Prinsip Berbagi Kuatkan Motivasi Kembangkan Bisnis Retail Grosir di Bali

Sukses adalah masa dimana kita mampu menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain. Demikian prinsip hidup pengusaha bernama Sonny Tandika dan Lily Natalia. Pasangan suami istri ini meyakini bahwa nilai kesuksesan tidak dapat diukur dari nilai materi saja. Melainkan seberapa banyak kita mampu berbagi kebahagiaan kepada sesama. Semangat berbagi itu pun menjadi motivasi kuat bagi pasangan tersebut untuk bekerja keras memajukan usaha yang telah mereka rintis bersama-sama.

Tidak banyak orang yang menyadari bahwa semasih diberi kesempatan hidup di dunia, maka waktu-waktu berharga itulah yang bisa dimanfaatkan untuk berbagi kepada sesama. Kebanyakan orang berpikir untuk bisa berbagi harus dalam keadaan berlebih dahulu. Namun hal itu tidak berlaku bagi Sonny Tandika dan Sang Istri, Lily Natalia. Jauh sebelum dikenal sebagai pengusaha sukses di bidang retail dan grosir yaitu distributor kebutuhan pokok, mereka telah mengamalkan falsafah berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan.

Apalagi pada saat sekarang, kala kesuksesan finansial telah mampu diraih. Tentunya semakin besar kesempatan yang dimiliki untuk bisa menyisihkan rejeki yang didapat dari hasil bekerja giat selama ini. Pasangan perintis sekaligus Direktur perusahaan CV. Sumber Pangan ini tidak takut hak yang mereka miliki akan berkurang jika terus menerus membagikannya kepada orang lain. Justru mereka merasakan betapa besar kebahagiaan yang didapat saat mampu bermanfaat untuk individu lainnya.

Perjuangan

Semangat berbagi yang terus terpelihara, bahkan juga telah diamanhkan kepada anak-anak mereka, merupakan buah dari pengalaman Sonny beserta istri di masa lampau. Pasangan ini ditempa dari pengalaman di masa lalu di mana mereka diajarkan untuk mampu merasakan keprihatinan dalam hidup. Terutama Sonny Tandika yang memang berasal dari keluarga yang tidak berada. Kerja keras untuk memperbaiki taraf hidup harus dilakoninya sejak dini.

Beruntung ia memiliki seorang ibu yang memiliki karakter lembut dan penyayang. Ibu merupakan sosok panutan Sonny yang telah membimbingnya dan mengarahkannya menjadi pribadi yang mandiri dengan limpahan kasih sayang. Berbeda dengan sosok ayah yang berkarakter tegas dalam mengajarkan arti kedisiplinan. Namun anak ketiga dari enam bersaudara ini menganggap itulah didikan yang ia rasakan manfaatnya di masa sekarang.

Sedikit berbeda dengan cerita masa kecil Lily Natalia. Ia dilahirkan di lingkungan keluarga yang cukup mampu dalam hal finansial. Hanya saja ia tetap diarahkan oleh kedua untuk menjadi pribadi yang mandiri dan tidak terlena oleh zona nyaman. Hal itulah yang membuat Llily menjadi sosok perempuan tangguh dalam hal berjuang merintis karir, dari level karyawan dan kini berhasil menjadi bos di perusahaan miliknya.

Sonny dan Lily merupakan teman masa kecil, saat dewasa mereka bertemu kembali dan memiliki visi yang sama soal menjalin ikatan pernikahan. Setelah menikah pun mereka terus menjalin kekompakan dalam segala hal. Termasuk perihal karir. Lily menjadi sosok istri yang sangat mendukung segala keputusan suami. Misalnya ketika Sonny memilih untuk mundur dari pekerjaannya sebagai karyawan di tahun 1998.

Mereka akhirnya sepakat untuk berjuang bersama-sama membangun karir sebagai wirausahawan. Bidang usaha yang dipilih yaitu penyediaan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Mulai sembako, snack, kebutuhan mandi dan cuci, serta barang-barang konsumsi lainnya. Meski awalnya pasangan ini merasa agak minder lantaran pada saat itu sudah ada beberapa kompetitor yang telah menguasai pangsa pasar.

“Akhirnya kami nekat saja memulai. Prinsip kami yang penting berusaha dengan landasan kejujuran. Niscaya Tuhan akan membalasnya dengan hasil yang baik,” ujar Llily.

Pada waktu itu perjuangan yang dilalui benar-benar dimulai dari nol. Mereka berkisah bahwa tidak ada modal sepeser pun untuk menyuplai produk dagangan. Beruntung ada beberapa supplier yang mau mempercayakan produk-produk mereka untuk mengisi toko mereka. Uang hasil penjualan boleh disetorkan apabila nanti barang-barang tersebut telah berhasil terjual. Kepercayaan yang begitu besar pun dimanfaatkan oleh Sonny dan istri untuk memulai perjuangan usaha.

Berbekal kemampuan komunikasi dan negosiasi sebagai sales, Sonny pun bertugas mencari-cari konsumen lewat telepon. Sementara Lily mencari-cari data calon konsumen potensial dengan cara berkeliling ke seluruh daerah di Denpasar maupun luar Denpasar. Kekompakan usaha suami istri ini pun membuahkan hasil dengan semakin banyaknnya pelanggan yang dimiliki. Akhirnya mereka pun berhasil membesarkan usaha mereka, CV. Sumber Pangan yang beralamat di Jl. Buluh Indah No.97, Pemecutan Kaja, Kec. Denpasar Utara, Kota Denpasar.

Sayangnya kisah perjuangan mereka menuju kesuksesan usaha tidak mulus begitu saja. Beberapa kali jatuh bangun dialami pasangan ini bahkan tantangan yang dihadapi hampir memunculkan rasa ingin menyerah. Mulai dari kompetisi harga yang ketat dengan para kompetitor hingga pernah harus mengganti uang ke supplier karena sempat ditipu oleh pelanggan yang telah dipercayai. Untung saja mereka tidak memilih berhenti di tengah perjuangan. Kalau saja itu terjadi bisa saja mereka tidak akan berada di posisi seperti sekarang.

Regenerasi

Setelah melalui perjuangan panjang selama puluhan tahun, bisa dikatakan perusahaan mereka menjadi salah satu distributor bahan kebutuhan sehari-hari yang telah memiliki branding kuat di mata pelanggan. Sempat beberapa kali pelanggan mereka mendapat harga kompetitf dari distributor lainnya, namun banyak yang tetap memilih menjadi pelanggan setia di CV. Sumber Pangan. Hal itu lantaran Lily dan Sonny selaku pemilik selalu menjalin komunikasi yang baik dengan para pelanggan tersebut.

Kedua pasangan ini pun selalu menekankan pada karyawan untuk selalu mengutamakan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan, terlepas apapun karakter dari pelanggan terebut. Dengan demikian konsumen yang puas akan datang kembali meskipun mengetahui di luar sana ada distributor lain yang menawarkan harga menggiurkan.

Keberhasilan usaha pasangan pengusaha ini tidak hanya terlihat dari peningkatan omset dari tahun ke tahun. Jumlah karyawan pun terus bertambah seiring berjalannya waktu. Awalnya hanya tiga orang karyawan, kini mereka telah memperkerjakan 50 orang SDM dari berbagai usia. Bahkan ada beberapa karyawan yang loyal bekerja dari masa awal-awal merintis usaha hingga sekarang masih berdedikasi untuk CV. Sumber Pangan.

Hal ini membuktikan bahwa nilai lebih dari pekerjaan sebagai pengusaha adalah adanya kesempatan untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat. Tentunya kegiatan usaha yang mampu menyerap tenaga kerja yang banyak dapat menimbulkan efek domino dalam sektor ekonomi. Kesejahteraan hidup yang meningkat semakin membuat perpuataran ekonomi menjadi kuat.

 

Setelah puluhan tahun berkarya di dunia usaha, Sonny dan Lily memutuskan untuk mulai menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan usaha kepada anak. Mereka menyadari bahwa suatu perusahaan yang eksis dalam jangka waktu lama memiliki sistem regenerasi kepemimpinan yang baik. Tentunya melalui regenerasi ini, diharapkan Sang Penerus dapat menyumbangkan ide-ide segar yang berguna untuk kemajuan perusahaan. Mereka pun berharap CV. Sumber Pangan tetap terus hadir di tengah masyarakat sebagai usaha retail grosir yang memberikan pelayanan terbaik dengan harga yang menarik.

Selain tengah mempersiapkan suksesi kepemimpian usaha dengan mempersipakan talenta generasi penerus selanjutnya, Sonny dan Lily pun berupaya menikmati hidup dengan berbagai kegiatan positif. Sebut saja hobi berolahraga yang gencar ditekuni oleh Sonny. Meski telah memasuki usia 60 tahun namun pria ini tetap tampil enerjik bekat rutin mengikuti kegiatan lari marathon, tidak hanya di Bali bahkan hingga ke mancanegara. Seolah menunjukkan bahwa usia bukanlah alasan untuk membatasi diri dalam berkarya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!