Perkenalkan Tren Perawatan Rambut ala Negeri Sakura
Aktivitas perawatan rambut paling digemari oleh kaum hawa. Lantaran rambut dianggap sebagai mahkota bagi perempuan sehingga perlu dirawat dan ditata agar selalu tampil menarik. Kendati demikian, nyatanya banyak profesional penggerak roda industri kecantikan rambut datang dari kaum lelaki. Sebut saja pakar rambut dunia Jamal Hammadi dan di Indonesia terdapat nama besar seorang Rudy Hadisuwarno. Karier yang menjanjikan sebagai pakar rambut pun membuat sosok H. Achmad Jajuli nekat terbang ke Jepang untuk belajar teknik rebounding atau pelurusan rambut. Padahal sebelumnya ia telah lama berkarier di industri pariwisata dengan penghasilan yang besar.
Sepulangnya ke tanah air, mantan tour guide ini memperkenalkan tren pelurusan rambut ala Negeri Sakura itu sekaligus mengembangkan produk kosmetik yang kini diminati berbagai kalangan. Achmad Jajuli mengatakan bahwa tren pelurusan rambut sebenarnya sudah booming di Indonesia ketika ia belajar menata rambut di Jepang. Namun teknik pelurusan rambut yang berkembang tidak menghasilkan hasil akhir yang baik. Bahkan banyak yang mengalami kerusakan pada rambut akibat aktivitas rebounding tersebut.
“Saya lihat kok malah rambutnya menjadi rusak, entah bercabang atau rontok setelah melakukan pelurusan rambut. Ternyata teknik yang dipakai kurang tepat”, ujar Achmad Jajuli.
Kini teknik rebounding yang dimiliki Achmad Jajuli, sudah diajarkan kepada team sales sehingga mereka tidak hanya sekedar menjual tapi juga bisa berbagi ilmu kepada pelanggannya. Dan teknik rebounding ala Hahonico, kini sudah banyak digunakan oleh pengusaha salon. Kami membuka workshop gratis hanya membeli produknya saja khusus teknik rebounding bagi kaum pemula yang ingin membuka usaha salon kecantikan. Kami juga sebagai salah satu perusahan di Bali yang dapat melayani maklun untuk pembuatan kosmetik sedian rambut dan kulit.
Achmad Jajuli di Jepang ia belajar berbagai macam teori mengenai teknik pelurusan serta perawatan rambut pasca rebounding. Berjam-jam waktunya digunakan untuk praktik langsung pada rambut orang lain. Saat itu ia mendapat target harus dapat menyelesaikan perawatan 8 orang per harinya. Tentunya kegiatan tersebut sangat melelahkan namun Achmad Jajuli yakin manfaat yang begitu besar dari proses belajar saat itu untuk pengembangan kariernya di masa depan.
Setelah menyelesaikan pelatihannya di Jepang, pada tahun 2003 Achmad Jajuli memulai karier sebagai penata rambut di Indonesia. Kemudian ia mulai mengembangkan brand perawatan rambut dan kulit bernama Lamei Hahonico. Pada tahun 2011 resmi mendirikan perusahaan bernama CV Protex Indonesia. Perusahaan ini mengembangkan, memproduksi dan menjual kosmetik profesional seperti Sampo Rambut, Kondisioner Rambut, Perawatan Rambut, Pelurus Rambut, Minyak Rambut, Gel Mandi, Sabun Tubuh, Sabun Batang dan Bulat, Busa Mandi, Sabun Tangan, Body lotion, Oil Massage, Body Massage dan Body Mist dan lain-lain.
Cerita unik dalam mengembangkan usahanya, Achmad Jajuli yang turun langsung ke lapangan untuk menawarkan produknya ke salon-salon kecantikan di Bali. Tapi pada awalnya produknya dipandang sebelah mata karena saat itu brand berskala internasional masih diminati. Akhirnya demi membuktikan kualitas produknya, ia mendemokan langsung pemakaian produk di hadapan calon konsumen. Melihat hasil akhir perawatan yang dilakukan memuaskan, lambat laun banyak yang mulai melirik produknya itu.
“Jika anda ingin mencari produk dengan kualitas yang dapat diandalkan dan harga bersaing, kami akan menjadi pilihan yang tepat. Kami sangat menantikan untuk bekerja sama dengan anda dan tentunya kami akan menjadi pemasok yang baik dan mitra jangka panjang”, ujar Direktur CV Protex Indonesia tersebut.
Formula yang digunakan didukung oleh perusahaan Protex Japan Inc. CV Protex Indonesia sendiri mendapat sertifikasi Good Manufacturing Practice atau Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) sebagai pedoman untuk memastikan bahwa produk secara konsisten diproduksi dan dikendalikan dengan kualitas yang ditentukan. Semua produk CV Protex Indonesia terjamin aman, sebab telah terdaftar dan mendapat notifikasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM RI. Serta menawarkan produk kosmetik bersertifikat Halal untuk Muslim.
Banting Stir
Perjalanan kehidupan Achmad Jajuli mulai dari sebagai anak guru hingga meraih keberhasilan sebagai pengusaha sangat menginspirasi. Perjuangan yang dilalui penuh dengan tantangan namun ia mampu mengatasinya tanpa pernah memadamkan semangat dan tekad untuk meraih mimpi. Karakter pekerja keras itu didapatnya tidak lain lewat penempaan hidup sejak kecil yang akrab dengan kesederhanaan.
Achmad Jajuli lahir dan bertumbuh di Brebes, Semarang. Anak keempat ini sudah terbiasa hidup berbagi dengan ketujuh saudaranya dalam kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan. Hingga pada saat lulus SMA, ia mendapat kesempatan ikut kakaknya merantau ke Bali sehingga ia dapat melanjutkan kuliahnya di jurusan Hukum Universitas Warmadewa. Sayang, sebelum menamatkan kuliahnya ia mengikuti seleksi karier di penerbangan namun gagal. Ia memutuskan berhenti kuliah dan langsung bekerja.
Komunikatif, ramah, dan supel, merupakan karakter yang bisa dikatakan keunggulan dalam diri Achmad Jajuli. Karakter itu pula yang membuat kariernya cepat bertumbuh di industri pariwisata sebagai tour guide. Apalagi ditambah kemampuan berbahasa Jepang yang fasih, membuat Achmad Jajuli dipinang berbagai perusahaan agen tur wisata di Bali. Tak sedikit pula tamu wisatawan yang senang dengan jasa dan pelayanannya sebagai tour guide sampai-sampai jalinan relasi itu terus terjaga walaupun wisatawan itu telah pulang ke negaranya.
Salah satu relasi Achmad Jajuli ternyata seorang yang memiliki kemampuan finansial lebih, menawarkan dirinya untuk disponsori pelatihan ke Jepang. Awalnya Achmad sangsi apakah dirinya akan mampu mengikuti pelatihan tersebut. Berhubung saat itu, tepatnya pada tahun 2002, industri pariwisata tengah lesu pasca Bom Bali I, ia dirumahkan sementara. Antara pilihan menerima tawaran kenalannya dari Jepang itu atau pulang ke Brebes dan melanjutkan usaha ayahnya sebagai petani bawang, akhirnya Achmad Jajuli pun memilih opsi pertama.
Siapa sangka keputusan itulah yang mengubah nasibnya hingga seperti sekarang. Di balik kesuksesannya terdapat banyak orang yang berperan. Selain orang yang pertama kali memperkenalkan peluang usaha ini padanya, ada pula peran sang sahabat bernama Gede yang ikut membantunya mengembangkan usaha. Pria yang dahulu merupakan rekan kerjanya di agen travel, kini digandengnya ber-partner dalam bisnis.
Selain itu ada peran almarhum ibunda tercinta yang selalu mendukung Achmad Jajuli serta tak pernah putus melantunkan doa agar putra tercinta selalu diberi kemudahan dalam tiap langkah kehidupan. Meski saat ini mendiang ibunya telah berpulang, namun Achmad Jajuli sudah sempat membahagiakan sang ibu lewat hasil kerja kerasnya selama ini.
Achmad Jajuli mengatakan ada tiga hal yang dapat mengantarkan seseorang pada gerbang kesuksesan yaitu modal materi, pendidikan dan restu dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Ia mengakui tidak memiliki modal materi maupun bekal pendidikan tinggi, sehingga ia percaya adanya campur tangan Tuhan dalam cerita keberhasilannya. Ia pun tak henti mengucap syukur seraya terus berbagai dengan sesama semasih diberikan kesempatan untuk melakukannya.