Pentingnya Leadership Yang Mampu Beradaptasi Di Setiap Perubahan
Direktur utama dari BPR Karya Artha Sejahtera Indonesia, tak pernah terpikirkan untuk membangun sebuah bank, karena saat dibangku kuliah ia memilih fakultas hukum, begitu pun dengan program magister yang ia selesaikan di Universitas Indonesia, yakni fakultas Hukum Ekonomi. Namun seiring berjalannya waktu, ketertarikannya dengan dunia perbankan sepertinya telah mengalahkan ilmu yang telah ia dapatkan di bangku kuliah.
Awal karir Rio Christian bekerja di Bank Niaga cabang Teuku Umar, ia kemudian pulang ke Jakarta untuk melanjutkan program magister di Universitas Indonesia sambil bekerja di Bank OCBC NISP. Sampai lahir tantangan baru dari keluarga untuk mengelola PT BPR Tata Anjung Sari di tahun 2011. Tantangan inilah yang membawa dia kembali ke Bali.
BPR identik dengan nasabah yang memiliki usaha mikro menengah, yang berbanding terbalik dengan pekerjaan yang ia geluti sebelumnya di bank. Di usianya yang ke 29 tahun, tantangan terberatnya berkarir di BPR ialah, memberikan suatu pembaharuan dalam budaya kerja, melakukan inovasi dan regenerasi SDM. Dimana saat itu hampir semua staf di BPR tersebut berusia jauh lebih senior darinya.
Seorang pemimpin harus menjadi contoh yang baik kepada para stafnya. Hal itulah yang ia tanam dalam diri Rio Christian sendiri dan seluruh stafnya. “Kita tidak bisa memberikan suatu tugas kepada staf, sebelum membuktikan bahwa kita mampu melakukan hal tersebut”.
Untuk membuktikannya, ia berjuang menjual produk-produk deposito dan kredit. Ia pun turun langsung bersama teamnya untuk menyelesaikan bersama tiap masalah yang ada. Seiring berjalan waktu, bisnis PT. BPR Tata Anjung Sari berkembang pesat, hingga pada tahun 2015 mencapai Asset 119 miliar.
Di tahun 2016, Rio Christian mencoba tantangan baru. Tantangan tersebut yaitu mengakuisisi sebuah BPR kecil untuk kemudian dikembangkan. April 2016, lahirlah PT. BPR Karya Artha Sejahtera Indonesia, yang kemudian dikenal masyarakat sebagai BPR KAS Indonesia. BPR dengan asset Rp. 8 miliar ini, kemudian bertransformasi selama 2,5 tahun. Hasil dari transformasi ini adalah BPR KAS Indonesia mencapai asset Rp. 100 miliar per November 2018. Hal ini tidak lepas dari kerjasama team yang kuat, inovasi produk yang baik serta infrastruktur pendukung yang prima.
Menurut Rio, Ke depan industri BPR masih memiliki masa depan cerah. Namun beberapa isu yang harus diperhatikan kemampuan BPR untuk aktif berubah dan beradaptasi dengan keinginan/ kebutuhan masyarakat.
Perubahan nyata yang industri perbankan rasakan beberapa tahun terakhir adalah perubahan karakter industri/usaha mayarakat, perubahan kebutuhan produk, perubahan pola pelayanan nasabah, perubahan regulasi/aturan hukum di industri perbankan.
Maka dari itu, BPR KAS Indonesia hadir di Bali dengan semangat “Reborn Becoming Local Champion” dengan tujuan membawa BPR KAS Indonesia terlahir kembali sebagai lembaga BPR terpercaya, modern, andal, dan bertumbuh sehat. Dan terus berkomitmen untuk terus beradaptasi dan mau berubah secara berkelanjutan, membentuk SDM berkualitas dan berintegritas, menciptakan produk inovatif sesuai kebutuhan masyarakat, memberikan pelayanan prima, serta menjalankan perusahaan dengan mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik, transparansi dan akuntabel.