Merajut Keuntungan dari Clothing Line
Selama dua dekade terakhir, bisnis pakaian berupa clothing line kian menjamur seiring dengan perkembangan gaya fashion kawula muda. Kebutuhan terhadap produk fashion berkualitas dengan desain yang eksklusif semakin mendorong pertumbuhan usaha clothing line khususnya di Pulau Dewata. Salah satu clothing line lokal yang telah eksis sejak tahun 2008 yaitu Mayhem. Brand yang begitu mengakar dikalangan pecinta produk distro (distribution outlet) membuat Mayhem tetap digemari selama 12 tahun belakangan ini meskipun banyak brand lain yang terus bermunculan.
Tak banyak yang tahu, sosok di balik brand fashion Mayhem yang fenomenal ternyata sebelumnya tidak memiliki latar belakang bisnis sama sekali. Sosok tersebut bernama Komang Sudiantika yang merupakan pria kelahiran Denpasar namun memiliki kampung halaman di Karangasem. Meskipun latar belakang pendidikannya adalah SMK jurusan pariwisata, ia mampu meramu selera berpakaian dengan kemampuan marketing sehingga sukses memasarkan produk di lini fashion.
Komang Sudiantika terlahir dari pasangan yang berprofesi sebagai kuli bangunan. Anak bungsu dari tiga bersaudara ini termotivasi untuk memajukan taraf kehidupannya dengan tekun bekerja. Bahkan saat masih duduk di bangku sekolah, pria yang mempunyai nama beken ‘Janz’ ini sudah terbiasa mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Dimulai dari sebagai pencuci motor, penjaga warnet, daily worker, bekerja di salah satu stasiun radio hingga berkarier sebagai manager band. Semua pekerjaan itu ia lakoni dengan mengarah pada satu impian yaitu membahagiakan kedua orangtua tercinta.
Saat dipercaya memanajeri band indie terkemuka di Bali, itulah momentum titik balik kehidupan Sudiantika. Sudah menjadi hal lumrah bagi suatu band untuk mengeluarkan merchandise berupa t-shirt atau kaos oblong. Dari sanalah ia mengetahui betapa besarnya minat terhadap produk fashion tersebut. Permintaan t-shirt kian melambung seiring dengan kepopuleran era band di masa itu.
Melihat peluang yang demikian menjanjikan, Sudiantika memberanikan diri membuka usaha clothing line dengan modal tabungan hasil jerih payahnya selama ini. Saat itu usianya masih 23 tahun, namun bara semangatnya demikian besar untuk bisa melaju di bisnis ini. Bersama dua orang rekannya ia memulai usaha dengan mengusung brand Mayhem.
Mayhem Art and Apparel merupakan brand clothing line yang terdiri dari berbagai item fashion. Sebut saja mulai dari topi, kaos oblong, jaket, celana, tas, hingga alas kaki. Saat ini produk-produk Mayhem dapat dicari di tiga store yang berada di Denpasar, Tabanan dan Gianyar serta satu store franchise yang berlokasi di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Sudiantika mengatakan selama 12 tahun mengelola bisnis, pasang surut usaha telah dilaluinya. Diakui jika telah terjun ke dunia bisnis harus siap menguras energi, waktu dan mental. Salah satu pengalaman tak terlupakan yaitu ketika harus berpisah jalan dengan kedua rekan bisnisnya karena tidak dalam satu visi misi lagi. Namun banyak pula pengalaman menyenangkan selama mengembangkan Mayhem ini. Misalnya ketika ia menjadi salah satu tokoh pencetus Pica Fest yang merupakan gelaran akbar tempat bertemunya pemilik brand clothing lokal di Bali dengan para konsumen produk fashion.
“Bahkan pada tahun 2015 sampai 2019, saya dipercaya menjadi ketua pada event tahunan tersebut”, ujar pria 35 tahun tersebut.
Selain itu hal yang membanggakan selama bergelut di bisnis fashion adalah melihat antusiasme para pecinta brand Mayhem yang masih setia menggunakan produk-produknya hingga saat ini. Di tengah kompetisi usaha yang semakin ketat, Mayhem tetap memiliki pangsa pasarnya tersendiri. Hal itu diakui Sudiantika karena ia sedari awal memperkuat tim atau akarnya dahulu. Ditambah selalu memperhatikan kualitas produk, dengan menggunakan bahan-bahan premium.
“Kami selalu melaksanakan pengecekan ulang sebelum produk-produk Mayhem dipasarkan”, tuturnya.
Sudiantika menambahkan bahwa upaya untuk berinovasi terus ia lakukan. Mulai dari selalu menyediakan desain ter-update hingga menyelenggarakan promo untuk pelanggan setianya. Termasuk juga dengan mulai merambah pasar online untuk memperluas jaringan pemasaran. Apapun upaya dilakukan agar usahanya tetap bertahan karena keuntungan usaha tidak ia nikmati sendiri melainkan untuk memutar roda perekonomian orang-orang yang ikut bekerja di perusahaannya. Saat ini usaha yang digeluti Sudiantika menaungi 20 orang karyawan dan sudah ia anggap sebagai keluarga besar Mayhem.
Sudiantika meyakini, bahwa doa dari orang-orang terdekat memunculkan kekuatan dari dalam dirinya untuk menghadapi beragam tantangan usaha. Terutama doa dari sang ibunda tercinta yang senantiasa mendukung setiap langkah kehidupannya. Karena itu Sudiantika berpesan kepada insan muda lainnya untuk tidak pernah mengabaikan kasih sayang dari orangtua. Karena restu dan doa mereka adalah bekal berharga bagi seseorang untuk mencapai kesuksesan.