PESONA KECANTIKAN TATA RIAS BAGAIKAN “CAHAYA”
Merias wajah bukan hal yang baru, karena sejak ribuan tahun yang lalu sudah dikenal dan diterapkan khususnya oleh kaum wanita. Di zaman modern seperti sekarang ini konsep cantik dengan make up telah bergeser menjadi cantik dengan memiliki tubuh yang sehat, berpenampilan cantik, menarik serta tampil muda. Konsep ini yang kemudian diadaptasi oleh Cahya Dewi Bridal, Spa, & Salon dan menjadi satu – satunya salon yang menyediakan produk treatment terlengkap dengan kualitas yang memuaskan dan harga terjangkau . Tentu ini menjadi angin segar bagi wanita yang ingin memanjakan diri, terutama bagi mereka yang sedang menantikan detik –detik moment pernikahan mereka.
Ni Ketut Ari Wijayanti lahir di desa Kapal, Mengwi, Badung 3 Mei 1987 dari pasangan I Ketut Wija (Alm) dan Ni Made Mawar. Wanita yang akrab dipanggil Arik ini adalah Anak keempat dari empat bersaudara. I Ketut Wija sehari – harinya menjadi seorang pemangku di salah satu pura yang berada di desanya, sementara Ni made Mawar hanyalah seorang ibu rumah tangga dan sesekali ikut membantu sang suami ketika ngayah di pura.
Memasuki masa sekolah, Ari wijayanti bersekolah di SD 10 Kapal. Rumahnya yang berdampingan dengan pura menumbuhkan kecintaan Ari Wijayanti terhadap seni yakni seni tari, karena seringnya Ari Wijayanti menari di pura untuk ngayah. Setelah berhasil menamatkan pendidikan sekolah dasarnya, Ari Wijayanti kemudian bersekolah di SMP 2 Mengwi. Tak pernah terbayangkan sebelumnya di masa sekolah menengah pertama inilah ia harus kehilangan figur seorang ayah. Dirundung duka yang teramat dalam, Ari Wijayanti dan keluarga pun harus menerima kenyataan rumah yang selama ini mereka tempati turun temurun tidak dapat mereka tinggali lagi akibat perluasan lahan pura. Mereka tidak habis pikir, apa yang mereka perbuat sehingga mereka diperlakukan seperti ini. Tanpa uang dan hanya dengan sehelai baju yang mereka kenakan, mereka pergi ke Denpasar dan memutuskan untuk menumpang di rumah paman
Sesampainya di Denpasar, Ari Wijayanti melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 6 Denpasar. Setelah berapa lama akhirnya sang kakak mampu membeli rumah yang kemudian ikut ditempati oleh ibu dan Ari Wijayanti. Walaupun hidup di tengah keterbatasan, Ari Wijayanti mampu membuktikan bahwa keterbatasan itu bukan halangan untuk meraih prestasi. Ari Wijayanti mampu lulus dengan nilai yang memuaskan dan diterima di Universitas Udayana jurusan Ekonomi Managemen. Ari Wijayanti tidak bercita – cita terlalu tinggi, yang ada di dalam benaknya saat itu bagaimana ia bisa mandiri. Meskipun semua kebutuhan Ari Wijayanti dapat dipenuhi oleh kakaknya, namun perasaan tidak enak selalu saja mengingat sang kakak yang juga telah berkeluarga. Ari Wijayanti pun mengawali karirnya sebagai seorang model dengan hasil yang lumayan untuk membeli kebutuhannya, sesekali Ari Wijayanti turut membantu kakak yang memiliki usaha restoran dan spa di bandara. Memang sejak sepeninggal sang ayah, kakaknya lah yang menjadi sosok panutan untuk Ari Wijayanti. Ari Wijayanti pun percaya bila kakak bisa mengapa ia tidak bisa. Tak disangka di masa inilah Ari Wijayanti bertemu dengan pujaan hatinya, Gede Andika Paramartha pemuda yang ia temui ketika sama- sama menuntut ilmu. Setelah berapa lama menjalin kasih, meski diumur yang sangat belia Ari Wijayanti dengan mantap menerima pinangan Gede Andika Paramartha. Mereka akhirnya resmi menikah pada 10 Desember 2008 dan telah dikaruniai dua putra dan seorang putri.
Setelah resmi menikah, Ari Wijayanti tidak ingin hanya berdiam diri dan menjadi ibu rumah tangga saja. Kecintaannya terhadap Make up atau tata rias membuat Ari Wijayanti memilih untuk mempelajari tata rias secara formal dengan mengikuti sejumlah kursus kecantikan seperti Rudy Hadysuwarno. Berhasil mendapatkan gelar diploma, barulah Ari Wijayanti berani untuk mulai menawarkan jasa rias dengan nama Cahya Dewi. Awalnya Ari Wijayanti hanya merias keluarga dan teman – teman dekat. Berkat kealiannya dalam tata rias semakin banyak yang ingin wajahnya di rias di Cahya Dewi Salon. Semua permintaan tata rias ditangani sendiri oleh Ari Wijayanti, bahkan usaha jasanya tersebut sebatas berkantor di rumahnya. Meskipun harus bangun di pagi – pagi buta untuk bekerja, namun tidak pernah membuat Ari Wijayanti kehilangan semangatnya semua itu ia jalani dengan penuh suka cita.
Wanita yang sangat mengidolakan Raden Ajeng Kertini ini akhirnya mengembangkan bisnis kecantikannya, Usaha yang dirintis sejak 2011 ini pun mengalami perkembangan pesat, yang juga ditandai dengan banyaknya permintaan dan dorongan dari para costumer dan keluarga, agar Cahya Dewi mendirikan sebuah salon khusus. Akhirnya, Ari Wijayanti pun memperluas konsep bisnis kecantikannya dengan mendirikan Cahya Dewi Bridal, Spa, & Salon di Jalan Letda Tantular No. 9. Cahya Dewi sendiri menyewakan baju pengantin baik yang bertema tradisional Bali maupun Internasional. Menariknya yang membuat Cahya Dewi berbeda dari jasa bridal pada umumnya adalah ketersediaan paket khusus untuk pre-wedding treatment. Sebelum hari H, para calon pengantin akan dimanjakan dengan berbagai treatment Spa kecantikan. Perawatan pre – weding masih jarang ditemukan di Bali, perawatan ini bertujuan agar calon pengantin tampil maksimal, fresh, serta fit ketika upacara maupun setelah upacara selesai Inilah yang menjadi inspirasi sekaligus membawa nilai unik untuk Cahya Dewi sendiri. Demi meningkatkan pelayanannya, Cahya Dewi pun telah mempaketkan khusus fasilitas dan jasa yang terkait perawatan, pre – wedding, wedding, make up, hingga menyewakan pakaian, sehingga pelanggan bisa langsung menyesuaikan dengan biaya pernikahan mereka. Tak hanya untuk keperluan pernikahan saja, jasa make up artist Cahya Dewi juga diburu oleh para wisudawan serta untuk mereka yang tengah menggelar atau menghadiri selebrasi khusus, baik bersifat formal maupun informal.
Banyak costumer Cahya Dewi yang berada di luar negeri ingin pre – weding menggunakan pakaian adat Bali. Secara tidak langsung telah mempromosikan busana adat Bali di kancah internasional, seperti kain songket yang kini terkenal di mancanegara. Desainnya tidak harus monoton, pandai – pandai memadupadankan seuai dengan karakter wajah, namun tetap dikemas dalam nuansa adat Bali. Ari Wijayanti pun berencana untuk menambah cabang dalam waktu dekat. Meski telah terbilang sukses Ari Wijayanti sangat percaya dan bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan kepadanya, untuk mengungkapkan rasa syukurnya setiap perayaan ulang tahun Cahya Dewi Bridal, Spa, & Salon, Ari Wijayanti mengadakan tirta yatra untuk semua karyawan yang beragama hindu dan tidak lupa untuk berbagi ke panti asuhan.
Di era globalisasi ini Ari Wijayanti berharap agar fashion Bali atau busana adatnya lebih dikembangkan agar lebih dikenal oleh dunia, jangan hanya tahu objek – objek wisatanya saja tetapi penting juga untuk mempelajari budayanya. Untuk anak muda, harus lebih bersemangat, gali potensi diri, kembangkan apa yang kita sukai jangan hanya ikut – ikutan. Cintai dan sukai apa yang kita kerjakan.