Profesional sebagai Rekanan Jasa Konsultan di Tengah Pesatnya Perkembangan Konstruksi di Bali
Majalah Bali | Sudah setahun lebih pandemi Covid-19 yang menimpa dunia, telah memporak-porandakan hampir semua sektor, termasuk perusahaan konsultan. Hal ini pun sempat dirasakan oleh I Gede Arya Atmaja, sebagai pemilik jasa konsultan sekaligus jasa arsitek dari, “CV Osa Karya Mandiri”. Tak hanya tertantang bagaimana mempertahankan perusahaan, ia pun tak menampik menjaga kesehatan mental, tak kalah menjadi poin penting agar mampu untuk terus berpikir positif dan bersyukur. Hal ini patut dilaksanakan, agar kita senantiasa ada dalam lindungan Sang Pencipta.
Setelah lulus dari ilmu teknik arsitektur, Universitas Udayana program ekstensi, Gede Arya Atmaja bekerja di sebuah perusahaan konsultan perencanaan dan jasa IMB. Dari awal bekerja di perusahaan ini, ia tak hanya merancang gambar-gambar proyek, yang merupakan jobdesk utama dalam ilmu yang ia bidangi, namun juga memiliki tambahan ilmu dan pengalaman dalam kepengurusan jasa IMB .
Mengurus surat menyurat dalam bidang dan jenis urusan apapun, tak sedikit yang lumayan menyita waktu seseorang, terlebih bagi mereka yang memiliki pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Hal ini membuat orang malas dan kadang kesal, karena mungkin banyak syarat-syarat yang tidak diketahui. Disinilah fungsi dari jasa IMB, yang menjadi bagian dari pekerjaan Gede Arya Atmaja, ia menawarkan jasa penyelesaian untuk perizinan membangun bangunan dan segala kelengkapannya dengan cara yang cepat dan tepat.
Banyak orang yang memilih jasa IMB untuk pengurusan proyek bangunan mereka, selain waktu yang lebih efisien, perusahaan jasa ini pun mudah dijumpai. Salah satunya CV yang beralamat di Jl. Ratna No.23, Tonja, Denpasar Utara, berlabel “CV Osa Karya Mandiri”. Perusahaan ini didirikan oleh Gede Arya Atmaja setelah terinspirasi dari perusahaan terdahulu dalam menawarkan jasa di antaranya meliputi jasa perhitungan struktur, jasa pengurusan IPB, IPTB, KMB/ SLF dan pengurusan izin untuk bangunan. Ia pun semakin tertantang dan tertarik untuk meng-explore diri dengan membangun perusahaan secara mandiri.
Sekitar 20-50%, CV Osa Karya Mandiri menerima jobdesk sebagai perancang bangunan, sisanya memilih untuk fokus dalam perencanaan dan jasa IMB. Di Bali sendiri, para pendiri bangunan asal luar Bali khususnya, wajib untuk diedukasi bahwa salah satu syarat mendirikan bangunan di Bali ialah dalam bangunan mengandung unsur 70% ornamen Bali, baik bangunan hunian seperti rumah, rumah kos, vila dan hotel, non hunian, bangunan sosial, bangunan khusus.
Cenderung Tertarik ke Bidang Jasa Konsultan
Tidaklah mudah, Gede Arya Atmaja akhirnya memutuskan untuk melepaskan kenyamanannya di perusahaan dan memilih merintis sebuah usaha dari nol. Ia rela untuk menyewa sebuah kamar kos dulu, sebagai lokasi usaha dan bermodalkan laptop kecil untuk bekerja.
Tak hanya semakin tekun mendalami ilmu dan pengalaman yang ia dapatkan di perusahaan, ia juga mengembangkan diri, dalam keterampilan berkomunikasi, demi memperluas networking perusahaan.
Orangtua Gede Arya Atmaja, bekerja di bidang yang berbeda dengan minat yang ia pilih, ayahnya bekerja di bidang perpajakan dan ibu sebagai PNS. Ia sendiri memilih minatnya secara alami, tidak terpengaruh dari faktor lingkungan keluarga, meski ia sempat diminta untuk meneruskan salah satu bidang yang digeluti orangtua. Gede Arya Atmaja yang tinggal di Denpasar harus merantau jauh dari istri yang bekerja sebagai Guru PNS dan anaknya yang tinggal di Seririt, Singaraja.
Meski tidak memiliki skill dalam hal menggambar, ia tetap mengikuti kata hatinya untuk melanjutkan kuliah di Fakultas Teknik Arsitektur. Ia pun mendapat dukungan dari orangtua, untuk menekuni bidang tesebut, hingga menjadi profesional. Namun seiring dengan pengalamannya terjun ke lapangan secara langsung, ia condong tertarik pada dunia konsultan dan lebih banyak menjadi rekanan arsitek atau pendiri bangunan mengurus perizinan. Jadi ia akui, belum dapat dikatakan profesional dalam bidang arsitektur.
Walau tidak mengikuti perkembangan usahanya secara detail, orangtua ikut bangga dengan keberanian Gede Arya Atmaja dalam memilih jalan kariernya sebagai wirausahawan. Terlebih saat pandemi ini, cukup berat yang harus dilalui oleh Gede Arya Atmaja, mulai mendapati kondisi ketidakpastian pelaksanaan proyek-proyek yang sedang berjalan, proses pengadaan barang dan jasa yang terhambat bahkan beberapa proyek ditunda karena refocusing anggaran atau penundaan pencairan termin proyek.
Diakui olehnya tak ada kesiapan khusus dalam menghadapi kondisi pandemi yang tak terduga, namun dari peristiwa tersebut, ia berupaya untuk senantiasa mengucapkan rasa syukur, karena CV Osa Karya Mandiri termasuk perusahaan yang beruntung, karena masih mampu berdiri, hingga saat ini. Selain itu, ia pun meyakini, rasa syukur tersebut menjadi timbal balik positif bagi dirinya, yakni mampu menjaga kesehatan mental dan jiwa yang bermanfaat untuk terus meng-explore diri untuk menghasilkan karya-karya dan kinerja yang terbaik, agar tidak tertinggal dengan pesatnya perkembangan konstruksi di Bali.