Ngopi Bermusik Sambil Berdonasi oleh Anak Muda di Tengah Pandemi
Orang tua dari I Kadek Ery Pradnyantara memang memiliki latar belakang sebagai pengusaha di dunia pariwisata. Namun tak instan ayahnya memperoleh kesuksesan tersebut, di mana ayahnya sejak remaja sudah memiliki kegigihan dalam bekerja, tak berbeda pada ibu yang juga berkecimpung pada dunia yang sama. Jadi tidak perlu ditanyakan lagi darimana jiwa wirausaha I Kadek Pradnyantara tumbuh, namun ia memastikan selain faktor tersebut, tetap harus ada kerja keras dan kemauan untuk terus belajar dari dalam diri yang harus terus ditingkatkan.
Sebelum sukses membangun usaha kopi yang diberi nama “Kopi Djoglo Bali”, Kadek Ery Pradnyantara pun pernah mengalami hidup cukup sulit, saat orangtuanya masih merintis karier. Ia sudah mengenal dan berjualan sejak usia anak-anak, baik itu membantu orangtua maupun nenek. Diakui olehnya dalam menjalani kehidupannya tersebut, ada perasaan minder dengan teman-teman sebayanya, karena ia tidak bisa bebas bermain. Apa mau dikata, karena kondisi ekonomi, ia pun harus ikhlas menghadapinya.
Meski ekonomi sedang berada di posisi bawah, orangtuanya menasehatinya agar pria asal Bangli ini, menjauhkan dirinya dari sikap rendah diri. Tetaplah bersemangat untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, karena untuk menggapai cita-cita yang tinggi, pasti butuh proses perjuangan dari bawah dan harus menjalaninya setahap demi setahap.
Perjuangan orangtua agar terus bisa menyekolahkan Kadek Ery Pradnyantara dan ketiga saudaranya, hingga sarjana akhirnya terealisasi. Bahkan pria berusia 26 tahun ini, bisa melanjutkan ke tingkat Magister Ekonomi Manajemen di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), demi mendukung usaha yang ia geluti di kedai kopi, yang beralamat di Jl. Sedap Malam Gg. Koi No. 159, Denpasar.
Didirikan pada Juli 2020, di mana kondisi pandemi yang tengah memanas bahkan hingga saat ini, Kadek Ery Pradnyantara memberanikan diri untuk membangun Kopi Djoglo Bali. Terinspirasi dari kondisi yang tidak jauh dari pandemi inilah, ia terjun ke dunia usaha, khususnya di bidang kedai kopi. Inspirasinya pun diperkuat dengan harga menu yang aman di kantong, sesuai dengan hobi anak muda yang suka nongkrong.
Berkawankan 15 orang staf, Kopi Djoglo Bali tak hanya menawarkan menu dari main course, seperti nasi jeruk kulit ayam, nasi pedas seafood, fish & chips, spaghetti carbonara, grilled seafood, hingga snack, roti bakar cokelat, roti canai, potato wedges yang tak kalah nikmat disantap dengan varian kopi pilihan, Kadek Ery Pradnyantara juga mempresentasikan kedainya dengan kegiatan menarik, khususnya bagi penikmat musik indie oleh musisi lokal terbaik, yang diadakan setiap Sabtu-Minggu. Secara tidak langsung, event ini bisa membawa kedai Kopi Djoglo Bali tak hanya sekedar tempat nongkrong, tapi juga dapat menjadi wadah bagi mereka ingin berkreativitas, dalam seni musik, bahkan sekaligus berdonasi bagi mereka yang membutuhkan.
Mengangkat nama “Djoglo” pada usahanya, tak jauh berasal dari bangunan yang memang sudah ada di atas lahan yang ia kontrak. Selebihnya ia menata dan memoles kembali, agar terlihat lebih apik dan menarik untuk dikunjungi, dengan ideide yang lahir dari pemikirannya sendiri. Dalam upaya renovasi yang dilakukan, Kopi Djoglo Bali pun memiliki keunggulan dibandingkan kedai lainnya, dengan areanya yang lebih luas.
Memasuki babak baru dari pemerintah yang menerapkan peraturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), mau tidak mau sebagai pelaku masyarakat sekaligus pemilik usaha, Kadek Ery Pradnyantara harus mengikuti peraturan yang ada, meski kedainya mengalami penurunan dari segi penghasilan, karena terbatasnya jam operasional. Besar harapannya dan harapan masyarakat Bali khususnya, melalui partisipasi dalam kebijakan pemerintah ini, benarbenar dapat membawa masyarakat dan pulau Bali segera ajeg dan pulih dari pandemi. Kita pun bisa beraktivitas seperti sedia kala, dengan sadar akan tetap menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri.