Munculnya Tren Berbagai Investasi di Masa Pandemi Emas masih Paling Populer di Kalangan Masyarakat
Ika Partami dibesarkan oleh orang tua yang memiliki latar belakang sebagai guru berstatus pegawai negeri sipil yang jauh dari bidang bisnis. Sejak ia menikah, ia menuai karma baiknya dengan dipertemukan tak hanya dengan pasangan hidup yang baik. Sang mertua pun memberikan kesempatan untuk terlibat dalam bisnisnya, yang kini diteruskan berkelanjutan oleh Ika Partami dan suami.
Masa belia Ika Partami yang dihabiskan di Klungkung, tak banyak tuntutan yang diterima dari orang tua, ia sewajarnya anak-anak pada umumnya yang lebih fokus pada pendidikan dan bermain. Setelah melalui arus pendidikan formal, alumnus SMAN 1 Semarapura ini bekerja di sebuah institusi yang bertempat di Universitas Udayana Jimbaran yang didanai oleh beberapa pendonor dari luar negeri. Posisinya di sana, ia ditempatkan sebagai akunting dan officer yang aktif terlibat dalam kegiatan workshop-workshop yang diselenggarakan.
Lima tahun bekerja, Ika Partami akhirnya mundur dari pekerjaannya pada tahun 2015, setelah mengarungi bahtera rumah tangga. Jarak rumah dan lokasi kantornya yang ada di Jimbaran, yang sebenarnya sudah jauh ia rasakan sejak masih single, semakin lebih melelahkan setelah ia menikah, semenjak itulah ia mulai dilibatkan dalam bisnis mertua.
Ika Pertami sudah sempat bersentuhan dengan bisnis yang bergerak di produksi emas itu, saat dirinya masih terikat manajemen kantor. Setiap pulang dari Jimbaran, ia menyempatkan diri untuk ke toko. Kini dibimbing oleh sang mertua secara langsung, ia dan suami mulai terjun secara penuh pada toko emas yang bernama “Toko Perhiasan Emas Rosiana”.
Toko emas yang beralamat di Jl. Diponegoro no. 32A, Klungkung tersebut, sudah dirintis sejak tahun 1980- an. Dengan mengangkat nama “Rosiana” yang tak lain adalah nama kakak dari suami. Kala itu suami dan kakaknya masih kecil-kecil, orang tua mereka sudah mulai berinvestasi kecil-kecilan dalam bisnis ini, hingga mampu eksis dan bergulir ke tangan suami dan Ika Partami.
Tantangan dari karyawan kemudian bertransisi sebagai salah satu pemegang usaha, jelas signifikan berbeda yang dialami Ika Pertami. Misalnya secara pengalaman pribadi Ika Pertami, bagaimana berupaya menjaga pelayanan tetap ramah, saat bertemu dengan berbagai karakter customer. Ada juga komplain dari customer yang mungkin kurang update dengan harga terkini emas, sehingga memilih waktu yang salah saat membeli atau menjual emas. Meski demikian, emas masih menjadi investasi paling aman dan sudah paling lumrah bagi masyarakat lokal, di tengah bermunculannya tren investasi lainnya, contohnya yang paling mirip dengan emas adalah bitcoin atau dianggap sebagai ‘emas digital’.
Transaksi Emas di Masa Pandemi
Lalu bagaimana kondisi transaksi emas di masa pandemi. Ika Pertami mengungkapkan sempat menutup tokonya hanya selama lima hari. Meski masih terkesan sepi, toko kembali dibuka, karena dari sekian investasi lainnya, emas paling cepat dicairkan, terlebih di kondisi krisis ekonomi.
Saat pandemi harga emas sekitar Rp600 ribuan/gram naik drastis menjadi nyaris di harga Rp900 ribuan/gram, tak sedikit mereka membeli ataupun menjual emas, dibandingkan mempertahankan dolar, jual saham, surat utang maupun reksadana. Dari emas-emas yang dijual, tersebut kemudian dilebur, ada yang dijadikan modal untuk menggaji para pengrajin emas yang diproduksi Toko Perhiasan Emas Rosiana sendiri.
Setelah sempat berhenti memproduksi pasca pandemi ini, Toko Perhiasan Emas Rosiana tak hanya memproduksi emas dengan kadar 22 karat oleh para pengrajin dan menerima pre order, mereka juga menerima sales yang memasarkan emas mereka, biasanya mulai dari kadar 700, 750, 875 & 916 karat 10-22 karat.
Didukung dengan harganya yang cenderung stabil, bisnis toko emas ini hampir bisa dipastikan memiliki nilai jual yang tinggi, tak seperti bisnis retail lainnya, cenderung tidak dapat menjual barang mereka 100% dan selalu ada barang sisa yang harus disimpan untuk kemudian diobral agar terjual. Berbeda dengan emas, meskipun sebuah model perhiasan sudah cukup lama atau ketinggalan zaman, namun perhiasan tersebut masih memiliki nilai yang terus meningkat mengikuti harga emas dunia.
Dibalik menjanjikan bisnis toko emas ini, berdasarkan bimbingan dari mertua, tetap harus ada persiapan matang dari berbagai aspek. Mulai dari rencana keuangan yang baik, pengetahuan tentang emas, meliputi kualitas baik dan buruk, cara perhitungan berat emas dan lain-lain. Kemudian diikuti target pasar, update tren produk perhiasan dan yang teranyar, memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan aktivitas pemasaran toko emas. Misalnya dengan menggunakan berbagai platform media sosial sebagai media promosi. Di antaranya yang telah diimplementasikan adalah pada Instagram @rosianagold dengan parade koleksinya ada kalung, cincin, giwang dan bros, jepit rambut ukir dan lain-lain.
Bila sudah memenuhi pembekalan di atas, mulailah lakukan langkah nyata, karena berdasarkan pengalaman Ika Pertami dan orang-orang sukses dalam bisnis ini, hanya dalam waktu dua tahun, kita sudah bisa balik modal. Bahkan lima tahun mendatang sudah mendapatkan keuntungan dua kali lipat.