Menyambut Dibukanya Kembali Gerbang Pariwisata Harus Ada Sinergi Mendukung Pengusaha Lokal
Di usia sudah mencapai angka 80 tahun, Putu Djirna yang berasal dari Banjar Pandean, Mengwi masih memiliki fisik yang sehat dan bugar dalam mengelola usaha kulinernya yang bernama “Warung Uma Asri”. Namun sebelumnya ia berlatar belakang pegawai negeri sipil di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Badung. Atas saran pamannya, ia disarankan untuk belajar berbahasa Inggris dengan mempraktikkannya di Bali Hotel yang (Inna Bali Hotel). Setelah mendapatkan honor dan tip yang memuaskan dari wisatawan, Putu Djirna semakin candu melakukan pekerjaan tersebut. Hingga ia nyambi sebagai freelance tour guide di Inna Bali Hotel sejak tahun 1963-1972.
Karier Putu Djirna berlanjut sebagai District Manager selama 6 tahun di perusahaan biro perjalanan yang berlokasi di utara pintu gerbang Bali Beach Sanur Hotel. Setelah kantor pusat di Jakarta dilikuidasi, otomastis yang di Bali pun ditutup. Dari kolega perusahaan tersebut, kemudian menawarkannya untuk bergabung di perusahaan perusahaan biro perjalanan baru, bersama rekan-rekannya, berlabel “Golden Kris Tours” yang resmi beroperasi tahun 1977 sampai saat ini. Putu Djirna sendiri berperan sebagai pemegang saham, sampai ia putuskan untuk menjualnya dan mendirikan perusahaan biro perjalanan bersama anak-anaknya, berplang nama “PT Alindo Dewata Tour”.
Singkat cerita, menemui masa pandemi Covid-19 yang tak terduga yang berdampak pada pariwisata, Putu Djirna awalnya memiliki ide mengisi waktu dengan membuka kebun buah-buahan di lahan sebelum didirikannya Warung Uma Asri. Namun salah satu rekannya menyarankannya, lebih baik membuka usaha kuliner atau usaha lainnya. Akhirnya dibukalah Warung Uma Asri yang melakukan soft opening pada 9 Juni 2021. Putu Djirna kemudian bertemu dengan Gede Sudiarta yang masih satu kampung halaman dengannya dan dipercayai memegang posisi manager dan chef cook. Gede Sudiarta sebelumnya sudah banyak berkecimpung di dunia pariwisata, pernah sebagai karyawan di Hotel Grand Mirage dan Dewata Beach Hotel, supervisor vila, pengelola Hotel Adi Asri selama 8 tahun dan owner representative perusahaan properti. Kemudian bergabung pertama kali dengan Putu Djirna pada akomodasi penginapan di Gerokgak, Buleleng sampai di tahun 1995. Setelah jeda puluhan tahun, ia masih dipercaya untuk bergabung di usaha terbaru Putu Djirna, Warung Uma Asri.
Dibawah pengelolaan Gede Sudiarta, Warung Uma Asri tak hanya menawarkan menu khas Indonesia, salah satunya yang terlaris nila nyat-nyat dan menu western seperti pizza dan burger, tapi juga memiliki spot tepi sawah yang menarik. Memiliki lokasi seluas 12 are, mampu menampung 120 orang, juga cocok sebagai ajang berkumpul bersama keluarga, kolega kantor, untuk mengadakan acara ulang tahun, gathering, reuni, yoga dan lain-lain. Harga yang ditawarkan pun terjangkau, mengingat hadir masih di daerah pedesaan, jadi beradaptasi dengan ekonomi masyarakat lokal. Putu Djirna dan Gede Sudiarta pun tak jarang saling mengisi inovasi apalagi yang akan dikembangkan di Warung Uma Asri, salah satunya bekerja sama dengan rekan-rekan di travel agent dan tour guide, agar mengalihkan wisatawan ke Warung Uma Asri saat break, bahkan rencananya akan menyediakan cooking class dan jalur trekking di daerah pedesaan yang masih asri tersebut, astungkara akan terealisasi, sembari menanti pariwisata benar-benar pulih.