah-sudah.

Mahantha Design & Build akhirnya behasil diwujudkan dan menjaga perusahaan agar tetap eksis, meski saat pandemi, salah satunya dengan menjaga kepercayaan klien. Namun baginya dalam memberikan pelayanan tersebut, cukup dengan cara sederhana, mempertanggungjawabkan kepercayaan yang diberikan, dengan kualitas komunikasi yang lancar dan efisien atau bila saat bertemu langsung, melakukan diskusi dengan efektif. Dalam diskusi tersebut, tak jarang klien memiliki ide yang ingin dituangkan dalam proyek mereka. Mahantha Design & Build terbuka akan hal tersebut, bila cocok dengan desain dan secara aturan maupun ilmu, akan ditanggapi secara positif. Tapi ada juga, yang tak selalu memberikan masukan yang cocok diwujudkan dalam karya nyata, biasanya dari pihak perusahaan akan menjelaskan sebaik mungkin dan mudah dipahami klien.

Untuk meyakinkan perusahaan, bahwa klien berkomitmen dalam menawarkan proyek, Mahantha Design mewajibkan membayar DP 30% sebelum proyek dikerjakan. Kemudian setelah pembayaran dipenuhi, masa penanggungjawaban dimulai dari pengerjaannya berlangsung selama 6 bulan, salah satunya tes kondisi tanah misalnya klien akan mendirikan bangunan dua lantai, apakah layak atau tidak dan sebagainya. Dari sekian proyek yang telah dikerjakan, seperti rumah tinggal, private villa, rumah kavling dan lain-lain, Vila Balangan menjadi proyek yang paling berkesan bagi Made Dwi Yasa Dinatha, karena tanah di atas pembangunan tersebut, merupakan tanah hutan membutuhkan waktu 1,5 tahun dalam ekstra penambahan material dalam pengerjaannya, agar memberikan rasa aman dan nyaman saat ditempati, tak hanya indah dari penampakan luarnya saja.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!