Percaya Diri dengan Rasa dan Harga, hingga Berbagi Kesuksesan Outlet Kedua Meski Pandemi
Kondisi pandemi yang sempat mati rasa, membuat Bapak Oka sebagai pelaku pariwisata, menunda beberapa agenda pekerjaannya di hotel. Kesenjangan waktu dan ruang yang tak biasa dimiliki, akhirnya mempertemukannya dengan teman lama, Made Widnyana yang juga berkecimpung di bidang yang serupa. Tak hanya sekedar saling bertukar kabar, mereka pun ternyata masih satu frekuensi untuk berbagi peran dalam bisnis “Sioul Coffee & Grill”.
Made Widnyana, pria asal Badung ini berpengalaman bekerja sebagai karyawan hotel, sebut saja Ramayana Hotel, Melia Bali dan Matahari Terbit Bali, yang memiliki durasi mengabdi paling lama, yakni selama 7 tahun pada posisi Room Boy. Ia yang suka mencoba hal baru, kemudian beralih ke bidang yang berbeda, dengan bekerja sebagai waiter di sebuah restoran pada tahun 2007-2017. Kesetiaannya dalam bekerja tak diragukan lagi, kariernya kian menanjak pada level Manager. Pada tahun kedelapan, I Made Widnyana sudah mulai memikirkan langkahnya untuk mundur dari dunia karyawan dengan merintis usaha kuliner, padahal ia tak memiliki basic dalam hal memasak. Namun, berkat istri yang tahu banyak soal rahasia dapur, ia rasa sudah cukup membekali diri.
Setelah pertimbangan yang matang, ia berkolaborasi dengan Bapak Oka Ardana, rekannya yang sudah berpengalaman dalam kolaborasi dan mengelola hotel “Furamaxclusive Resort & Villas, Ubud”, memulai lagi kariernya dari nol sebagai wirausaha. Dirintislah warung sederhana yang mengontrak sebuah lokasi daerah Singapadu. Dari Gianyar, Made Widnyana memilih lokasi yang lebih strategis, kemudian memboyong lagi usahanya ke lokasi di Penatih dengan tampilan warung yang masih apa adanya. Meski demikian, kondisi warung yang apa adanya, namun antusias yang didapatkan dari masyarakat akan kehadiran kuliner yang awalnya hanya menu grill, kemudian bertransformasi bernama “Sioul Coffee & Grill”. Bapak Oka pun memberi dukungan penuh, agar area usaha lebih diperluas.
Latar belakang yang mendasari kepercayaan diri untuk mendirikan usaha masih dalam suasana pandemi, diungkapkan Bapak Oka, karena dari pembekalan Made Widnyana yang sudah cukup mumpuni dalam taste soal makanan yang pantas untuk dihargai dan dipublikasikan ke pecinta kuliner. Didukung lanskap sawah yang hijau nan sejuk, menambah nilai plus dalam mempromosikan kuliner yang berdiri sejak tahun 2008 ini. Bapak Oka pun begitu bersyukur, kendati saat itu masih pandemi, bahkan sampai di era new normal ini, tak menemukan kendala yang berarti.
Dari masih lesehan hingga lengkap dengan kursi dan meja, Made Widnyana dan Bapak Oka butuh satu tahun untuk meriset, apakah antara konsep dalam menu yang ditawarkan, sudah berkolerasi dengan pemilihan gaya penjamuan tamu di meja makan. Tanggapan masyarakat pun membuktikan, ternyata usaha mereka masih memenuhi kualifikasi untuk merombak beberapa segmen, agar semakin memberikan kenyamanan pengunjung untuk bersantap. Kuliner yang menawarkan kedai kopi sekaligus seafood bakar ini pun semakin ramai dikunjungi berbagai kalangan dengan harga yang terjangkau, salah satunya menu paket hanya Rp250 ribu cocok untuk keluarga atau kolega (maksimal lima orang) dan untuk non paket, paling mahal Rp68 ribu.
Masih di situasi pandemi yang tak jelas kapan berakhirnya, Made Widnyana dan Bapak Oka pun berani membuktikan di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil, bukan berarti selalu mematikan usaha kita. Sioul Coffe & Grill pun mulai dilirik oleh rekan-rekan mereka yang ingin menyusul kesuksesan mereka, dengan membeli produk dari Sioul Coffe, untuk dibuka di lokasi yang berbeda. Hanya hitungan beberapa bulan, Sioul Coffe Dalung pun dibuka dan tiga bulan kemudian, membuka di Sangeh. Namun sayangnya, cabang Dalung hanya bertahan selama satu tahun. Dibandingkan yang berlokasi di Jl. Raya Sangeh, Abiansemal masih eksis dan tak kalah ramai dengan cabang utama Mengwi. Tentunya dengan cita rasa yang tak berbeda, karena sebelum siap dibuka, Made Widnyana terlebih dahulu men-training calon para karyawan yang akan dipekerjakan, baik dari segi masakan maupun pelayanan. Sehingga meski berbeda lokasi, kualitas rasa dan kesegaran menu yang disuguhkan tetap sama dan konsisten.