Passionate pada Pekerjaan dan Afirmasi Positif yang Berwujud Nyata
Sebagai anak karyawan swasta di bidang perbankan dan ibu sebagai pedagang, kehidupan ekonomi I Putu Adhy Sumantri cukup sederhana. Ayahnya yang berasal dari Tabanan dan ibu dari Gianyar, saling bersinergi membangun fondasi yang kuat untuk finansial keluarga agar I Putu Adhy Sumantri dan adiknya dapat terus mengenyam pendidikan dengan layak.
Masa sekolah Putu Adhy, tak jauh berbeda dengan anak-anak kebanyakan. Ia pernah melakukan kenakalan-kenakalan remaja, seperti mulai mengenl rokok dan minuman keras. Namun syukurnya, ia masih sadar akan kewajibannya sebagai anak sekaligus siswa untuk belajar demi menggapai cita-cita. Agar tidak malah mendatangkan kekecewaan kepada orang tua, yang telah bersusah payah menyekolahnya.
Di bangku kuliah, Putu Adhy berupaya lebih serius dalam memanfaatkan waktunya ke arah masa depan dengan melanjutkan di Jurusan Manajemen Keuangan Universitas Udayana. Setelah tamat, ia kemudian memasuki dunia kerja di Bank Lestari yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalamannya kepadanya selama empat tahun pada posisi marketing.
Putu Adhy mempersiapkan diri untuk mencoba pekerjaan di bidang yang berbeda, yakni di otomotif, namun masih di posisi yang sama, hanya selama lima bulan, karena dirasa ruang lingkup pekerjaan tersebut tak sesuai dengan background ilmu yang ia miliki. Ia kemudian ditawarkan temannya untuk mencoba melamar pekerjaan ke Jakarta, namun nasibnya kurang beruntung. Ia kemudian kembali ke Bali, dengan kondisinya yang masih menganggur.
Sesampai di Bali ada salah satu kawannya yang tengah mencari rumah, Putu Adhy yang diminta tolong, kemudian tak ragu memberikan bantuan dengan menghubungi broker properti atau pialang properti untuk mencari informasi. Namun informasi yang didapat kurang memuaskan dan tidak lengkap, keadaan ini tentu membuat ia dan kawannya kecewa dengan broker tersebut meng-handle calon klien. Belajar dari pengalaman tersebut, muncul gagasan mengapa ia tidak mencoba untuk berkarier sebagai agen properti, terlebih ia sebelumnya memiliki basic di bidang tersebut selama empat tahun.
Pada Maret 2019, didirikanlah Limo Property, yang beralamat di Jl. Ken Arok Gang 3. No 11 Denpasar. Sembari proses pengembangannya, Putu Adhy juga turut berproses dalam pembelajaran tentang dunia properti lebih luas lagi, diharapkan agar menjadi agen properti terpercaya dalam memberikan informasi, apalagi properti bukan produk yang murah, namun menjadi kebutuhan utama masyarakat.
Memasuki era digital marketing, Putu Adhy tak ketinggalan memasarkan properti dari developer maupun individu melalui media sosial. Tak sampai di sana, ia juga turun ke lapangan yang sudah menjadi passion-nya untuk menemui klien atau mencari klien demi memperdalam kemampuan dan pengalaman dalam dunia bisnis properti, sehingga dapat melayaninya sebaik mungkin.
Ayah dari Putu Adhy sempat meragukan pilihannya melakoni pekerjaan sebagai agen properti. Tanpa ragu dan penuh keyakinan ia berupaya menjelaskan kepada ayahnya, bahwa passion yang ia tuangkan dalam pekerjaan ini akan membuahkan hasil. Bahkan ia pernah menyatakan dalam waktu dekat, ia akan closing dua properti. Ternyata tak hanya sekedar omongan yang terlontar begitu saja, Putu Adhy berhasil mengafirmaskan apa yang ia harapkan tersebut pada diri sendiri, tentunya berlandaskan kepada keyakinan, terbukti menjadi wujud nyata.
Tantangan demi tantangan sebagai pemula di dunia properti semakin dirasakan Putu Adhy di tengah kondisi pandemi. Mau tidak mau, ia tidak bisa mundur begitu saja dan satu-satunya jalan harus dijalani dan disikapi dengan sebijak mungkin. Karena namanya wirausaha, pasti kondisi semacam ini akan terus ada, datang secara bergantian, yang penting kembali kepada diri kita sendiri, jaga pola pikir tetap optimis dan yakin akan keberhasilan adalah kunci utama untuk menuju sukses.