Profesional Ber-partner, Istri Perkenalkan Penjualan Daring dan Suami Kembangkan Ekosistem Bisnis
Sejak di bangku sekolah dasar, Putu Ita Aristayani khususnya, sudah akrab dengan berdagang, meski orang tua tak terjun secara langsung dalam bidang ini. Ia pernah berjualan makanan kecil dan apapun yang sanggup untuk dijual oleh anak seusianya, ia lakoni. Hingga beranjak remaja, belum terpikirkan akan menekuni hobi tersebut dalam jalur yang lebih serius lagi, ia justru melanjutkan kuliahnya di bidang kesehatan. Ternyata benar adanya, pemasukan utama rumah tangganya kini bersama suami, Agung Wah Putra, beresolusi dari jiwa wirausaha keduanya di “Ravin Store”.
Lulus D3 Kebidanan, Ita bahkan melanjutkan lagi kuliahnya di Universitas Udayana, masih di bidang kesehatan. Ia sempat mengajar, sedangkan peluang yang sesuai profesinya, masih kesulitan untuk ia tangguhkan dengan segala persyaratan yang kompleks. Daripada berada di situasi yang tak jelas, ia segera mengambil langkah pembaruan dengan mulai berjualan online sepatu karet Crocs, jam tangan, apapun yang tengah menjadi tren, saat itu di tahun 2009, bersama Agung yang masih berstatus karyawan di perusahaan kontraktor.
Wanita asal Gianyar ini kemudian berkolaborasi bersama suami yang berperan mencari supplier dengan harga yang kompetitif dan kualitas barang yang bermutu. Seiring perjalanan keduanya mulai berbisnis, ternyata suami yang tak kalah menunjukkan antusiasnya, melihat hasil yang didapat ternyata hampir menyetarai gajinya di kantor, hingga keduanya semakin sefrekuensi dan memberanikan diri untuk membuka toko offline di Jl. Tukad Barito, Panjer pada Februari 2019.
Melihat waktunya, seperti yang kita ketahui Maret 2019, pandemi mulai merebak di Bali, April 2019 pun mulai diberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) oleh pemerintah, yang membuat siapapun terpaksa mengikuti adaptasi ini untuk mencegah penyebaran virus semakin melebar. Salah satu upaya menyelamatkan roda perekonomian khususnya mereka yang independen berwirausaha, ialah secara transaksi daring. Inilah sisi positif dari pandemi Covid-19 ini, muncul saat teknologi digitalisasi yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat dan sangat membantu para pebisnis dalam menjangkau customer, tanpa harus tatap muka. Mereka pun bergabung dengan salah satu platform belanja online paling berpengaruh di Indonesia dan mengikuti tren fashion yang tak pernah habis dikulik.
Sebelum ajeg dengan toko fashion, Agung dan Ita sebelumnya membuka garmen pada tahun 2012. Dari masih bermitra dengan garmen lain untuk produksi, kemudian mencoba meng-handle secara penuh orderan yang datang, ternyata provit yang didapat jauh lebih tinggi, semenjak itulah Agung tak mau lamalama berkompromi menyia-nyiakan kesempatan yang datang, tentunya dengan persiapan sumber daya yang lebih matang dan belajar dari pengalaman-pengalaman kegagalan sebelumnya. Dengan profesional, ia bersama istri mempromosikan usaha mereka, masih di sekitar komunitas mereka dengan harga grosir. Berjalannya waktu saat dua bisnis tersebut mampu berjalan sendiri, Agung memilih fokus mengembangkan garmen dan Ita di Ravin Store.
Kondisi toko di Jl. Tukad Barito yang sepi, Ita dan Agung memilih untuk sekalian mengorbitkan bisnisnya di pusatnya fashion di Denpasar, meski jumlah pesaingnya banyak, tepatnya di Jl. Tukad Barito No.80, Panjer, Denpasar Barat. “Belajar dari perilaku pasar fashion, mereka kebanyakan akan memilih sekaligus mengunjungi lokasi yang menawarkan banyak model, bila kurang sreg dari toko satu, bisa ke toko lain dalam jarak yang dekat,” ujar Ita. Tak hanya di Panjer, pada September 2022 lalu, Ravin Store juga baru saja membuka cabang kedua di Jl. Nangka, Denpasar dengan segmen pasar yang berbeda, harapannya bisa bersaing sehat dengan bisnis fashion lainnya, dengan berani menghasilkan karya yang berbeda dan kekinian, sesuai ciri khas karakter anak muda.