Optimalisasikan Potensi Laut dan Pemberdayaan Masyarakat Pulau Serangan
Indonesia sebagai negara dengan kondisi geografis yang di kelilingi perairan, tentunya memiliki potensi ekonomi sektor kelautan yang sangat besar. Namun terkadang hal itu kurang dibarengi pemanfaatan komoditi kelautan secara optimal.
Sutjipto Widarta, adalah sosok yang melihat peluang itu dan mencoba menggali potensi yang ada untuk sekiranya bisa dikembangkan dengan lebih baik. Berbekal ilmu yang ia miliki, kemudian pria yang satu ini mulai mengembangkan peluang usaha perikanan di Indonesia. Pulau Dewata Bali, sebagai salah satu destinasi terbaik negeri ini menjadi pilihannya untuk memulai usaha tersebut.
Budidaya ikan Kerapu mengawali usahanya. Terjun langsung di lapangan, mencoba menggali potensi wilayah pesisir Bali, akhirnya ia menemukan tempat terbaik untuk mulai membudidayakan ikan kerapu. Pulau Serangan yang kemudian menjadi pilihannya. Berkolaborasi dengan petani tambak setempat, ia mulai membudidayakan ikan kerapu.
Ikan Kerapu menjadi pilihannya, sebab ikan ini sangat digemari masyarakat untuk diolah sebagai masakan yang bercita rasa tinggi. Usaha budidaya perikanan yang digelutinya memang awalnya untuk ia jual kepada eksportir dan pedagang ikan di Bali. Namun demi pemanfaatan secara optimal. Ia kemudian berinisiatif membuka sebuah usaha kuliner yang menu utamanya adalah ikan Kerapu.
Rumah Makan Belum Punya Nama, sebuah nama yang unik bukan tanpa alasan. Konon nama ini berawal dari sebuah kebingungan yang terjadi saat mengurus surat izin operasional usaha kulinernya. Meski sebelumnya ia sudah membuka sayembara berhadiah di media sosial agar mendapatkan masukan ide dari masyarakat tentang nama yang bagus untuk restoran yang
akan didirikannya, namun ia harus berhadapan dengan sistem pengurusan surat izin operasional. Saat mengurus ia disodorkan berkas oleh petugas, dan dalam berkas tersebut ia harus menuliskan nama usahanya. Benaknya berkecamuk, karena ia merasa nama hasil masukan dari masyarakat masih dalam proses pertimbangannya. Diantara kebingungannya untuk menuliskan nama, ia lantas mengatakan kepada petugas bahwa restoran yang akan didirikannya belum punya nama. Entah kenapa petugas itu justru bersikeras menuliskan nama restorannya dengan restoran Belum Punya Nama.
Bukan menolak tetapi pria yang akrab dipanggil Sutjipto ini justru tertarik menggunakan nama tersebut. Tak berpikir panjang, mengingat tanggapan masyarakatpun juga positif untuk nama tersebut, akhirnya nama Belum Punya Nama diputuskannya sebagai nama restoran miliknya.
Keunikan tentang restoran ini tak berakhir disitu. Bahkan nama-nama pada menu makanan di restoran miliknya, juga tak kalah unik. Ada salah satu menu makanan yang ia beri nama Semrawut. Pasalnya ini menyesuaikan dengan nama restoran miliknya. Semua nama dibuat dengan begitu saja, tanpa berpikir panjang. Mengusung keunikan di setiap jengkal restorannya, tapi restoran ini menyuguhkan berbagai olahan ikan yang bahkan boleh dibilang terbaik di negeri ini. Berbekal ikan Kerapu segar yang dibudidayakannya bersama petani tambak pulau Serangan, sudah barang tentu usaha kuliner miliknya menjadi tujuan wisata kuliner andalan terutama bagi pecinta olahan ikan Kerapu.
Ikan kerapu yang dibudidayakannya memang memiliki kualitas terbaik, karena dibudidayakan di habitat aslinya, yaitu di laut. Ikan yang dipelihara juga di beri pakan ikan yang dicacah kecil-kecil, hingga menghasilkan tekstur daging yang bagus dan kenyal, tidak seperti di restoran lainnya. Sebagai restoran yang mengusung olahan makanan laut, restoran yang satu ini memang menyuguhkan ikan segar yang langsung diolah setelah ditangkap dari keramba milik mereka. Karena kesegaran pada ikan akan berpengaruh pada cita rasa yang dihasilkan. Rumah Makan Belum Punya Nama yang terletak di kawasan wisata Pulau Serangan ini bahkan memiliki teknik khusus dalam cara pengolahan ikannya. Sehingga olahan ikan yang disuguhkan memiliki sensasi rasa yang sudah tidak diragukan lagi.