Pengalaman Jatuh dan Bangun dalam Berbisnis dalam Membuat Ketegaran untuk Meraih Kisah Hidup yang Manis
Dengan kejujuran, kerja keras, semangat dan kesabaran pasti akan bisa meraih sukses. Semua rangkaian kata itu merupakan pondasi awal untuk membangun bisnis, walau beribu hadangan yang ada dalam mencari kesuksesan pasti ada secercah harapan untuk menggapainya.
Semua hal yang bisa membuat kita senang dan merasa tertantang adalah proses dalam menggapai apa yang diinginkan. Intinya harus ada keberanian untuk menjalaninya dengan keterbatasan yang ada, tetaplah harus berkomitmen dan terus berjuang untuk meraih apa yang diinginkan. Itulah rangkaian kata yang disampaikan oleh Komang Susana, sosok pekerja keras ini merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan almarhum Wayan Pasek Jenek dan Nengah Latri pada 1 Oktober 1968.
Komang Susana atau yang kerap di sapa Susana merupakan sosok penuh perjuangan yang pernah menempa ilmu di SD 1 Tembuku, SMP 1 Tembuku, SMA Trisila dan dilanjutkan kejenjang yang lebih tinggi di Universitas Warmadewa dengan jurusan Sastra Inggris. Proses Susana dalam menempuh hidup semasa kecil hingga beranjak dewasa sangat menyusahkan, bahkan pada masa sekolah ia bekerja sambilan untuk memenuhi kebutuhan sekolah, hal tersebut ia lakukan karena kedua orangtua sudah tidak bisa menanggung kebutuhannya. Selain itu, ia juga dituntut untuk mandiri dan berpisah dari kedua orangtua karena keterbatasan ekonomi, oleh karena itu Susana sering berpindah tempat untuk menumpang tinggal bersama saudara.
Semua alur dalam masa sekolahnya penuh dengan kisah pahit yang memotivasinya agar menjadi lebih baik lagi ke depannya. Walau pada saat sekolah bahkan kuliah tetap bekerja serabutan, tetaplah Susana selalu bersyukur dengan keadaan yang dijalaninya.Berjalannya waktu hingga Susana menamatkan pendidikannya, ia tetap berjuangan untuk menjalin kebutuhan hidup dengan bekerja. Semasa menempuh pekerjaan ia sudah banyak berpindah-pindah profesi dalam bekerja, mulai dari staf kantor, dipercaya sebagai manajer, hingga menjadi asisten direktur dan sampai bisa bekerja di luar negeri. Semua itu merupakan kemampuan dan bakat yang dimiliki olehnya, berkat kerja keras dan pahitnya hidup pada saat menempuh pendidikan, akhirnya Susana bisa mendapatkan pekerjaan yang layak pada saat itu.
Tapi semua itu tidak berjalan mulus seiring berjalannya waktu, karena ada banyak pihak yang tidak menyukainya dengan posisi dan juga jabatan yang dipegang oleh Susana. Selain itu, kekacauan yang ada dipekerjaan karena pro dan kontra dari antar pihak membuatnya tidak nyaman. Menanggapi hal tersebut, Susana memilih untuk keluar dari pekerjaan lalu mencari pekerjaan yang baru. Setelah Susana keluar, ia terus berjuang untuk membangun usaha baru bersama teman-temannya. Beberapa waktu berjalan hingga sayangnya usaha yang ia kembangkan tidak berjalan lancar dan akhirnya bangkrut. Oleh karena itu, Susana memutuskan untuk mencari pekerjaan seadanya untuk memenuhi kebutuhan. Beberapa waktu melakukan pekerjaan seadanya dan menempuh perjalanan hidup yang pahit, Susana lumayan tertekan karena perekonomiannya tidak berjalan stabil. Keadaan yang mendesak dan keterbatasan secara ekonomi tidak membuat Susana menyerah dalam menjalani kehidupan, ia terus memikirkan peluang usaha apa yang bisa dikembangkan pada masa-masa sulit seperti yang ia alami saat itu.
Setelah beberapa lama memikirkan ide, akhirnya terbesitlah ide untuk membangun usaha jahitan, karena kebetulan sang istri juga bisa menjahit. Beberapa waktu berjalan untuk mengembangkan usaha, tetaplah semua itu tidak berjalan lancar dan pada akhirnya usaha jahit tersebut diambil alih.
Walau semua cobaan itu begitu berat bagi Susana, tapi tetap ia tidak menyerah dan terus menempuh hidupnya dengan keterbatasan yang ada. Ada 11 profesi dan usaha kecilkecilan sudah ia coba kembangkan, seperti berjualan nasi di pinggir jalan, berjualan es campur dan beberapa usaha kecil lain yang pernah ia jalankan. Lagi-lagi dan lagi usaha kecil-kecilan yang ia kembangkan tersebut jatuh bangun, entah apa yang direncanakan Tuhan pada kisah hidupnya, Susana tetaplah berjuang mencari jati diri untuk meraih sukses. Waktu terus berjalan dengan banyak cobaan yang dialaminya, ia tetap berjuang mencari usaha yang pas untuk dirinya. Beberapa waktu terus memikirkan dan terus berdoa untuk kelancaran, akhirnya Susana memiliki ide yang terlintas untuk membuka usaha garmen.
Untuk membuka usaha kesekian kalinya, akhirnya usaha inilah yang mengangkat namanya dan juga sebagai jalannya untuk menggapai kesuksesan. Beberapa tahun berjalan diimbangi dengan usahanya yang terus berkembang, Susana tetap berinovasi untuk maju dalam mengembangkan karirnya. Walau banyaknya rintangan dan cobaan yang pasti selalu menghampiri di tengah jalan, tetaplah Susana menempuhnya dengan gagah berani. UD Trinadi Garment yang beralamat di Banjar Yangapi, Tembuku, Bangli inilah usaha yang ia banggakan hingga kini, walau pada awalnya banyak rintangan dalam membuka usaha garmen tersebut karena kurangnya kepercayaan dari masyarakat, tetaplah Susana selalu mempertahankan konsistensi dan pelayanan untuk mencari kepercayaan dalam megembangkan kariernya. Inilah bukti dari semangat juang yang dibayar dengan cara kenikmatan, usaha yang ia kembangkan hingga kini akhirnya dapat mengangkat perekonomiannya. Begitu banyak perjuangan yang ia jalani dulu untuk meraih sukses dan akhirnya usaha itu terbayar dengan hal yang manis di masa depan.