Menu Kriuk Raja Jadi Andalan, Kuliner Babi Guling Ini Digandrungi Wisatawan
Bagi penggemar menu khas Pulau Dewata yaitu babi guling, pastinya tidak boleh terlewatkan untuk mencicipi menu yang dijajakan di Warung Babi Guling Bu Made Jimbaran. Menyajikan menu super spesial “paket kriuk raja”, warung babi guling yang baru dibuka pada pertengahan 2021 lalu seketika menyedot perhatian masyarakat, khususnya pecinta kuliner babi guling. Hingga kini warung makan tersebut masih menjadi salah satu destinasi kuliner wajib didatangi wisatawan maupun menjadi favorit warga lokal di Bali.
Sesuai namanya, Warung Babi Guling Bu Made Jimbaran berlokasi di Kelurahan Jimbaran, tepatnya di Jl. Raya Kampus Unud, Gg. Melanting no.1, Kuta Selatan, Badung. Sekilas nampak tidak ada yang spesial dari bangunan restoran yang dirintis oleh Made Sukanaya ini. Namun satu hal yang membuatnya terlihat menarik yaitu para pengunjung lalu lalang berdatangan ke tempat makan ini, baik secara individu, berpasangan maupun dalam jumlah grup. Hal yang spesial dari Warung Babi Guling Bu Made terletak pada menu yang ditawarkan. Primadona menu masakan di tempat ini adalah Paket “Kriuk Raja”.
Dalam satu porsi menu, terdiri dari nasi, aneka pilihan lauk berbahan dasar daging babi yang diolah dengan cara diguling, serta yang unik adalah kulit babi berkuran jumbo. Berukuran lebar 21 cm, kulit babi “kriuk raja” dari Babi Guling Bu Made Jimbaran digadang-gadang sebagai yang terbesar di dunia. Menu “kriuk raja” ini merupakan inovasi panganan yang saat ini memang menjadi fenomenal di masyarakat. Berawal dari pemberitaan di media sosial, menu ini semakin menyedot perhatian para pecinta babi guling. Hype dari menu masakan ini kemudian tidak disia-siakan oleh Made Sukanaya. Ia baru mulai menggarap peluang usaha ini belum sampai satu tahun, namun dengan cepat bisnisnya melambung
Favorit Wisatawan
Made Sukanaya memiliki latar belakang pengalaman bisnis di bidang properti, namun belakangan nekat terjun ke bisnis kuliner. Ia mantap membuka usaha warung makan lantaran mengantongi pengalaman dan dasar pendidikan di bidang tata boga. Pria asli Jimbaran ini kemudian mengusung nama Bu Made Jimbaran untuk warung makan yang ia rintis, terinspirasi dari nama ibunda tercinta. Mengawali usaha di masa pandemi tentu tidak mudah. Di awal usahanya, Made Sukanaya perlu usaha yang lebih untuk mempromosikan warung makannya. Mengandalkan media sosial sebagai sarana pemasaran serta mengandalkan jejaring pertemanan yang ia miliki, ia mulai merasakan peningkatan usaha dalam kurun beberapa bulan.
Menu masakan dengan kualitas cita rasa yang memuaskan menjadi salah satu alasan para konsumen yang pernah datang untuk terus kembali menikmati babi guling di tempat ini. Tak sedikit di antara para konsumen yang bersedia membagikan pengalaman bersantap mereka di media sosial, sehingga menjadikan Warung Babi guling Bu Made Jimbaran ini semakin ramai dikunjungi. Kenikmatan menu masakan Warung Babi Guling Bu Made Jimbaran ditambah bentuk penyajian menu “kriuk raja” yang unik, ternyata menembus pangsa pasar luar daerah. Banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang sengaja datang ke warung makan ini untuk mencicipi menu yang viral di media sosial tersebut. Tak sedikit pula yang sudah jatuh hati dengan masakan warung babi guling ini ingin membawa panganan ini untuk pulang ke daerahnya.
Melihat antusiasme para penggemar babi guling di luar daerah, Made Sukanaya kemudian kembali memunculkan inovasi babi guling frozen alias dikemas dalam bentuk makanan beku. Masakan babi guling yang sudah matang diolah kemudian dikemas dalam plastik kedap udara kemudian dibekukan. Makanan ini dapat disimpan dalam lemari pendingin untuk dikonsumsi kemudian hari atau pun dibawa dalam pengiriman ke luar kota atau pulau. Ternyata respons yang didapat Made Sukanaya dari produk inovatif ini menggembirakan ditandai dengan semakin banyak pesanan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia.
Di balik cerita kesuksesan Made Sukanaya sebagai pengusaha kuliner lokal yang sukses memperkenalkan masakan khas Bali hingga keluar daerah, ada pula kisah inspiratif lain dari sosok ini yaitu kebiasaan berbagi dan mengasihi antar sesama. Made Sukanaya senantiasa berpegang pada prinsip berbagai kepada mereka yang membutuhkan sebagai bentuk implementasi dari ajaran Tri Hita Karana. Menurutnya, antara materi, sosial dan spiritual hendaknya seimbang agar dapat memaknai perjalanan hidup dengan sebaik-baiknya.