Pentingnya Sekolah Swasta dalam Rangka Menyempurnakan Sistem Pendidikan
Seiring dengan pertumbuhan jumlah sekolah negeri di Provinsi Bali, I Ketut Killa, tokoh Pimpinan Yayasan Pendidikan Harapan Nusantara Denpasar, memilih untuk melakukan refleksi yang mendalam terhadap peran dan tujuan yayasan yang telah ia bangun. Hal ini menegaskan bahwa peran sekolah swasta tak bisa dipandang sebelah mata, karena mereka berperan penting dalam mengisi celah pendidikan yang mungkin tak dimiliki sekolah negeri dan membentuk generasi penerus yang berkualitas.
I Ketut Killa, kelahiran Desa Gobleg, Kabupaten Buleleng, desa yang masyarakatnya pada era 1960- an menilai pendidikan bukanlah prioritas. Namun, tidak dengan I Ketut Killa. Lewat prestasinya yang selalu meraih peringkat pertama, meski menghadapi hambatan biaya, ia akhirnya berhasil melanjutkan studi ke Fakultas Kejuruan Program Studi Bahasa Inggris, Universitas Udayana di Singaraja sampai sarjana muda (BA). Karena belum ada lowongan pengajar, I Ketut Killa pindah ke Denpasar, dan bekerja di dua tempat sekaligus, yaitu Sanur Beach Hotel dan Kuta Cottages. Setahun kemudian, pada tahun 1974, I Ketut Killa memutuskan untuk mencari pengalaman baru di Australia. Di Australia, ia bekerja di pabrik daging, klinik kesehatan dan klub malam. Dengan bekerja tanpa istirahat yang cukup, ia berhasil membangun rumah untuk orang tuanya. Setelah itu, ia putuskan untuk melamar sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan resmi menjadi guru bahasa Inggris di SMAN 1 Denpasar dan SMA Perintis. Ia juga masih terlibat di industri pariwisata, bekerja di Kuta Cottages dan Legian Hotel. Tak sampai di sana, bahkan ia sembari mengejar gelar doctoral di Universitas Mahasaraswati dan wisuda tahun 1984, serta gelar Magister Management dari Universitas Putra Bangsa yang diperoleh tahun 2004.
Fokusnya pada dunia pendidikan disertai dengan pola hidup yang seimbang, I Ketut Killa berhenti dari industri pariwisata dan aktif berolahraga, bermeditasi dan mengikuti berbagai aliran pengobatan dan kesehatan. Saat ini, ia pun menjabat sebagai pengurus Perguruan Tenaga Dalam Bambu Kuning Cabang Kota Denpasar sejak tahun 1990, dan di tahun 2004 ditunjuk sebagai Ketuanya sampai saat ini. Dalam karier pendidikannya di SMA Negeri 1 Denpasar, I Ketut Killa juga menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah dalam jangka waktu yang cukup lama, sebelum akhirnya memegang jabatan sebagai Kepala Sekolah di SMP Negeri 1 Denpasar selama 12 tahun. Tahun 2008, setelah pensiun dari SMPN 1 Denpasar, ia mendapat tawaran dari Doremi Excellent School untuk menjadi kepala tiga tingkat pendidikan sekaligus yaitu SD, SMP dan SMA. Semasih aktif sebagai Kepala Sekolah SMPN 1 Denpasar, I Ketut Killa bersama 8 orang temannya merintis pendirian yayasan yang bergerak di bidang pendidikan. Maka di tahun 2000 didirikanlah Yayasan Pendidikan Harapan Nusantara dengan membuka unit SMP dan meminjam ruang belajar di SDN 14 Dangin Puri.
Yayasan Pendidikan Harapan Nusantara Denpasar terus mengalami perkembangan. Pada tahun 2005, mereka menerima bantuan dari Dinas Pendidikan dan Olahraga Provinsi Bali dan digunakan untuk membangun gedung di Jl. Cargo Sari III / 3 Ubung Kaja. Dari tahun ke tahun Yayasan Pendidikan Harapan Nusantara rutin menerima bantuan dari Dinas Pendidikan dan Olahraga Provinsi Bali, lebih-lebih saat Kepala Dinasnya dijabat oleh mantan rekan guru di SMAN 1 Denpasar yaitu Drs. Ida Bagus Anom, M.Pd. Seiring dengan pertumbuhan ini, yayasan berkembang dari SMP yang dibangun awal, kemudian menambahkan TK pada tahun 2005, lalu SD pada tahun 2010, dan terakhir SMA pada tahun 2017.
Dan kini Yayasan Pendidikan Harapan Nusantara Denpasar semakin terus berbenah, di tengah bertambahnya sekolah negeri. Menanggapi hal ini, I Ketut Killa lebih memlih untuk melakukan introspeksi diri dan mem-branding Yayasan Pendidikan Harapan Nusantara dengan memberikan pelayanan prima, peningkatan kualitas SDM serta peningkatan kualitas sarana dan prasarana. Para guru dituntut untuk mengembangkan sistem pembelajaran yang menyenangkan dengan penuh sentuhan kasih sayang, bahkan memperkenalkan hal-hal krusial di zaman sekarang seperti kehadiran psikolog di sekolah untuk mendekatkan orang tua siswa dan anak-anak mereka, menggelar gathering dengan orang tua siswa, pengembangan program yoga untuk kebugaran fisik dan penguatan mental siswa maupun staf, dan pengembangan program quiet time bagi siswa untuk memulihkan sistim saraf, membantu mempertahankan energi dan mengondisikan pikiran agar lebih adaptif dan positif, serta kegiatan ekstrakurikuler untuk pengembangan potensi dan bakat siswa. Semua ini adalah elemen-elemen yang mungkin tidak selalu ada di sekolah negeri, yang kini Yayasan Pendidikan Harapan Nusantara dengan tekun menghadirkan di sekolah mereka. Bagaimanapun juga, peran sekolah swasta tidak bisa dianggap enteng. Selain itu, yayasan juga berkomitmen meningkatkan kemampuan berbahasa asing siswa, sambil tetap memperhatikan dan memelihara penggunaan bahasa daerah di tengah penguasaan teknologi. Dikarenakan sangat penting pembentukan attitude dan karakter untuk mewujudkan manusia yang seutuhnya.
Dengan demikian, Yayasan Pendidikan Harapan Nusantara Denpasar terus mengilhami dan memberdayakan generasi muda untuk berkembang menjadi individu yang berwawasan luas, kompeten dalam teknologi, dan tetap menghargai nilai-nilai kultural. Peran sekolah swasta seperti ini memberikan kontribusi yang tak ternilai dalam mencetak pemimpin masa depan yang berkualitas dan menyempurnakan sistem pendidikan nasional.