Optimis Kembangkan START UP Berbasis Kearifan LOKAL BALI

Modernisasi menjadi sebuah tantangan bagi masyarakat agar mampu beradaptasi dengan pesatnya kemajuan era modern saat ini. Untuk itu, masyarakat dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman khususnya dunia digital. Melihat fenomena saat ini, Nyoman Bayu Yudianala melihat peluang di mana dirinya memiliki sebuah inovasi dengan mengembangkan teknologi digital berbasis budaya berupa aplikasi multiguna bernama Kemumai. Dengan segudang pengalaman yang ia miliki khususnya di bidang ekonomi, sebagai seorang Manajer Investasi yang bergelut di dunia pasar modal, di tengah kesibukannya sebagai freelancer, Bayu mencoba mengolaborasikan teknologi digital dengan budaya lokal Bali. Kemumai adalah inovasi terbaik yang pernah ada di Bali yang menawarkan berbagai kemudahan dalam memfasilitasi kebutuhan khususnya bagi masyarakat Bali.

Nyoman Bayu Yudianala

Etos kerja keras yang diturunkan kedua orang tua Bayu kini membawa Bayu mencapai kesuksesan. Sebagai Pegawai Negeri Sipil yang bergerak di bidang keuangan, kedua orang tua Bayu menanamkan padanya sejak dini pentingnya kedisiplinan dalam bekerja. Sebagai anak laki-laki, kebiasaan melakukan pekerjaan rumah tangga tetap dilakoninya sejak usia dini. Di tengah kondisi perekonomian keluarga yang cukup pada saat itu, bukan alasan bagi orang tua Bayu mendidiknya sebagai anak yang manja. Kemandirian mulai ditanamkan melalui keseharian Bayu. Pentingnya arti pendidikan juga diberikan oleh ayah yang menekankan padanya untuk serius dalam menempuh pendidikan. Hal tersebut terlihat dari berbagai prestasi akademis yang Bayu peroleh sejak duduk di bangku sekolah. Seperti anak kecil pada umumnya, Bayu menyeimbangkan antara fokus belajar dengan bermain seperti bermain layangan, pergi ke sawah duduk di bawah pohon sambil membaca buku.

Memasuki masa remaja, Bayu melewatkan tahun pertama SMA di Singaraja, kemudian Bayu melanjutkan sekolah ke DenpaSar mengikuti orang tua yang bertugas di Denpasar dan tinggal di daerah Sidakarya. Bayu mengakui dirinya saat itu membutuhkan waktu untuk beradaptasi, yang mana kehidupan dan pergaulan remaja di Singaraja dan di Denpasar cukup berbeda. Untuk itu, dirinya mencoba beradaptasi mulai dari kehidupan keseharian remaja dan bahasa pergaulan yang digunakan sehari-hari. Masa remaja Bayu gunakan untuk fokus menempuh pendidikan dan masih tetap konsisten mendulang berbagai prestasi akademis di masa itu. Tidak hanya terfokus dalam pendidikan, Bayu menikmati masa-masa remajanya. Berbagai kegiatan ia lakukan semasa SMA seperti belajar surfing di Kuta dan berkumpul bersama teman-teman sesekali berkunjung ke Lovina, Singaraja.

Berawal dari keinginannya untuk masuk ke Institut Teknik Bandung Fakultas Teknik Elektro pupus sudah karena tidak lolos ujian masuk, akhirnya Bayu memutuskan untuk masuk Universitas Gajah Mada sembari mengambil jurusan teknik pertambangan di UPN. Bayu menempuh kuliah dua universitas dalam satu waktu. Dirinya mengakui cukup kesulitan dalam mengatur waktu khususnya waktu praktikum. Bayu juga aktif mengikuti berbagai organisasi kemahasiswaan. Di UGM, Bayu mengikuti organisasi yang bernama KMHDI, Komunitas Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia. Di Yogyakarta, Bayu tinggal bersama saudara-saudaranya. Selain mengikuti organisasi, Bayu mengisi waktu dengan mencari pemasukan tambahan dengan menjual bubur setiap hari minggu. Dirinya menceritakan bagaimana kehidupan di Yogyakarta yang serba murah dan tidak terlalu membebaninya dari segi uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bayu menghabiskan waktu selama 7 tahun di Yogyakarta.

Lulus kuliah, Bayu memutuskan untuk mencari penghasilan tambahan sembari menunggu kelulusan di UPN di sebuah perusahaan traktor dan alat-alat pertanian sebagai Marketing. Pengalaman berorganisasi justru membentuk pondasi diri yang kuat dalam upaya mempersiapkan mental untuk memasuki dunia kerja di masa depan. Setelah lulus dari dua universitas tersebut, Bayu memutuskan untuk berangkat ke Jakarta dan bekerja di sebuah Bank Asing yakni Bank Soetomo selama 3,5 tahun. Kemudian ia melamar di sebuah perusahaan Jepang dan bekerja lebih keras lagi. Tidak hanya bekerja, Bayu kembali mencoba beradaptasi tidak hanya dalam lingkungan kerja, tetapi budaya Jepang yang sangat berbeda dengan Indonesia. Kedisiplinan serta kerja keras orang Jepang dipelajari dan diteladani Bayu dalam kehidupannya hingga kini.

Kepulangannya ke Bali merupakan waktu bagi Bayu untuk mengeksekusi idenya dengan mendirikan usaha yang disebut dengan Bali Ngosek. Bayu mengumpulkan lulusan tekni elektro dan memberikan edukasi terkait siber yang ia kembangkan untuk mempermudah para turis yang ada di Bali dengan memberikan fasilitas berupa internet kafe yang dapat ditemukan di hotel. Teknologi yang dikembangkan Bayu membawa berbagai kemudahan seperti upayanya dalam mengolaborasikan usaha travel agent dengan teknologi digital. Namun pada saat itu, belum terlalu booming. Setelah kembali dari Jepang, mulai berkembang aplikasi serupa yang diberi nama Traveloka. Selama berada di Jepang, ia di temani istri yang merupakan warga negara Jepang. Selain itu, selama berada di Bali, Bayu sempat menggeluti bidang fotografi dan mengikuti komunitas fotografi di Jakarta. Setelah melanglang buana, Bayu memutuskan untuk bekerja di OCBC Sekuritas pada tahun 2015 sebagai pialang saham, kemudian menjadi manajer investasi selama tiga tahun. Sempat bekerja di perusahaan Amerika sebagai Merger Acquisition Company dan sebagai Freelancer di plathform freelancer Thailand yaitu Fastwork.

Di tengah kesibukannya yang cukup padat, Bayu mengembangkan sebuah aplikasi yang mengolaborasikan antara budaya lokal dengan digital, bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam berbagai fasilitas yang menunjang kehidupan sehari-hari yaitu Kemumai. Aplikasi Kemumai merupakan Start Up terdiri dari tiga lapisan seperti Ojek online berupa jasa antar barang dan transportasi, travel tour guide dan freelance. Dengan adanya Kemumai, Bayu optimis aplikasi tersebut akan membantu meningkatkan taraf perekonomian Bali yang mana 80% penduduk bekerja di dunia pariwisata. Tidak hanya itu, aplikasi ini juga membantu dalam upaya peningkatkan perekonomian Bali seperti menambah penghasilan sehari-hari dengan adanya fitur freelance dan travel tour guide. Aplikasi yang fleksibel dan sangat mudah digunakan siapa saja dan kapan saja. Mampu melihat serta memanfaatkan peluang di zaman digitalisasi seperti saat ini, Bayu optimis mengembangkan usahanya dengan harapan aplikasi ini mampu diterima oleh masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!