Pemprov Bali Ajak Masyarakat Untuk Mewujudkan Bali sebagai `GreenProvince`
Bangli – Pemerintah Provinsi Bali mengajak masyarakat untuk aksi nyata menyelamatkan lingkungan sebagai upaya untuk mewujudkan Pulau Dewata sebagai Provinsi Hijau. Gubernur Bali Made Mangku Pastika mencanangkan Bali bebas sampah plastik tahun 2018 menuju Bali Green Province melalui gerakan bersih sampah plastik, sebagai bentuk komitmen dan aksi dalam pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup yang telah tertuang dalam program Bali Green Province, yang merupakan amanat UU No.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah yang harus terus ditingkatkan melalui prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recicle).
“Untuk newujudkan Bali sebagai `green province` diperlukan upaya nyata dari segenap elemen, tidak saja pemerintah, namun juga masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan,” kata Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta pada gerakan penanaman tanaman hias bougenville di Museum Geopark Kintamani, Bangli, Jumat.
Menurut dia, aksi nyata ini bisa dilakukan sedini mungkin mulai dari lingkungan halaman rumah dulu dan meluas hingga tingkat desa, kecamatan dan seterusnya.
“Kita perlu mengedukasi masyarakat akan pentingnya mencintai dan menjaga kebersihan alam, karena sebenarnya hubungan kita dan alam tidak terpisahkan, jadi jangan egois sendiri,” ujarnya.
Sedangkan terpilihnya kawasan Kintamani dalam acara tersebut, tidak lepas dari peran strategis wilayah yang berada di Kabupaten Bangli ini sebagai kawasan penyangga kehidupan bagi Bali. Jadi, sudah sepatutnya setiap masyarakat Bali harus mempertahankan kelestarian dan keasriannya.
“Namun, jauh lebih penting yang harus kita lakukan adalah bagaimana kawasan Kintamani bisa berfungsi secara ekonomis untuk menyejahterakan masyarakatnya serta alam tetap terjaga secara berkelanjutan,” tutur Sudikerta.
Pada kesempatan itu, Sudikerta juga meminta Pemerintah Kabupaten Bangli untuk lebih serius menata kawasan Kintamani. Dia menilai kawasan ini semakin kumuh yang disebabkan oleh banyaknya bangunan liar di sepanjang jalan hingga menutup pemandangan kaldera Gunung Batur serta banyaknya sampah yang berserakan.
Hal tersebut dikhawatirkan bisa mengganggu kenyamanan dan menjadi penyebab turunnya tingkat kunjungan wisatawan ke daerah yang berhawa sejuk itu.
“Jadi mari kita lestarikan alam yang indah ini dengan mengatur sampah dengan baik, serta menindak tegas para pemilik bangunan yang melanggar, karena dalam peraturan tidak boleh mendirikan bangunan yang menghadap ke Gunung Batur langsung karena bisa menutup pemandangan yang ada,” ucapnya.
Sudikerta berharap, ke depan Kintamani bisa ditata dengan baik, sehingga memiliki pemandangan yang asri disamping udara yang bersih juga. “Semua itu adalah upaya kita demi menuju Bali Clean and Green,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali Gede Suarjana mengatakan acara penanaman pada pagi itu merupakan rangkaian dari Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang tahun ini mengambil tema global “Go Wild For Life, Memerangi Perdagangan Ilegal Satwa Liar”.
Dia menambahkan peserta datang dari berbagai unsur yaitu masyarakat, pemerintah dan anggota perusahaan yang total ada 700 peserta.
Sementara itu, jumlah tanaman pada hari itu adalah 1.500 pohon yang merupakan bantuan “CSR” dari pihak sponsor yaitu PLN Distribusi Bali, International Tourism Development Centre (ITDC), BPD Bali, Pertamina Manggis, Balai Wilayah Sungai Bali Penida, Jamkrida Bali Mandara, Inviro Pallet Tabanan, Coca Cola Amatil dan BI Wilayah Bali.