Passion Memasak Jadi Dorongan Semangat Menggarap Peluang Usaha Bahan Kue
Sejak kecil sudah terbiasa menyaksikan kesibukan orangtua mengelola suatu usaha, memotivasi perempuan bernama Monica untuk mengikuti jejak langkah ayah dan ibunya. Bagi Monica, merintis usaha bisa dilakukan oleh siapa saja. Hanya saja agar bisa terus konsisten serius menekuni bisnis, itu tidaklah mudah. Maka untuk berkarier sebagai entrepreneur sebaiknya menjalankan bidang usaha sesuai dengan passion masing-masing. Seperti halnya memiliki kegemaran memasak, menjadi landasan untuk serius menggarap peluang usaha toko bahan kue.
Berwirausaha bukan merupakan kegiatan asing bagi seorang Monica. Sejak duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar ia sudah mencoba berjualan aksesori di sekolahnya. Kemampuan dalam berdagang ini tumbuh dalam dirinya lantaran melihat keseharian orangtuanya yang merupakan apoteker sekaligus pengusaha. Awalnya hanya ingin membantu bisnis orangtuanya dengan menjaga toko, namun seiring berjalannya waktu ia menemukan passion dalam berbisnis. Sehingga tanpa paksaan dari siapapun ia menjalankan rutinitas sekolah sambil berjualan.
Setelah lulus SMA, Monica melanjutkan kuliah di luar Bali tepatnya di Universitas Surabaya. Merasa yakin nantinya ia akan melanjutkan usaha orangtua, Monica pun memilih Jurusan Ekonomi dan Bisnis. Hanya dalam waktu 3,5 tahun ia berhasil meraih gelar Sarjana Ekonomi. Akhirnya ia memutuskan untuk tetap tinggal di Surabaya dan bekerja sebagai marketing di sebuah perusahaan perdagangan selama kurang lebih satu tahun. Dari sana ia mendapatkan pengalaman berharga di bidang pemasaran dan bisnis secara keseluruhan.
Selang satu tahun, Monica merasa yakin untuk pulang ke Bali dan ingin melanjutkan usaha keluarga yang bergerak di bidang penjualan bahan kue. Alasan Monica mantap mengembangkan usaha tersebut yaitu memang memiliki latar belakang kegemaran dalam memasak. Ia juga senang meracik bahan pangan menjadi aneka sajian jajanan dan kue. Saat itu ia melihat bahwa di Bali, khususnya wilayah Jimbaran, belum banyak yang menggarap peluang usaha penjualan bahan kue. Hal itu yang semakin meyakinkannya untuk mengembangkan Toko Kasih dengan pola manajemen yang baru.
Di Toko Kasih tersedia berbagai jenis bahan kue dan masakan lainnya dengan bermacam variasi merek dan harga. Di antaranya, aneka tepung, mentega, topping kue, ada pula perlengkapan baking seperti loyang dan cetakan. Tersedia juga kemasan untuk membungkus makanan yang akan dijual seperti pembungkus berbagai plastik dan mika. Di toko yang beralamat lengkap di Jl. Danau Batur Raya, Perum Taman Griya, Jimbaran, Badung tersebut juga menjual kebutuhan sembako, mainan anak dan alat tulis. Pilihan produk yang lengkap menjadikan Toko Kasih sebagai tempat berbelanja favorit masyarakat sekitar wilayah Jimbaran.
Berinovasi
Sejak diberi tanggung jawab untuk mengembangkan usaha keluarga dari tahun 2015 lalu, berbagai terobosan dilakukan Monica untuk memajukan usaha yang telah dirintis puluhan tahun silam. Salah satunya dengan melakukan pembenahan tata kelola keuangan dan administrasi. Sebelumnya Monica sempat mengelola manajamen sendiri, namun setelah usahanya resmi berbadan usaha CV, selanjutnya pengelolaan dari segi keuangan dipercayakan pada konsultan profesional. Sehingga Monica lebih maksimal dalam mengurus kegiatan usahanya.
Inovasi lainnya yang dilakukan Monica yaitu di bidang pemasaran. Sadar bahwa dalam usaha penjualan bahan kue, segmentasi pasarnya didominasi oleh pelaku UMKM maupun pemain di industri pengolahan makanan. Monica mengatakan bahwa strategi dengan menawarkan harga termurah cukup berhasil menarik minat konsumen datang ke tokonya. Menurut pengalamannya selama ini, faktor harga selalu menjadi pertimbangan utama bagi pembeli untuk berbelanja. Selain faktor harga menjadi penentu dalam berbisnis, servis juga menjadi faktor terpenting dalam usaha bisnis retail. Toko Kasih mengedepankan excellent service dalam melayani para pembelinya, sehingga para pembeli merasa nyaman dan mampu menjadi pelanggan setia.
“Jangkauan pasar kami pun semakin luas. Tidak hanya pembeli dari kalangan masyarakat sekitar, ada juga pembeli yang datang dari luar kabupaten”, ungkap ibu dua anak ini.
Selain itu, dalam upaya menjaga loyalitas pelanggan agar terus datang kembali berbelanja di Toko Kasih, Monica menerapkan sistem keanggotaan pada tokonya itu. Pembeli yang memiliki kartu member dan bertransaksi dalam nominal tertentu di Toko Kasih berhak mendapat stamp. Nantinya stamp yang diakumulasikan dapat ditukarkan dengan hadiah tertentu.
“Slogan kami adalah ‘Murah Lengkap Berhadiah’. Pilihan stamp reward sangat beragam dan pelanggan dapat menukar stamp dengan hadiah yang mereka inginkan”, ujar Monica.
Diakui Monica, sejumlah strategi yang dilakukan terbukti efektif dalam meningkatkan penjualan. Namun dirinya mencoba untuk tidak lengah dan tetap mencari inovasi lainnya dalam mengoperasikan usaha. Apalagi dalam perjalanan usaha selama 5 tahun ke belakang diikuti oleh pertumbuhan kompetitor yang terus meningkat, sehingga diperlukan komitmen untuk terus membuat pembenahan, baik dalam pelayanan maupun produk yang dijual.
Ke depannya, Monica ingin mengembangkan sayap usaha ke lini bisnis lainnya, namun masih ada kaitannya dengan usaha saat ini. Misalnya saja dengan membuka toko bakery atau café. Hanya saja sejak pandemi 2020 lalu, ia harus menahan keinginan berekspansi dan memutuskan untuk menjaga stabilitas perusahaan. Bersyukur ia masih mempertahankan usaha meskipun kondisi ekonomi saat ini belum kembali pulih.
Diungkapkannya saat ini, ia masih mampu mempertahankan para karyawannya di tengah badai PHK. Bahkan pada awal pandemi tahun lalu, ia berhasil menembus angka penjualan tertinggi karena banyak masyarakat yang beralih profesi sebagai penjual makanan. Ia pun berharap Toko Kasih dapat lebih maju lagi dan dapat terus eksis melayani masyarakat.