Menu Otentik dan Senyuman Hangat Rahasia Kebahagiaan di Mama’s Warung
Bila ditanya apa resep kesuksesan Mama’s Warung?, tak perlu diragukan lagi dalam berbagai sajian menu yang ditawarkan. Warung ini telah diakui oleh wisatawan mancanegara sebagai destinasi kuliner yang istimewa. Selain itu, Nyoman Badri pemilik Mama’s Warung, menunjukkan energi positif yang luar biasa. Meskipun berada di usia yang tidak lagi muda, Nyoman Badri menganggap penting untuk menekankan kebahagiaan yang tercermin dalam senyuman ketika melayani pengunjung setiap hari. Vibrasi positif yang dimiliki Nyoman Badri menjadi salah satu faktor utama yang membuat Mama’s Warung bisa tetap eksis di tengah pertumbuhan bisnis kuliner yang terus berkembang terutama di kawasan Ubud.
Nyoman Badri telah terbiasa bekerja keras sejak remaja yakni sebagai pegang acung di kawasan Kuta, Padangbai dan daerah asalnya, Ubud. Keterbiasaan ini bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi juga untuk mendukung tujuh adiknya agar tetap bisa bersekolah. Ia terpaksa meninggalkan sekolahnya sendiri pada usia 14 tahun, mengorbankan pendidikannya demi keberlanjutan pendidikan adik-adiknya. Peristiwa kelam yang memicu kehidupan keras ini adalah ketika ayahnya dituduh sebagai komunis dan akhirnya ditembak mati. Kematian ayahnya meninggalkan keluarga, sehingga saat itu tanpa sosok kepala keluarga yang seharusnya menjadi penopang ekonomi. Nyoman Badris kemudian memutuskan untuk mengambil peran tersebut, membuktikan kekuatan semangatnya untuk melindungi dan memberikan kesempatan pendidikan kepada adik-adiknya
Nyoman Badri yang memiliki kemampuan dalam memasak, merintis usaha restoran bernama Warung Makan Nyoman pada tahun 1980. Dengan menggunakan bumbu racikannya sendiri, tanpa campuran bumbu instan, dan selalu menyajikan bahanbahan segar, Warung Makan Nyoman berhasil menciptakan tempat istimewa di hati pengunjungnya, terutama di kalangan wsatawan. Berjalannya waktu, Nyoman Badri memperluas usahanya dengan membuka penginapan bernama, Nyoman Badri Homestay di Jl. Sukma, Ubud, dengan jumlah dua kamar. Meskipun awalnya menghadapi kendala pasokan air dan infrastruktur jalan yang masih terdiri dari kerikil kecil, penginapan tersebut berhasil menarik perhatian wisatawan dan merekomendasikan kepada penginapan tersebut kepada rekanrekan mereka. Dan yang tak kalah legendaris, kasih sayang Nyoman Badri pada lingkungan alam yang indah dan keaslian Ubud yang tercermin dalam pengelolaan penginapannnya membuat Nyoman Badri disapa hangat dengan sebutan “Mama”.
Lima tahun setelah membuka homestay, Nyoman Badri membuka Mama’s Warung pada tahun 1985. Seperti pengalaman sebelumnya dalam merintis restoran, Nyoman Badri tetap mempertahankan resep kesuksesannya yang telah teruji, sehingga daya tariknya semakin meluas di era pemasaran digital yang berkembang pesat. Keaslian rasa yang tidak pernah berubah membuat setiap pelanggan yang pernah menikmati hidangan di Mama’s Warung selalu kembali. Selain itu, kesuksesan warung ini bukan hanya terletak pada menu yang lezat, tetapi juga vibrasi positif yang terpancar melalui keramahan dan senyumannya menjadi ciri khas tak terpisahkan dari Mama’s Warung. Harapannya, atmosfer hangat dan kegembiraan yang ditawarkan kepada setiap pengunjung, membuat Mama’s Warung tetap menjadi destinasi kuliner yang lezat, menyenangkan dan ramah, sehingga menciptakan pengalaman kuniner yang tak terlupakan dan legendaris.